Setelah banyak kabar beredar nama-nama pelatih semisal Rahmad Darmawan dan Nil Maizar, Persib Bandung pagi ini meresmikan pelatih baru mereka, Roberto Carlos Mario Gomez. Selain sebagai rekrutan pertama Maung Bandung menyambut musim baru tahun depan, Gomez juga menjadi rekrutan yang ekslusif.
Rekam jejak kariernya di sepak bola Asia sudah dimulai tiga tahun lalu, ketika ia meninggalkan Deportivo Cuenca, dan memutuskan berlabuh di salah satu tim mapan di Liga Hong Kong, South China. Satu tahun di sana, ia kemudian bergabung dalam proyek ambisius di sepak bola Malaysia bersama super team, Johor Darul Ta’zim (JDT), yang kala itu, di tahun 2015, tengah bergeliat secara masif.
Diresmikan sebagai pelatih utama JDT per 28 April 2015, Gomez membawa The Southern Tigers menjadi kekuatan yang dominan di sepak bola Malaysia. Dalam kunjungan singkat saya ke Malaysia beberapa waktu lalu, mengutip beberapa penuturan jurnalis setempat, JDT di bawah arahan Gomez adalah salah satu penampil terbaik tak hanya di Malaysia, namun juga di sepak bola Asia dan Asia Tenggara. Bersama Muangthong United dari Thailand, JDT adalah representasi kekuatan sepak bola ASEAN di kancah Asia.
Hal itu yang kemudian dibuktikan dengan gelar Piala AFC tahun 2015, sekaligus melengkapi double winners mereka tahun itu yang juga sukses merengkuh titel juara domestik, Malaysia Super League, walau gelar piala domestik harus lepas dari genggaman.
Hampir dua tahun melatih JDT, Gomez kemudian memutuskan melepas jabatannya untuk kemudian menerima tawaran melatih timnas senior Malaysia per awal tahun 2017 lalu. Pada 18 Januari ia memutuskan resign dari JDT, untuk beralih menerima tawaran FAM dan menjadi nakhoda Harimau Malaya. Ini yang kemudian menimbulkan polemik sepanjang tahun 2017.
Berdasarkan beberapa info dari Transfermarkt misalnya, Gomez dan timnas Malaysia disebut punya ikatan kerja sama dari 25 Maret 2017 sampai 14 Mei 2017. Durasi yang cukup singkat, yang tentu menimbulkan tanda tanya besar, mengingat di awal pemberitaan, Gomez dan FAM kabarnya sepakat meneken kontrak selama dua tahun.
Hal ini terjawab kemudian pada bulan Agustus lalu, ketika Juara.net merilis kabar bahwa kesepakatan antara Gomez dan FAM batal karena permintaan gaji Gomez menyentuh angka 40 ribu dollar AS (setara 533 juta rupiah) per bulan, yang tidak sanggup dipenuhi FAM karena hanya menawarkan sekitar 25 ribu dollar AS per bulan.
Praktis, di tengah simpang siurnya nasib sang pelatih dari Argentina ini dengan FAM di sepanjang tahun 2017, menjadi masuk akal ketika kemudian Persib Bandung masuk ke perburuan dan bergerak cepat untuk meresmikan perekrutan eks asisten Hector Cuper semasa melatih Internazionale Milano ini. Saat tulisan ini dibuat dan tayang kemudian, belum ada konfirmasi durasi kontrak Gomez dengan Pangeran Biru, namun yang pasti, kedatangan eks asisten pelatih Valencia ini menjadi kabar yang menaikkan gairah para Bobotoh di pagi hari yang mendung ini.
Selamat bertugas dan menikmati sepak bola Indonesia, coach Gomez!
Author: Isidorus Rio Turangga (@temannyagreg)
Tukang masak dan bisa sedikit baca tulis