Piala Dunia 2018

Final Piala Dunia 2018, Prancis vs Kroasia: Vive La France! Setelah 20 Tahun, Les Bleus Kembali Jadi Juara Dunia

Tidak perlu babak perpanjangan waktu untuk Prancis memastikan gelar juara dunia kedua mereka sepanjang sejarah. Dengan segala kualitas pemain di atas Kroasia, Prancis unggul 4 gol berbalas dua gol dari sang lawan.

Jelang laga final Prancis dikenal dengan permainan bertahan disertai dengan serangan efektif, sekedar untuk bayangan, dari enam gol yang tercipta di kemenangan melawan Argentina dan Uruguay semuanya tercipta hanya dari enam tendangan tepat ke gawang lawan. Sedangkan di semifinal melawan Belgia, mereka hanya menciptakan satu gol saja dari gol Samuel Umtiti lewat sepak pojok.

Fakta tersebut terbukti di pertandingan kali ini, empat gol mereka hanya tercipta dari lima tembakan ke gawang Danijel Subasic. Di menit ke 18, tendangan bebas Antoine Griezmann sukses menyebabkan salah antisipasi dari Mario Mandzukic yang menjadi penyebab awal gol bunuh diri.

Sedangkan Kroasia yang mengambil alih serangan sejak babak pertama dimulai sedikit kesulitan untuk menembus pertahanan ketat Prancis. Walaupun begitu, 10 menit setelah kebobolan, mereka mampu menyamakan kedudulan lewat tendangan kaki kiri Ivan Perisic, yang diawali strategi set piece cerdas, yang sepertinya sudah dilakukan berkali-kali saat latihan.

Kesialan sepertinya menimpa anak asuh Zlatko Dalic di laga ini. Di menit ke 38, berawal dari sepak pojok Griezmann, Perisic tertangkap oleh VAR handball di kotak penalti. Kesempatan yang tidak disia-siakan oleh Griezmann yang juga jadi algojo untuk membawa Prancis unggul di babak pertama 2-1.

Di babak kedua, permainan sangat terbuka Kroasia sangat dimanfaatkan Prancis untuk menghukum mereka dengan serangan balik.

Pemain Manchester United, Paul Pogba, menambah keunggulan Prancis di menit 59 dan menjadi pemain pertama dari Liga Primer Inggris yang menciptakan gol di final Piala Dunia, sejak Emmanuel Petit di edisi 1998.

Enam menit kemudian, Kylian Mbappe sanggup mencatat sejarah sebagai pemain termuda kedua (19 Tahun) yang mencatatkan nama di papan skor, setelah Pele (17 Tahun) di tahan 1958. Dua gol ini membuat permainan Prancis terlihat nyaman di menit sisa menit akhir.

Gol kedua Vatreni dari Mandzukic yang memanfaatkan blunder Hugo Lloris di menit 69 pun tak berarti apapun bagi Kroasia. Namun setidaknya pemain Juventus tersebut, menjadi pemain kelima yang mampu menciptakan gol di final kompetisi Eropa (Liga atau Piala Champions) dan final Piala Dunia setelah after Ferenc Puskas, Zoltan Czibor, Gerd Muller, dan Zinedine Zidane.

Gelar juara kedua bagi Prancis ini mengobati kegagalan mereka di edisi 2006 saat kalah dari Portugal, serta dua tahun lalu ketika takluk dari Portugal di partai puncak Piala Eropa 2016.

Bisa disimpulkan, Kroasia memainkan sepak bola lebih nyaman ditonton, tapi Prancis bermain sangat efektif dan sedikit lebih cerdas dalam memanfaatkan peluang.

 

Deschamps berhasil mematahkan semua keraguan

Pembuktian Didier Deschamps: Semua Butuh Proses

Satu sosok yang berjasa dalam menjuarai Piala Dunia 2018 adalah pelatih mereka, Didier Deschamps. Sempat diisukan akan diganti jika gagal menjuarai turnamen kali ini, pelatih 49 tahun tersebut mampu menjawab semua kritik yang ditujukan kepadanya dalam 4 tahun terakhir.

Saat 2014, Deschamps gagal membawa Prancis melaju ke semifinal setelah takluk dari Jerman di babak 8 besar. Dua tahun lalu saat Euro 2016 digelar di Prancis, mantan pelatih Marseille tersebut juga gagal di partai puncak setelah kandas dari Portugal. Kekalahan yang membuat posisinya terancam, namun federasi masih memercayainya untuk memegang tim di Piala Dunia kali ini.

Di tahun 2018 ini, Deschamps menjawab semua penantian federasi dan fans Prancis terhadap haus akan gelar juara. Terlebih materi pemain mereka sedang diisi generasi emasi alias para pemain bintang nan berbakat. Walaupun permainan mereka banyak dikritik karena mengandalkan permainan serangan balik, namun pada akhirnya sepak bola berbicara tim mana yang menciptakan banyak gol, bukan tim mana yang banyak menguasai bola.

Sekali lagi, felicitations, La France!