Eropa Inggris

Kiper yang Menunggu dalam Kabut di Hari Natal

Cuaca bulan Desember selalu terkesan sendu. Dengan intensitas hujan yang meningkat, matahari tak banyak menampilkan wajahnya, bersembunyi malu-malu di punggung awan tebal.

Bermain sepak bola dalam cuaca bulan Desember memang bukan pekerjaan mudah. Anda mungkin saja pernah bermain sepak bola ketika hujan sedang deras-derasnya di pengujung siang, menunggu bunyi beduk menghentikan langkah, atau suara teriakan ibu-ibu di pinggir lapangan dengan menggenggam rotan.

Tapi, bermain di tengah badai serta kabut yang memperpendek jarak pandang memang lain hal. Anda bisa saja tak tahu di mana bola sedang bergulir, terlebih jika posisi Anda adalah penjaga gawang, maka Anda bisa saja tak tahu bahwa permainan sedang dihentikan.

Itu terjadi di hari natal tahun 1937. Adalah Sam Bartram, kiper Chalrton Athletic, yang menjadi aktor dari scene menggelikan itu.

Saat itu, Charlton sedang bertanding melawan Chelsea di Stamford Bridge. Cuaca sedang buruk, kabut begitu tebal, jarak pandang sangat minim. Jelas dengan kondisi seperti itu, permainan berjalanan tak mulus. Dan mencetak gol pun menjadi urusan yang lebih rumit ketimbang dalam cuaca normal. Anda harus menajamkan indera penglihatan, jika tak ingin mengoper bola ke kaki lawan.

Hingga pada menit ke-60, wasit memutuskan menghentikan pertandingan sebab kabut yang semakin tebal. Semua pemain meninggalkan lapangan, kecuali satu orang. Ia masih berada di dalam kotak penalti, menunggu seseorang datang membawa bola dari balik kabut untuk kemudian diadang. Ia adalah Sam Bartram.

Dalam autobiografinya, Sam mengisahkan kejadian tersebut. “Wasit menghentikan permainan. Saat itu kami sedang berada di puncak. Aku mondar-mandir di garis gawang, senang mengetahui permainan sedang berada di wilayah Chelsea”.

“Waktu kian berlalu, dan aku berjalan ke depan, ke tepi kotak penalti, mencoba mengintip di balik kabut yang semakin tebal. Tetapi aku tidak melihat apa-apa. (Aku membayangkan saat itu) pertahanan Chelsea sedang dilindas.

“Setelah sekian lama menunggu, aku melihat sesosok muncul dari balik kabut mendekat ke arahku. Seorang polisi. Ia menatapku heran dan berkata ‘Apa yang kau lakukan di sini? Pertandingan dihentikan seperempat jam yang lalu. Tak ada pemain di lapangan’. Dan saat aku sampai di ruang ganti, para pemain sudah mandi. Mereka tertawa melihatku”.

Sam Bartram bukanlah kiper gurem, ia adalah legenda Charlton, yang menurut Daily Mail, “selalu membuat penyelamatan terlihat mudah, penyelamatan yang hebat dan ajaib.”

Ketika Charlton hendak menghadapi Manchester United di tahun 1936, Daily Express menulis, “Kau harus menyerahkannya kepada Sam Bartram. Ia telah banyak menciptakan penyelamatan. Bartram adalah kiper yang memiliki gaya tersendiri.”

Musim itu Charlton finis di posisi kedua, kalah 3 poin dari Manchester City yang menjadi juara, dan Sam Bartram mendapati perhatian lebih. Namun bukan kegemilangan itu yang menjadikan kisah tentang Bartram dibicarakan, melainkan kisah konyol di balik kabut yang membuat namanya mendunia.

Author: Rizal Syam (@rizArt_)