Piala Dunia 2018

Dendam 20 Tahun Kroasia yang Tak Kunjung Terbalaskan pada Prancis

Kroasia harus menunda impian mereka untuk merebut trofi Piala Dunia. Negara pecahan Yugoslavia ini harus menyerah di laga final Piala Dunia 2018, lagi-lagi di tangan tim yang menghentikan langkah mereka di Piala Dunia 20 tahun lalu, yaitu Prancis.

Meski tampil atraktif, Luka Modric dan kawan-kawan terlihat kalah taktik dan keberuntungan dari Prancis. Satu gol bunuh diri, satu gol dari titik penalti, serta dua gol hasil usaha brilian dari Paul Pogba dan Kylian Mbappe menegaskan bahwa final di stadion Luzhniki, Moskow, bukanlah milik Kroasia.

Meski mampu mencuri dua gol dari aksi hebat Ivan Perisic dan Mario Mandzukic yang memanfaatkan kesalahan kiper Hugo Lloris, Vatreni harus mengaku kalah dengan skor 2-4.

Finis sebagai juara dua memang bukan hasil buruk bagi tim non-unggulan seperti Kroasia. Namun, rasa gundah sepertinya tetap menghampiri tim asuhan Zlatko Dalic ini. Dua puluh tahun lalu, negara yang sama juga menyudahi mimpi mereka di semifinal.

Saat itu, 8 Juli 1998, Kroasia menantang tuan rumah Prancis di Stade de France. Vatreni melangkah ke semifinal dengan kepercayaan diri sangat tinggi. Sebagai debutan, di perempat final mereka menghantam juara Piala Eropa 1996, Jerman, dengan skor 3-0. Optimisme membubung tinggi ketika mereka mencetak gol pertama di laga itu melalui Davor Suker, striker yang akhirnya menjadi pencetak gol terbanyak.

Namun, Piala Dunia memang tempat munculnya cerita-cerita menakjubkan. Bek Prancis, Lilian Thuram, mencetak dua gol yang membalikkan kedudukan. Pemain yang hanya mencetak dua gol untuk timnas sepanjang karier profesionalnya ini tampil mengejutkan di saat barisan penyerang Les Bleus kesulitan membongkar pertahanan Kroasia.

Thuram memborong dua gol untuk membalikkan ketertinggalan 0-1. Les Bleus pun menang 2-1 dan melaju ke final. Kelanjutan ceritanya mungkin sudah familiar bagi kita, Prancis sukses mengalahkan Brasil 3-0 di final untuk merebut Piala Dunia perdana mereka.

Kroasia saat itu menutup perjalanan mereka degan merebut peringkat tiga. Namun, setelah kejutan di Prancis 1998, mereka seolah tenggelam. Selama dua puluh tahun, mereka tak pernah lagi melangkah ke semifinal turnamen bergengsi apa pun. Sejarah baru akhirnya ditorehkan Modric dan kawan-kawan di Rusia 2018 ini.

Namun, apa daya, takdir seolah menuliskan bahwa Kroasia kembali harus bersua Prancis di final. Hanya ada satu nama yang terlibat di duel kedua negara pada tahun 1998 lalu, yaitu Didier Deschamps. Gelandang Prancis di tahun 1998 itu kini menjadi pelatih kepala tim Les Bleus di tahun 2018. Ternyata, Deschamps masih menjadi momok bagi Kroasia.

Pasukan Dalic sudah berusaha memberikan yang terbaik. Mereka sukses melewati tiga babak tambahan waktu untuk mencapai laga puncak. Namun, Prancis tampil lebih baik di laga final dan berhak merengkuh trofi kedua mereka sepanjang masa.

Pasukan Kroasia berhak pulang ke kampung halaman mereka dengan bangga. Mereka membalikkan prediksi banyak orang. Namun, mereka harus menunggu lebih lama lagi untuk membalas dendam kepada Prancis, dan meraih trofi Piala Dunia suatu saat nanti.