Piala Dunia 2018 Dunia

Grup F Piala Dunia 2018: Tantangan Menjungkalkan Juara Bertahan dan Menanti Kuda Hitam Terbaik di Piala Dunia 2018

Empat negara dari tiga benua bersiap melakoni perjalanan mereka di Piala Dunia 2018, dengan tergabung di Grup F. Jerman selaku sang juara bertahan, ditemani Swedia yang menyingkirkan Italia di babak play-off, Meksiko yang terkenal dengan kecepatan lini serangnya, dan salah satu raksasa Asia, Korea Selatan.

Persaingan di Grup F akan dibuka dengan duel Jerman kontra Meksiko. Der Panzer yang mengusung misi mempertahankan titel tentu mematok target tiga poin di laga perdananya, demi memuluskan langkah ke perdelapan-final. Terlebih, El Tri, yang menjadi lawan mereka kali ini, adalah tim yang paling banyak menelan kekalahan di Piala Dunia, yakni 25 kali.

Berbekal kedalaman skuat yang luar biasa, sangat menarik dinantikan siapa saja pemain yang akan dibawa Joachim Löw ke Rusia. Menentukan pilihan ini tidak mudah, karena saking banyaknya opsi, skuat Jerman saat ini sampai bisa dibagi ke dalam beberapa tim.

Akan tetapi, yang akan menjadi fokus perhatian dari Jerman adalah apakah posisi kiper tetap akan dipercayakan pada Manuel Neuer yang belum lama sembuh dari cedera ketika turnamen digelar, dan siapa yang akan menjadi penerus Miroslav Klose sebagai ujung tombak Jerman. Apakah Timo Werner? Tetap memakai false nine dalam diri Thomas Müller? Atau memanggil kembali Mario Gómez?

Meski tak terlalu diunggulkan, bukan berarti Meksiko akan menjadi lawan enteng bagi Jerman maupun dua tim lainnya. Berbekal raihan tanpa kekalahan di kualifikasi Piala Dunia 2018 dan hanya kemasukan sepasang gol dari tujuh laga di fase tersebut, Meksiko telah membuktikan bahwa mereka juga tangguh dalam bertahan.

Dua kontestan lainnya, Swedia dan Korea Selatan, juga tidak bisa dipandang remeh, walau keduanya tidak termasuk dalam kategori unggulan, dan tidak diprediksi akan melaju jauh.

Song Heung-min yang baru saja meraih penghargaan pemain internasional Asia terbaik versi AFC, tentu akan menjadi tumpuan utama Korea Selatan di ajang ini. Dibantu dengan dua gelandang lain yang sama-sama berkarier di Liga Primer Inggris, Ki Sung-yueng (Swansea City) dan Lee Chung-yong (Crystal Palace), lini serang The Taeguk Warriors di Rusia kian kental dengan aroma The Three Lions.

Khusus untuk Swedia, di Piala Dunia 2018 mereka bisa melanjutkan hobinya untuk menjegal tim-tim raksasa turnamen empat tahunan ini. Sebelumnya, Emil Forsberg dan kolega telah mengalahkan Prancis di Grup A Kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Eropa yang juga membuat Belanda tersisih di fase itu, kemudian ditutup dengan menyingkirkan Italia di babak play-off. Tahun depan, mimpi Swedia bisa semakin sempurna jika dapat mengalahkan atau bahkan menyingkirkan Jerman.

Pencapaian yang diraih Swedia ini cukup mengejutkan, lantaran mereka sudah tidak diperkuat sang legenda hidup, Zlatan Ibrahimović. Namun, ketiadaan Zlatan tampaknya justru berdampak pada era baru Swedia, seperti yang pernah diungkapkan sang pelatih, Janne Andersson, setelah menahan imbang Italia 0-0 di San Siro.

“Ketika Ibrahimović berada di dalam tim, Swedia memainkan sepak bola yang berbeda. Namun setelah ia tak lagi bermain, Swedia telah banyak beradaptasi dan menemukan gaya baru”.

Jerman dengan generasi barunya berusaha mempertahankan gelar, Meksiko dan Swedia dengan gaya permainan barunya mencoba membalikkan segala prediksi, dan Korea Selatan dengan aroma barunya akan berjuang membalas kekalahan dari Jerman di semifinal Piala Dunia 2002, yang memupus mimpi mereka lolos ke final di kandang sendiri.

Sebuah grup yang seru, penuh gaya baru, demi menyempurnakan mimpi yang syahdu.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.