Piala Dunia 2018

(Timnas) Rusia yang Melebihi Ekspektasi

Meski berstatus sebagai tuan rumah, tidak sedikit publik yang mengira Rusia akan tersingkir dengan cepat. Tapi nyatanya, tim Beruang Merah berhasil menembus hingga babak perempat final sebelum kalah dalam adu penalti dari Kroasia. Sebuah pencapaian yang melebihi ekspektasi.

Sejak era runtuhnya Uni Soviet, Rusia telah mengikuti empat Piala Dunia pada tahun 1994, 2002, 2014 dan 2018. Piala Dunia 2018 ini merupakan pencapaian terbaik mereka sepanjang sejarah karena sebelumnya selalu tersingkir di babak penyisihan grup. Prestasi tim Sbornaya masih lebih baik di ajang Piala Eropa, di mana pada tahun 2008, Andrei Arshavin dan kolega melaju hingga babak semifinal.

Prestasi yang kurang menggembirakan di turnamen besar inilah yang membuat Rusia diragukan. Ditambah lagi, mereka jeblok di Piala Eropa 2016 dan Piala Konfederasi 2017, dua turnamen besar terakhir yang mereka ikuti sebelum Piala Dunia 2018. Pada ajang uji tanding, mereka juga gagal meraih kemenangan dalam tujuh laga.Berbicara skuat, Rusia kini tidak memiliki figur bintang yang bermain di liga top Eropa seperti Aleksandr Mostovoi, Valery Karpin, Viktor Onopko atau Andrey Arshavin.

Akan tetapi, segala keraguan ini berubah menjadi kebanggaan. Telepon genggam pelatih Stanislav Cherchesov berbunyi di ruang ganti Rusia setelah pertandingan melawan Kroasia. Pelatih berkepala plontos dan berkumis tebal ini sadar betul bahwa panggilan ini harus ia jawab.

‘Presiden Vladimir Putin’ adalah nama yang terpampang di layar ponsel pintarnya. Ia sadar harus segera menjawab telepon itu sebelum nada deringnya berbunyi lebih dari tiga kali jika tidak ingin membuat sang penelpon tidak senang.

Ternyata, tidak ada amarah atau ucapan sinis dari orang nomor satu Rusia ini. Putin justru memberikan selamat dan mengapresiasi performa heroik dari tim nasional Rusia. Perdana Menteri Dmitry Medvedev juga mengunjungi ruang ganti saat itu, namun Cherchesov tidak memiliki waktu untuk berbincang dengannya karena harus menjawab panggilan telepon dari Putin. Anda bisa bayangkan betapa formalnya suasana saat itu.

Rusia hanya berjarak satu tepisan penalti dari Igor Akinfeev terhadap sepakan Luka Modric. Andai tepisan tersebut berhasil menghalau bola keluar, alih-alih membentur tiang lalu masuk ke gawang, mungkin Ivan Rakitic tidak akan tenang dalam mengambil eksekusi terakhir.

Andai Roman Zobnin berani mengambil eksekusi penalti, andai Fedor Smolov dan Mario Fernandes menendang dengan lebih baik, andai begini, andai begitu. Pengandaian memang hanya tinggal pengandaian.

Ingatlah bahwa Rusia telah berhasil mengatasi berbagai situasi tidak menguntungkan, di balik segala penyesalan dan sedu-sedan tadi.

Baca juga: Heroisme Rusia yang Patut Dikenang

Ada beberapa pemain lain yang membuktikan diri dalam Piala Dunia kali ini. Panggung megah bukan hanya tersedia bagi Akinfeev, Alan Dzagoev atau Aleksandr Golovin saja, tetapi juga untuk nama-nama semisal Artem Dzyuba, trio gelandang Gazinsky-Kuziaev-Zobnin, bek Mario Fernandes dan Ilya Kutepov.

