Suara Pembaca

Berkarier di Sepak Bola tanpa Menjadi Pemain? Bisa Kok!

Seperti yang kita ketahui, sepak bola zaman sekarang bukan sekadar olahraga yang bermanfaat menyehatkan jasmani dan rohani, namun juga menjadi salah satu bisnis yang berpeluang menghasilkan banyak keuntungan, apabila dikelola dengan baik. Dikarenakan hal itu pula, para pemain sepak bola profesional menerima upah atau gaji yang nilainya bisa dikatakan gila, bahkan bisa melebihi gaji direktur-direktur di perusahaan terkemuka.

Bayangkan saja, dengan bermain sepak bola mereka bisa mendapatkan hingga puluhan juta rupiah per bulannya! Belum termasuk bonus-bonus apabila memenangkan pertandingan ataupun mencetak gol, juga tunjangan-tunjangan yang ditanggung oleh pihak klub.

Sayangnya, tidak semua pesepak bola memiliki kesempatan untuk bermain di liga profesional. Di Liga 1 sendiri, yang terdiri 18 klub, hanya tersedia slot untuk 30 pemain untuk tiap klub. Yang berarti, hanya ada 540 lowongan untuk menjadi pemain profesional di Liga 1, itupun belum dipotong slot untuk pemain asing dan pemain muda yang wajib didaftarkan. Sungguh sebuah persaingan yang sangat sengit, bukan?

Tapi, apakah hanya dengan menjadi pemain untuk berkarier di sepak bola profesional? Tentu tidak! Masih banyak jalan menuju Roma, kok (asal ada siap dicap tidak nasionalis, ya!) Ada alternatif lain untuk para pencinta bola yang ingin berkarier di dunia sepak bola, tentunya selain menjadi jurnalis, staf federasi, atau pegawai klub. Berikut adalah beberapa alternatif untuk berkarier di sepak bola profesional:

Pelatih

Untuk yang mempunyai skill bermain yang bagus namun belum mempunyai kesempatan bermain di klub, menjadi pelatih merupakan opsi yang sangat bagus dan potensial. Dengan kemampuan olah bola yang Anda miliki ditambah memiliki kepemimpinan dan intelektual yang bagus, Anda bisa menjadi pelatih yang sangat potensial. Lalu bagaimana dengan jalur lisensinya? Pertama, Anda mengambil lisensi Kepelatihan Nasional terlebih dahulu, dilanjut dengan mengambil lisensi Kepelatihan AFC (Federasi Sepakbola Asia)  untuk melatih di tim profesional. Memang, ada biaya besar yang harus dikeluarkan, namun setelah menjadi pelatih di tim profesional, biaya tersebut akan terbalas bahkan bisa menjadi berlipat-lipat ganda.

Namun selain keuntungan secara finansial, Anda juga bisa berjasa untuk mencetak pemain-pemain sepak bola yang berkualitas, yang berkontribusi terhadap bangsa dan negara dengan membela timnas Indonesia. Itulah kepuasan sejati menjadi seorang pelatih sepak bola.

 

Wasit

Masih bisa bermain sepak bola dan memiliki fisik serta fokus yang prima, namun tak kunjung mendapatkan tawaran dari klub? Menjadi wasit bisa jadi salah satu pilihan yang ntap soul! Dengan fisik yang prima, fokus yang tinggi, kepemimpinan yang baik, serta pengetahuan sepak bola yang bagus, dapat membentuk Anda menjadi wasit yang bagus.

Di Indonesia sendiri, ada tiga tahapan untuk menjadi wasit berlisensi nasional, yaitu tingkat C3 dilanjut dengan tingkat C2 untuk memimpin kompetisi amatir atau semi-profesional, lalu yang terakhir tingkat C1, untuk memimpin pertandingan profesional tingkat nasional. Sedangkan untuk memimpin pertandingan internasional, Anda harus mengikuti kursus yang diselenggarakan oleh AFC, yang bakal Anda ikuti apabila mendapatkan rekomendasi dari PSSI selaku federasi sepak bola nasional. Dengan menjadi wasit, maka lapangan pertandingan akan menjadi milikmu dan jalannya pertandingan menjadi tanggung jawabmu. Menantang, bukan?

Pengawas pertandingan

Nah, ini dia salah satu ofisial pertandingan yang luput dari perhatian media, yaitu pengawas pertandingan atau biasa disebut Match Commissioner. Mereka adalah ofisial pertandingan yang diutus oleh operator kompetisi untuk memastikan bahwa pertandingan tersebut berjalan, bisa diartikan pula dalam suatu pertandingan MatchComm-lah yang mempunyai kekuasaan tertinggi. Tugas utama MatchComm sendiri ialah memastikan bahwa pertandingan berjalan dengan lancar dan memenuhi seluruh aspek yang ditentukan oleh operator kompetisi. MatchComm harus memastikan lapangan pertandingan sesuai dengan standar, seluruh hal penunjang dipenuhi, serta pertandingan berjalan sesuai rundown yang ditentukan.

Untuk menjadi MatchComm profesional, Anda perlu mengambil Lisensi tingkat Askot/Askab (Asosiasi Kota/Kabupaten, apabila di daerah Anda masih sedikit MatchComm), tingkat daerah (Asosiasi Provinsi), dan tingkat nasional untuk bertugas di kompetisi profesional.

Sayangnya, untuk menjadi MatchComm AFC, hanya Sekretaris Jenderal dari tiap federasi negara atau utusannya yang berhak mengikuti workshop AFC Match Commissioner. Namun dengan menjadi MatchComm, juga menjadikan Anda sebagai salah satu tenaga ahli dalam sepak bola. Jangan lupa juga, tiap bertugas sebagai MatchComm Anda harus selalu memakai setelan jas. Keren dan berwibawa banget, bukan?

***

Itulah tiga pilihan karier di sepak bola tanpa menjadi pemain, lalu bagaimana keuntungannya?

Selain menjadi aktor utama dalam perjalanan sepak bola, Anda juga bisa menikmati perjalanan ke tempat-tempat yang tidak pernah Anda bayangkan sebelumnya, dan tentunya ditanggung oleh penyelenggara kompetisi. Secara finansial, pastinya menggoda!

Selain pelatih yang gambarannya sudah disebutkan di atas, para wasit dan pengawas pertandingan mendapatkan jutaan rupiah tiap pertandingan profesional! Bayangkan berapa banyak pemasukan yang didapat apabila tiap minggu Anda bertugas! Namun, kesampingkan semua hal finansial tersebut, karena ada rasa lain yang lebih membanggakan, yaitu Anda bakal berkontribusi banyak terhadap perkembangan sepak bola kita.

Sosok Anda akan dihormati, apabila selalu bertugas dengan baik, jauh dari skandal suap, dan menghormati sesama pelaku sepak bola. Selain itu, Anda akan mendapatkan banyak koneksi dan relasi. Jadi, mari kita berkarier di sepakbola sekaligus berkontribusi secara nyata kepada sepak bola Indonesia yang sedang dalam masa pembangunan menuju arah lebih baik ini!

Author: Ridho JM (@ridolski)
Liasion officer panpel timnas Indonesia, Match Commissioner tingkat Jawa Barat, serta mahasiswa Kampus ‘Ungu’ di Bogor.