Cerita

Menimang Kelayakan Thierry Henry Menjadi Manajer Arsenal

Kisah romantis Pep Guardiola bersama Barcelona di tahun 2009 lalu tampak menginspirasi banyak klub. Berbagai klub berbondong-bondong mengangkat mantan pemain bintangnya yang telah pensiun menjadi manajer. Kebanyakan dari manajer tersebut masih muda dan baru memanajeri tim junior, namun karena adanya kedekatan serta reputasi sebagai legenda, mereka diangkat sebagai manajer tim senior. Yang terbaru tentu saja Gennaro Gattuso bersama AC Milan dan Zinedine Zidane bersama Real Madrid, yang keduanya juga terbukti sukses sejauh ini.

Arsenal menjadi klub berikutnya yang memiliki kemungkinan untuk mengikuti tren ini. Ya, pemain legendaris mereka, Thierry Henry, menjadi salah satu kandidat utama suksesor Arsene Wenger di kursi manajer The Gunners nantinya.

Hubungan antara Arsenal dan Henry memang luar biasa erat. Wajar saja, mantan penyerang timnas Prancis itu kini tercatat sebagai top skor sepanjang masa Arsenal, dan disebut-sebut sebagai pemain terbaik yang pernah bermain bagi klub asal London Utara tersebut. Begitu dicintainya Henry oleh publik Arsenal, ia sampai dibuatkan patung di Stadion Emirates.

Henry sendiri mengaku bahwa adalah mimpinya untuk menjadi manajer Arsenal. Namun saat ini, hal tersebut masih sekedar mimpi baginya karena ia masih terikat kontrak dengan pekerjaannya saat ini, dan mentor terbaiknya, Wenger, masih berada di kursi manajer.

“Saat ini saya sudah hampir menyelesaikan kursus kepelatihan saya. Tentu saja saya tertarik menjadi manajer Arsenal, siapa yang tidak mau?” ujar Henry saat berbicara di Sky Sport.

“Saya adalah pendukung Arsenal, namun bukan berarti saya pasti akan menjadi manajer mereka. Saya tak tahu apa yang sedang terjadi, namun saya tentu memiliki respek yang besar terhadap Wenger dan apa yang sudah ia lakukan di Arsenal.”

“Saya paham bahwa menjadi manajer tidak mudah, karena saya kini mempelajari hal tersebut. Saat ini, saya masih terdaftar sebagai staf pelatih di timnas Belgia, dan kami akan menghadapi hal yang berat di tahun ini. Namun sekali lagi, siapa yang tak tertarik menjadi manajer Arsenal?”

Merekrut Henry sebagai pengganti Wenger tentunya akan menjadi kisah romantis bagi Arsenal. Namun, apakah Sang Raja sudah layak untuk menjadi manajer Arsenal saat ini?

Pengalaman tentunya menjadi poin utama yang paling melemahkan kans Henry. Sejauh ini, pengalaman melatihnya hanya terbatas sebagai staf dari timnas Belgia asuhan Roberto Martinez. Ia sama sekali belum pernah menjadi pelatih kepala atau manajer dari satu tim, bahkan di tim junior, seperti layaknya Guardiola, Zidane, atau Gattuso.

Pengalaman tentunya memegang peranan penting di dunia manajerial, terlebih ketika menangani klub besar yang penuh dengan sejarah seperti Arsenal. Rekam jejak Henry sejauh ini tentu belum cukup untuk posisi seperti itu.

Wenger, meskipun dalam beberapa tahun belakangan tampak lupa tentang semua racikan taktiknya dulu, tetaplah seorang manajer yang penuh karisma. Reputasinya begitu mentereng, terlebih ia bisa bertahan lebih dari dua puluh tahun di klub yang tergolong sukses. Karena karisma dan reputasinya, pemain-pemain terbaik mau bermain di bawah arahannya.

Mesut Özil terang-terangan mengaku bahwa keputusannya untuk pindah ke Arsenal hanya karena Wenger, dan Pierre-Emerick Aubameyang memilih hijrah ke klub London yang berkubang di Liga Europa, yang tentunya dipersuasi oleh Wenger.

Apakah Henry mempunyai kemampuan untuk menarik pemain-pemain kelas dunia seperti Wenger? Tentu saja masih perlu pembuktian. Reputasi dan karisma berjalan beriringan dengan pengalaman. Apabila pengalaman Henry begitu minim, bagaimana bisa ia memiliki reputasi yang mentereng?

Legenda Arsenal lainnya, Ian Wright, menyebut mengangkat Henry menjadi manajer akan menjadi keputusan yang buruk bagi Arsenal.

“Henry adalah raja bagi Arsenal. Namun, datang sebagai staf pelatih Belgia ke Arsenal dengan iklim klub yang seperti ini akan menjadi beban yang berlebihan baginya,” ucap Wright dikutip dari Metro.

“Pendukung Arsenal saat ini begitu pemarah. Saya tak ingin hal seperti ini menimpa Henry. Ia juga belum pernah menjadi manajer sebelumnya, jadi saya tak paham kemampuannya.”

Apa yang dikatakan Wright tentunya masuk akal. Situasi di Arsenal saat ini terlampau panas bagi seseorang yang masih hijau seperti Henry. Gooner saat ini tentunya mengekspektasikan hal yang instan dari pengganti Wenger nantinya, walaupun sebenarnya yang dibutuhkan adalah membuat stabil skuat.

Namun, bukan berarti di masa depan Henry tak bisa menjadi manajer Arsenal. Sejauh ini, ia berhasil membuktikan bahwa ia memiliki pemahaman yang luar biasa akan taktik sepak bola. Ia termasuk dalam pundit yang berkualitas, dan ia mampu menunjukkan progres yang baik kala menjalani kursus kepelatihannya. Ia juga belajar langsung dari manajer seperti Roberto Martinez.

Lalu, apakah Henry layak untuk menjadi manajer Arsenal? Jawabannya adalah belum, bukan tidak. Jika Wenger pensiun atau mundur, atau bahkan dipecat nanti, akan lebih bijak rasanya apabila Ivan Gazidis menunjuk orang yang lebih berpengalaman dari Henry. Setelah situasi lebih stabil dan Henry mengecap lebih banyak asam garam, barulah kita boleh berharap kisah romantis akan terjadi di Stadion Emirates.

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket