Suara Pembaca

Sekilas tentang Menjamurnya Pelatih Muda di Bundesliga Musim 2017/2018

Pada tahun 2000, Berti Vogts memberi kesempatan kepada para bintang Jerman di Piala Dunia 1990 dan Piala Eropa 1996 untuk mengikuti kursus kepelatihan. Sejumlah nama seperti Jurgen Klinsmann, Matthias Sammer, Andreas Köpke, hingga Andreas Brehme termasuk di dalamnya. Dan di antara para bintang tersebut, terselip satu mantan pemain yang kariernya biasa-biasa saja. Namun pemahamannya tentang taktik membuat Klinsmann begitu terkesan. Ketika Klinsmann diangkat menjadi pelatih kepala tim nasional Jerman, orang tersebut direkrut sebagai asistennya. Dia adalah Joachim Löw.

Löw sendiri memulai karier kepelatihannya sejak usia 30-an. Ia melatih tim youth FC Winterthur dan kemudian FC Frauenfeld, sebelum untuk pertama kalinya menjadi pelatih kepala klub Bundesliga, Vfb Stuttgart. Selanjutnya, sebagaimana kita ketahui bersama, kariernya terus meroket hingga menjadi manajer Die Mannschaft dan keluar sebagai juara dunia pada tahun 2014.

Kini, Bundesliga kembali memiliki sejumlah pelatih muda potensial. Yang pertama mencuri perhatian adalah Julian Nagelsmann. Ia adalah orang termuda yang didapuk menjadi manajer klub Bundesliga. Usianya masih 28 tahun ketika menggantikan Huub Stevens pada Februari 2016.

Misi perdananya untuk menyelamatkan Hoffenheim dari degradasi berhasil dilakukan dengan baik. Prestasi hebatnya berlanjut. Di musim 2016/2017, tim asuhannya berhasil mengakhiri klasemen di peringkat empat. Itu artinya mereka berhak masuk ke Liga Champions Eropa. Sebuah pencapaian yang baru pertama kali dirasakan Hoffenheim.

Musim ini, ada pelatih lain yang juga meroket prestasinya, Domenico Tedesco. Usianya masih 32 tahun. Ia berhasil membawa Schalke masuk ke papan atas Bundesliga. Pengalamannya melatih sebenarnya masih terbatas. Musim lalu ia menyelamatkan Erzgebirge Aue dari degradasi dalam 11 pertandingan 2.Bundesliga.

Dari 11 pertandingan tersebut, mereka menang enam kali, dua kali imbang, dan sisanya kalah. Pemain depan Aue, Dimitrij Nazarov, memberi kesaksian, “Ia selalu memiliki informasi lengkap tentang lawan yang akan dihadapi. Kami memainkan sepak bola menyerang. Sangat menyenangkan bermain di bawah asuhannya.”

Meskipun pengalaman belum banyak, tetapi potensi Tedesco tidak diragukan. Dalam kursus kepelatihan yang diselenggarakan DFB pada 2016 silam, ia menjadi yang terbaik di kelasnya, sementara Nagelsmann ada di posisi kedua.

Baca juga: Bundesliga yang Ramah untuk Pelatih Muda

Pelatih muda lainnya adalah Manuel Baum (38). Ia merupakan pelatih kepala Augsburg. Pelatih kelahiran Bavaria, seperti juga Nagelsmann, merupakan mantan guru. Ia menggantikan Dirk Schuster pada tahun 2016 silam. Sebelumnya, Baum merupakan pelatih tim junior Augsburg. Sporting Director Augsburg, Stefan Reuter, ketika itu yakin bahwa Baum mampu menerapkan filosofi sepak bola yang dimiliki Augsburg. Menurutnya, itu sudah ditunjukkan Baum sejak melatih tim junior mereka.

Selanjutnya ada Hannes Wolf (36), pelatih Stuttgart. Ia merupakan pelatih yang membawa Stuttgart kembali promosi ke Bundesliga pada akhir musim lalu. Mereka menjuarai 2.Bundesliga setelah mengalahkan Würzburger Kickers dengan skor 4-1.

Wolf menggantikan Jos Luhukay pada pekan ketujuh Bundesliga 2 musim lalu. Saat itu Stuttgart masih berada di peringkat lima. Namun prestasi Stuttgart terus menanjak dengan mencatatkan 18 kemenangan dari 29 pertandingan di bawah kepemimpinan Wolf.

Sementara itu di Mainz, ada Sandro Schwarz yang berusia 39 tahun. Kalau melihat track record Mainz, mereka sering menghasilkan pelatih-pelatih top seperti Jürgen Klopp, Thomas Tuchel, dan Martin Schmidt. Sebelum menjadi pelatih kepala, Schwarz menimba pengalaman dengan menjadi asisten pelatih Sami Hyypia dan Sascha Lewandowski di Leverkusen, Andre Schubert di Paderborn, dan Michael Frontzeck di Hannover.

Pelatih lainnya yang masih berusia 30-an di Bundesliga musim ini adalah Florian Kohfeldt (35). Ia menggantikan Alexander Nouri yang dipecat pada 30 Oktober yang lalu. Kohfeldt bukan wajah baru di Werder Bremen. Sebelumnya dia sempat menjadi asisten pelatih Viktor Skripnik pada musim 2014/2015 dan pelatih Bremen U-23.

Dengan perkembangan pesat akademi sepak bola junior, Jerman memang akhirnya menuai banyak pelatih-pelatih baru yang potensial. Sampai musim 2010/2011 saja, kebutuhan terhadap pelatih tim junior sudah terpenuhi. Dari kebutuhan pelatih dengan lisensi pro yang hanya 54 orang, ketika itu sudah ada 61 pelatih. Sedangkan dari 36 orang kebutuhan pelatih lisensi A, jumlahnya sudah tersedia sebanyak 196 orang. Kombinasi pemain-pemain muda dan pelatih-pelatih muda berbakat tentu akan menguntungkan sepak bola Jerman dalam jangka waktu yang panjang.

Author: Bram Sitompul (@brammykidz)