Eropa Spanyol

Kaleidoskop La Liga Tahun 2017: Warna-warni Sepak Bola Spanyol yang Menggairahkan

Tahun 2017 cukup menyenangkan bagi para penggemar La Liga. Rivalitas Real Madrid dan Barcelona sekaligus Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi tetap panas seperti biasa. Beberapa klub lain juga menggoreskan catatan spesial mereka masing-masing.

Berikut ini beberapa hal menarik dari La Liga di sepanjang tahun 2017:

 

Real Madrid terjepit

Real Madrid masih hangover setelah gelar ganda

Musim 2016/2017 lagi-lagi berakhir sebagai sukses besar bagi Real Madrid. Masih di bawah arahan Zinedine Zidane, Los Blancos kali ini memenuhi impian para Madridista di seluruh dunia, yaitu meraih gelar ganda La Liga Spanyol dan Liga Champions.

Cristiano Ronaldo dan Luka Modric adalah dua inspirator utama kesuksesan klub ibu kota Spanyol ini. Cara Zidane memaksimalkan Ronaldo yang sudah melewati kepala tiga pun patut diacungi jempol. Ia tak ragu-ragu mengistirahatkan peraih Piala Eropa 2016 tersebut, agar sang bintang Portugal tampil segar dan ganas di laga-laga penting, seperti pada final Liga Champions 2017 melawan Juventus.

Anehnya, magis Zidane seolah hilang memasuki musim 2017/2018. Tiga kekalahan telah mereka derita padahal liga belum memasuki setengah jalan. Tumbang dengan skor 0-3 dari Barcelona pada laga El Clasico adalah gong pengingat supaya Real Madrid tak terlena dengan kesuksesan musim lalu. Mereka akan memulai tahun 2018 dengan posisi tertinggal 14 poin dari Barcelona.

 

Revolusi penuh kesabaran Barcelona

Sulit menjelaskan fenomena yang terjadi di Barcelona saat ini. Mengakhiri La Liga 2016/2017 dengan penuh kritik akibat gagal mempertahankan gelar La Liga, pelatih Ernesto Valverde pun didatangkan untuk menggantikan Luis Enrique yang mengundurkan diri. Belum juga musim 2017/2018 dimulai, posisi Valverde sudah digoyang akibat kekalahan memalukan dengan agregat 2-5 dari Real Madrid di Piala Super Spanyol.

Namun, Valverde belajar dari pengalaman. Mantan arsitek Athletic Bilbao ini dengan sabar menghadapi semua cacian sekaligus membenahi transisi permainan Blaugrana dari bertahan ke menyerang. Hasilnya fantastis, Lionel Messi dan kawan-kawan belum terkalahkan di semua kompetisi hingga tahun 2017 berakhir.

 

Atletico naik ke peringkat tiga klasemen

Atletico Madrid yang jenuh

“Atletico yang sekarang sudah tidak menggigit,” begitu komentar pedas seorang jurnalis selepas hasil imbang Atletico Madrid melawan tim antah-berantah Qarabag di penyisihan Liga Champions Eropa 2017/2018. Hasil pun berbicara, Los Colchoneros yang empat tahun terakhir selalu menjadi semifinalis Liga Champions harus turun kasta ke Liga Europa. Di La Liga, Atletico memang masih bertahan di posisi dua hingga tahun 2017 berakhir. Namun, masalah besar sudah terpampang jelas setiap kali mereka bertanding.

Tak ada lagi counter-attack berbahaya yang begitu ditakuti Barcelona dan Real Madrid dalam empat musim terakhir. Sejak pindah kandang ke Stadion Wanda Metropolitano, Atletico sekarang tampil loyo dan susah mencetak gol. Lini belakang mereka tetap solid, tapi performa lini depan sangat memprihatinkan. Hanya Angel Correa yang terlihat masih menikmati setiap laga. Lainnya, dari Antoine Griezmann, Yannick Carrasco, apalagi Fernando Torres, sudah terlihat kehilangan gairah.

 

Valencia berhasil bertengger di peringkat dua

Valencia dan Sevilla bertukar nasib

Sevilla adalah salah satu hiburan terbaik di La Liga 2016/2017. Pelatih Jorge Sampaoli mengangkat derajat Los Nervionenses dengan permainan menyerang yang atraktif. Meski mengalami penurunan drastis di putaran kedua liga, Sampaoli meletakkan fondasi tim yang ofensif sebelum meninggalkan Sevilla untuk menangani tim nasional Argentina. Sayang, ciri khas itu hilang di tangan pelatih pengganti, Eduardo Berizzo. Sevilla memang menutup tahun 2017 di posisi lima besar, tapi performa lini belakang dan depan mereka memprihatinkan. Tak sampai enam bulan, Berizzo pun dipecat dan digantikan Vincenzo Montella.

Predikat sebagai tim paling atraktif pada musim 2017/2018 ini diambil alih oleh Valencia. Klub yang lama tertidur akibat kesalahan manajemen ini berhasil dibangkitkan oleh pelatih Marcelino Garcia Toral. Tak hanya membangkitkan potensi pemain-pemain yang musim lalu dianggap gagal seperti Rodrigo Moreno dan Simone Zaza, Marcelino menumbuhkan mental bertanding kuat yang terlihat ketika Los Che menahan imbang Real Madrid dan Barcelona. Posisi tiga klasemen menjadi hadiah akhir tahun yang manis bagi para Valencianistas.

 

Girona patut berbangga atas kemenangan bersejarah

Torehan hebat para liliput: Eibar, Alaves, dan Girona

Meskipun didominasi oleh duo raksasa Barcelona dan Real Madrid, selalu ada ruang bagi klub-klub kecil untuk bersinar di La Liga. Dalam hal ini, tiga primadona pada tahun 2017 adalah Eibar, Alaves, dan Girona.

Eibar dan Alaves menepis prediksi di awal musim 2016/2017 bahwa mereka adalah calon kuat untuk terdegradasi dengan finis di posisi 9 dan 10. Alaves bahkan sukses mencapai partai puncak Copa del Rey 2016/2017 sebelum ditaklukkan Barcelona di final. Musim 2017/2018 pun masih bersahabat bagi Eibar, yang mengakhiri tahun 2017 dengan duduk di posisi tujuh.

Jangan lupakan Girona dengan segala romantismenya sebagai klub debutan di kasta tertinggi kompetisi Spanyol. Klub terkecil kedua di La Liga setelah Eibar ini masih sanggup bersaing di papan tengah hingga akhir tahun 2017. Pencapaian terbaik mereka pada tahun ini pun tak akan dilupakan pendukung mereka untuk selamanya, yaitu menghajar salah satu kandidat juara, Real Madrid, dengan skor 2-1.

Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.