Eropa Spanyol

Kembalinya Paco Jemez, Pelatih ‘Gila’ yang Digemari di La Liga

Para penggila sepak bola Spanyol bersorak gembira. Salah satu pelatih pemuja gaya bermain ultra-ofensif kini kembali menangani klub di La Liga. Ia adalah Francisco ‘Paco’ Jemez. Pelatih berkepala plontos ini akan menangani Las Palmas di putaran kedua La liga 2017/2018.

Jika Anda hanya akrab dengan Real Madrid dan Barcelona, nama pelatih berusia 47 tahun ini pasti terdengar asing. Namun, jika Anda juga mengikuti perkembangan klub-klub kecil di Spanyol, Jemez adalah pujaan para pencinta sepak bola indah. Ia adalah versi kurang terkenal dari Jürgen Klopp, sesama penganut sepak bola menyerang yang terkesan tak mempedulikan skema bertahan yang baik.

Nama Jemez menghebohkan sepak bola Spanyol selama melatih klub aliran kiri kota Madrid, Rayo Vallecano, pada periode 2012 hingga 2016. Meski menangani salah satu klub termiskin di kasta tertinggi kompetisi Eropa, pria kelahiran Las Palmas ini mampu membuat Rayo bermain elegan seperti klub-klub kaya Eropa lainnya.

Selama empat musim menangani Los Vallecanos, Jemez menyuntikkan permainan indah dengan skema menyerang ‘tiki-taka’ ala Barcelona atau Bayern München arahan Pep Guardiola ketika itu. para pengamat sering dibuat heran karena secara statistik, nama Rayo sering muncul sebagai salah satu klub dengan persentase penguasaan bola tertinggi di Eropa, sejajar dengan Barcelona, Bayern, dan Paris Saint-Germain. Mereka juga sempat mengungguli Barcelona dalam penguasaan bola ketika kedua kubu berhadapan pada musim 2015/2016, meski harus takluk dengan skor 1-5.

Di situ kemudian kegilaan Jemez yang memperkuat reputasinya sebagai pelatih ultra-ofensif. Ia pernah berkata, “Saya lebih senang tim saya kalah telak tapi bermain menyerang daripada menang tipis tapi bertahan total.”

Prinsip yang cenderung naif ini terlihat ketika Rayo dibantai Real Madrid dengan skor cukup spektakuler, 2-10. Pada pertandingan yang berlangsung pada musim 2015/2016 itu, Rayo sempat unggul 2-1 di Santiago Bernabeu. Sayang, keputusan kontroversial wasit berbuah dua kartu merah bagi pemainnya. Namun, Jemez sama sekali tak menginstruksikan timnya untuk bertahan, yang akhirnya membuat mereka diberondong sepuluh gol. Bahkan dalam posisi tertinggal 2-9 di babak kedua, Rayo masih bermain terbuka dan mengejar gol tambahan.

Terdegradasinya Rayo pada akhir musim 2015/2016 membuatnya pindah ke Granada. Tak sampai setengah musim, Jemez dipecat dan akhirnya mengasingkan diri ke Liga Meksiko untuk menangani Cruz Azul. Kini, ia dipercaya menangani klub kota kelahirannya setelah Las Palmas lebih dulu memecat dua pelatih, Manolo Marquez dan Pako Ayestaran.

Tak cukup seminggu menjabat, ketegasan Jemez sudah terlihat. Ia menginstruksikan manajemen klub untuk mencoret Loic Remy. Padahal, pemain Prancis berusia 30 tahun itu tampil lumayan sebagai pengganti Kevin Prince Boateng dengan koleksi lima gol sejauh ini.

Jemez dikabarkan tak senang dengan kurangnya keseriusan Remy dalam sesi latihan. Sebagai gantinya, sang pelatih baru ini ingin mendatangkan mantan cantera Real Madrid, Jese Rodriguez. Pemain yang sedang dipinjamkan Paris Saint-Germain ke Stoke City ini diharapkan bisa membantunya mengeluarkan Las Palmas dari zona degradasi.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.