Bahkan Sergei Ignashevich, Aleksandr Samedov dan Yuri Zhirkov yang sudah senior pun memberikan kesan yang amat positif. Jika memang terpaksa harus membuat daftar pemain flop Rusia, mungkin hanya Fedor Smolov dan Igor Smolnikov yang patut dimasukkan, juga saudara kembar Alexei-Anton Miranchuk yang kurang mendapatkan kesempatan.

Cherchesov berhasil menemukan formula yang pas untuk meramu skuat yang dianggap tidak memiliki kualitas tinggi ini. Rusia tidak hanya mampu bermain menekan, menghibur dan mencetak banyak gol dengan formasi empat pemain belakang ketika menghadapi lawan yang lebih lemah. Tetapi mereka juga mampu bermain disiplin dan bertahan dengan kuat dengan formasi lima pemain belakang, ketika menghadapi lawan yang lebih kuat seperti Spanyol. Mereka juga menunjukkan semangat juang yang begitu tinggi ketika menolak untuk menyerah dalam pertandingan melawan Kroasia.

Di luar itu semua, tim nasional Rusia telah meraih pencapaian terbaik. Kiprah mereka telah merebut hati publik mereka sendiri yang sebelumnya sering dikecewakan. Inilah yang telah lama hilang dari tim nasional Sbornaya, dan akan menjadi modal berharga mereka untuk mengikuti turnamen-turnamen berikutnya.

 

kesiapan tim nasional Rusia

Rusia Sebagai Tuan Rumah

Tidak hanya diragukan memiliki kesebelasan yang tangguh, kredibilitas Rusia sebagai tuan rumah juga diragukan. Dari penunjukan sebagai tuan rumah yang menyisakan kontroversi, kesiapan Rusia juga sempat disorot. Faktor xenophobia, rasisme, dan kekerasan penonton menjadi rapor merah.

Danny Rose, bek kiri Inggris sempat melarang keluarganya untuk mendukung langsung ke Rusia. Deputi Perdana Menteri Australia Michael McCormack juga mengatakan kepada publik sepak bolanya untuk berpikir ulang jika ingin mendukung The Socceroos langsung ke Rusia. Lebih jauh, pemerintah Australia juga memperingatkan warganya tentang potensi sentimen anti-Barat di negeri terluas di dunia itu.

Tetapi pada kenyataannya, hingga babak semifinal, turnamen Piala Dunia 2018 ini sudah berlangsung sukses dan aman. Stadion hampir selalu terisi penuh penonton, dan banyak sekali wanita cantik berada di antara mereka. Atmosfer riuh di stadion menawarkan sensasi yang membuat penonton layar kaca iri dan ingin berada langsung di sana.

Para penonton yang juga menyambi sebagai turis pelancong juga melihat dan merasakan sendiri indahnya kota-kota di Rusia. Negara ini tidak sekadar memiliki Kremlin atau Lapangan Merah di kota Moskow, tetapi juga menyajikan keindahan di kota St. Petersburg dan Sochi, kekayaan sejarah di kota Samara, juga menyajikan kisah-kisah tak terlupakan bagi para tim unggulan di kota Kazan.

Memang tidak ada yang sempurna. Babak empat besar yang diisi oleh seluruh wakil dari Eropa menjadikan Piala Dunia kali ini memiliki rasa Piala Eropa yang kuat. Tetapi, hal ini tidak mengurangi rasa hormat kepada tim-tim benua lain yang telah berjuang sekuat tenaga untuk bertahan di Rusia.

Perjuangan Brasil, Argentina, Uruguay, Meksiko dan Jepang pada fase gugur patut diapresiasi. Bahkan tim-tim seperti Iran, Maroko, Nigeria, Korea Selatan, Tunisia, dan Panama yang tersingkir di penyisihan grup juga menyajikan performa heroik yang penuh kebanggaan.

Sekali lagi, selamat kepada Rusia! Sebagai tim peserta Piala Dunia, dan sebagai tuan rumah.