Eropa Inggris

Dinasti Pep Guardiola di Bawah Bendera Manchester Biru

Akurasi dan keberanian berinvestasi, dipadukan dengan pelatih yang cerdas, merupakan modal penting sebuah klub untuk berprestasi. Investasi bisa menjadi kerja yang panjang, dengan buah manis apabila dirawat dengan baik. Dan manisnya buah intestasi itulah yang membuat manajemen Manchester City akan mengikat Pep Guardiola dengan kontrak jangka panjang.

Musim kedua bersama Manchester City, Guardiola mulai memberi bukti. Memang, hingga pertengahan Desember ini, skuat Manchester Biru belum memenangi apa pun. Namun, dari sajian di atas lapangan, banyak yang memandang, hujan gelar untuk City hanya tinggal menunggu waktu belaka.

Liga Primer Inggris sudah menggelar 18 pertandingan. City sendiri membuat catatan yang begitu manis musim ini. The Citizens memecahkan rekor sebagai tim yang selalu menang di 16 pertandingan. Sebelumnya City berhasil memecahkan rekor yang sama, yang dipegang Arsenal dengan catatan 14 pertandingan (tersebar di dua musim).

Hingga saat ini, City hanya satu kali bermain imbang, selebihnya selalu menang. Seperti kereta cepat, belum ada yang bisa mengentikan laju City. Semua lawan di enam besar Liga Primer Inggris berhasil dikalahkan. Terakhir, City mempermalukan Tottenhan Hotspur dengan skor 4-1. Tajam di depan dan kokoh di belakang.

Catatan 17 kemenangan beruntut tentu bukan catatan remeh. Pep Guardiola membuktikan bahwa ia bisa beradaptasi dengan salah satu liga paling berat di muka bumi ini. Bagi mata yang jeli, dengan mengamati cara bermain City pasti paham bahwa pendekatan pertandingan mereka lima tahun lebih maju dibandingkan rival-rivalnya.

Memahami bahwa City sudah menemukan pelatih yang tepat bagi mereka, manajemen tidak ragu untuk mengajak Guardiola duduk bersama. Manajemen City ingin mengikat Guardiola dengan kontrak jangka panjang. Sebuah aksi yang tentu masuk akal apabila melihat hasil kerja keras Guardiola hingga saat ini.

Kontrak mantan pelatih Barcelona dan Bayern München tersebut akan habis pada tanggal 30 Juni 2019. Oleh sebab itu, manajemen akan memberi waktu yang luas bagi Guardiola di musim panas 2018 untuk membicarakan detail kontrak baru. City, sebenarnya, punya opsi perpanjangan satu musim. Namun, manajemen sudah menentukan pilihan bahwa jangka panjang adalah pilihan bijak.

Manajemen City juga menegaskan bahwa mereka ingin Guardiola membangun dinastinya sendiri, seperti dinasti yang dibangun oleh Manchester United dan Sir Alex Ferguson.

Membangun dinasti bukan pekerjaan tiga atau empat tahun. Dinasti adalah sebuah penanda akan pengabdian dalam waktu yang lama sehingga keberadaan si pelatih seperti menjadi “budaya”. Pertanyaannya adalah, apakah Guardiola bisa bertahan lebih dari 20 tahun bersama satu klub saja di tengah sepak bola industri ini?

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen