Piala Dunia 2018

Igor Akinfeev yang Membuktikan Dirinya Lebih dari Sekadar Legenda Football Manager

Igor Akinfeev menjadi pahlawan Rusia melaju ke babak perempat-final Piala Dunia. Kiper yang bermain untuk klub CSKA Moskow ini sukses menggagalkan dua penendang penalti Spanyol untuk memastikan kemenangan timnya. Ia pun membuktikan bahwa dirinya lebih dari sekadar legenda di video game Football Manager.

Jika Anda sempat menikmati game Football Manager 2005 hingga 2007, nama Akinfeev pasti tak lepas dari daftar buruan Anda di permainan simulasi tersebut. Kiper kelahiran 8 April 1986 ini tampil sebagai wonderkid dan menjadi jaminan mutu untuk berkembang menjadi nama kelas dunia di dunia virtual tersebut.

Di kehidupan nyata, talenta cerah sang pemain memang benar adanya. Ia memulai karier profesionalnya di usia 16 tahun bersama CSKA Moskow. Laga debutnya menjadi mimpi indah, ia menyelamatkan sebuah penalti lawan dan menjaga clean sheet untuk membantu timnya menang melawan Krylia Sovetov Samara.

Akinfeev muda sudah memenangkan treble untuk CSKA sebelum usianya 20 tahun. Gelar terbaik yang dipersembahkannya bagi klub tersebut adalah trofi Piala UEFA (sekarang Liga Europa) 2004/2005. Di final, CSKA secara heroik menundukkan pemilik stadion penyelenggara final, Sporting Lisbon, dengan skor 3-1. Ini merupakan prestasi luar biasa bagi Akinfeev yang saat itu baru berusia 19 tahun.

Maka, cukup wajar jika banyak yang berpikir pria bertinggi badan 185 sentimeter ini akan menempuh karier profesionalnya yang cemerlang di klub-klub terbaik di dunia. Namun, kepindahannya tak pernah terjadi. Sekarang, pada usia 32 tahun, Akinfeev masih bermain di CSKA. Lantas, publik bertanya-tanya, mengapa ia tak pernah meninggalkan Rusia untuk bergabung dengan klub besar di liga yang lebih kompetitif?

“[Francesco] Totti bisa saja pindah ke Real Madrid, tetapi dia memilih untuk bertahan di klub masa kecilnya sendiri,” kata legenda tim nasional Rusia, Alexei Smertin kepada Goal. “Saya yakin, Igor [Akinfeev] juga mendapat banyak tawaran dari klub-klub papan atas, tapi, keputusannya ingin tetap tinggal dan itu harus dihormati. ”

Akinfeev pernah terkena cedera ligamen parah pada musim 2006/2007 dan 2011/2012. Kendala fisik ini tentu saja memiliki dampak besar pada perkembangan kariernya. Di samping itu, satu kesalahan besar di panggung internasional membuatnya sampai sekarang dipandang sebelah mata. Ia melakukan blunder di laga Rusia melawan Korea Selatan di Piala Dunia 2014. Kesalahannya itu menjadi salah satu penyebab Rusia harus tersingkir di babak penyisihan grup.

Kini, di Piala Dunia 2018 yang berlangsung di kampung halamannya, Rusia, Akinfeev bukan hanya kembali menjadi tulang punggung tim Sbornaya. Selain menjadi kiper utama dan kapten tim, ia juga menjadi salah satu pemain yang paling banyak tampil di berbagai publikasi ajang empat tahunan ini. Bisa dibilang, wajah skuat Rusia di Piala Dunia 2018 ini adalah wajah Akinfeev!

Setelah mengoleksi enam gelar juara Liga Primer Rusia, enam Piala Rusia, enam Piala Super Rusia, dan satu Piala UEFA untuk CSKA, sudah saatnya memang bagi Akinfeev untuk menjadi pahlawan negaranya. Momen penting itu pun tiba di laga 16 besar melawan Spanyol. selain melakukan delapan penyelamatan, ia menggagalkan eksekusi Jorge ‘Koke’ Resurreccion dan Iago Aspas di babak adu penalti.

Kini, publik Rusia berharap banyak Akinfeev akan menyamai pencapaian heroik kiper legendaris mereka, Lev Yashin, yang mampu membawa Uni Soviet ke Piala Dunia 1966.