Eropa Inggris

Serba-serbi Boxing Day di Liga Primer Inggris

Tanggal 25 Desember adalah saat yang ditunggu-tunggu umat Kristiani seluruh dunia. Tanggal itu adalah saat mereka merayakan Natal, merayakan lahirnya Yesus Kristus. Mereka ke gereja bersama keluarga, lalu berkunjung atau dikunjungi sanak saudara dan teman-teman. Dan biasanya mereka akan bertukar kado dan makan makanan enak.

Tetapi, suasana Natal yang penuh kehangatan tersebut tidak bisa dinikmati para pemain dan pelatih di Liga Inggris. Di saat negara-negara lain meliburkan kompetisi liganya, di Inggris justru sebaliknya. Klub-klub harus melakoni jadwal padat, saat orang lain bisa menikmati libur pada masa tersebut. Nah, istilahnya laga yang digelar beberapa hari jelang Natal dan sehari setelahnya jamak disebut Boxing Day.

Apa itu Boxing Day? Boxing Day adalah tradisi yang bermula di abad ke-19 untuk memberikan hari libur sehari setelah Natal bagi para pekerja dan mereka mendapat berbagai kado dalam bentuk kotak hadiah dari sang majikan.  Di sini kemudian muncul istilah Boxing Day.

Bagi para suporter sepak bola, menyaksikan laga sehari setelah Natal adalah hiburan tersendiri. Sementara para manajer dan pemain klub yang bersangkutan, terpacu memberikan hasil terbaik sebagai kado Natal bagi para penggemar mereka. Jadi tidak ada istilah berleha-leha di Liga Primer di musim liburan yang menyapa liga-liga lain di Eropa.

Banyak pendapat mengatakan bahwa laga Boxing Day ini sangat menentukan nasib tim ke depan. Sekalipun dikritik karena menimbulkan efek kelelahan pada pemain, tetap saja laga sehari setelah Natal adalah laga yang penting bagi tim-tim di Liga Primer.

Ada berapa laga yang harus dilakoni para klub Liga Primer sepanjang masa liburan? Dalam rentang waktu 17 hari di bulan ini (16 Desember 2017-1 Januari 2018) tiap klub menjalani enam laga. Jika enam laga potensial ini mewakili klub-klub papan atas, maka total jumlah laga akan ada 60.

Mengenai jadwal, sempat ada masalah saat laga Arsenal melawan Liverpool rencananya akan digelar sehari sebelum Natal di Stadion Emirates. Pihak kedua tim jelas protes, terlebih para petugas stadion umumnya enggan bertugas jelang libur. Akhirnya, laga digelar Jumat ini (22/12) atau Sabtu dini hari nanti waktu Indonesia (23/12).

Apa saja fakta menarik mengenai laga di musim liburan ini?

  • Boxing Day pertama kali digelar pada tahun 1860 (belum dalam format liga). Yang berhadapan saat itu adalah klub tertua di dunia, Sheffield FC, menghadapi Hallam FC, yang dimenangkan Sheffield FC. Sayangnya, kedua tim saat ini bukan tim liga profesional.
  • Boxing Day musim 1963/1964 adalah yang tersubur. Ada 157 gol dari 39 laga yang dimainkan seluruh klub dari empat strata musim tersebut. Lebih luar biasa lagi, ada tujuh pemain mampu mencetak hattrick. Skor kemenangan terbesar adalah saat Fulham mengalahkan Ipswich 10-1.
  • Manchester United menjadi klub tersukses di Boxing Day (era Liga Primer). Hingga musim lalu (2016/2017), Setan Merah menorehkan 18 kemenangan, 2 seri, dan 2
  • Everton menjadi klub dengan rasio kemenangan terendah di laga bagi-bagi kotak hadiah. Liverpool sisi biru hanya mencapai rasio 27,3 persen kemenangan dari 22 laga.
  • Jermaine Defoe menjadi pemain tersubur di Boxing Day. Saat masih berseragam Sunderland, pemain depan gaek yang saat ini berseragam Bournemouth sudah melesakkan enam gol (tiga gol di bawah legenda Liverpool, Robbie Fowler).
  • Di Boxing Day 2016, Daniel Sturridge menjadi pemain pengganti keempat tercepat yang mencetak gol. Saat Liverpool menang 4-1 atas Stoke City, mantan penyerang Chelsea yang diisukan akan hengkang dari Anfield Januari ini mencatatkan namanya di papan skor hanya 56 detik setelah masuk lapangan.
  • Salah satu pemain senior Manchester City, Yaya Toure, menjadi pemain dengan akurasi penalti mencapai 100 persen di laga Boxing Day. Dari 10 penalti, pemain asal Pantai Gading ini selalu sukses berbuah gol.

Akankah ada rekor lain di festive period tahun ini?

Author: Yasmeen Rasidi (@melatee251)