Turun Minum Serba-Serbi

Kisah-Kisah Hewan Pembawa Keberuntungan di Sepak Bola

Takhayul memang telah menjadi hal tak terpisahkan bagi sebagian orang, bahkan orang-orang yang berkutat di sepak bola. Bagi beberapa orang, hal yang biasa saja dapat dianggap sebagai pertanda kehadiran dari sesuatu yang bersifat super natural. Seperti contohnya, kehadiran suatu binatang tertentu di suatu tempat. Misalnya, apabila kita berpapasan dengan kucing hitam, maka kita akan terkena sial, atau yang lebih menyeramkan, bahwa umur anda akan tersisa sebentar lagi apabila kejatuhan cicak!

Meskipun begitu, mitos-mitos tentang binatang ini tak melulu tentang yang buruk-buruk. Ada juga beberapa hewan yang dapat membawa keberuntungan, seperti misalnya tokek atau ikan arwana, yang harganya bisa mencapai ratusan juta rupiah. Menyoal hewan-hewan yang membawa keberuntungan ini, beberapa klub sepak bola telah merasakan kehadiran Dewi Fortuna ketika disinggahi oleh beberapa hewan ini!

Simak kisahnya berikut ini:

 

Kredit: CNN

Tupai – Arsenal

Dalam laga melawan Villareal di laga semifinal Liga Champions tahun 2006, Arsenal kesulitan untuk membongkar lini pertahanan lawannya meski bermain di hadapan pendukung sendiri. 10 menit sesudah laga dimulai, ada seekor tupai yang tiba-tiba menginvasi lapangan. Sang tupai berlari-lari dengan gembira di dekat gawang yang dijaga oleh Jens Lehmann.

Menariknya, pendukung The Gunners yang menyadari adanya tupai ini pun memberikan satu nyanyian khusus kepada hewan lucu ini. “There’s only one squi-rrel”, begitu nyanyian mereka. Hingga akhirnya, di menit 18, pertandingan dihentikan sementara oleh sang wasit untuk membawa sang tupai keluar dari lapangan. Namun, hewan tersebut sepertinya membawa tuah bagi Arsenal karena berkat kehadirannya, Kolo Toure akhinrnya mampu mencetak gol sebelum babak pertama usai. Melihat hal seperti ini, mungkin saat ini Arsene Wenger kembali membutuhkan bantuan dari tupai lainnya ketika timnya bermain.

 

Ayam jantan – Ji Parana

Klub kecil di Brasil yang bernama Ji Parana ini lekat dengan seekor ayam jantan yang diberi nama Tissoka. Tissoka bukan sekedar ayam jantan biasa, ia adalah ayam jantan yang dicat berwarna biru, menyerupai seragam kebanggaan Ji Parana.

Kisah Ji Parana bersama seekor ayam jantan sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 1991 lalu, ketika klub ini berdiri pertama kali. Kala itu, presiden klub, Vicente Leles, meminta rekannya, Edmar Duarte, atau yang biasa dikenal sebagai Marambaia, membawa seekor binatang untuk menyuntikkan moral bagi timnya.

Marambaia akhirnya menjatuhkan pilihan kepada seekor ayam jantan, yang menjadi cikal bakal Tissoka. Tak ayal, Ji Parana langsung memenangkan satu trofi minor bernama Campeonato Rondoniense, sebuah trofi kompetisi amatir di musim pertamanya. Hingga kini, Tissoka masih tetap hadir di pertandingan Ji Parana, meski tentu bukan lagi diperankan oleh ayam jantan yang sama.

 

Kambing – Sepak bola Turki

Jika sebelumnya, hewan-hewan yang dianggap membawa keberuntungan diperlakukan dengan baik, lain halnya dengan yang terjadi pada sepak bola Turki. Di negara dekat Selat Bosphorus tersebut, adalah sebuah kelumrahan untuk melumuri tiang gawang dengan darah kambing untuk mendatangkan keberuntungan.

Selain itu, rekrutan baru pun juga harus melakukan satu ritual yang melibatkan darah kambing, tak peduli rekrutan tersebut asli Turki atau tidak. Ritual yang dimaksud adalah menyaksikan penyembelihan seekor kambing, lalu darah dari hewan yang dagingnya lezat tersebut dioleskan ke dahi dan ujung sepatunya. Hal seperti ini pernah menimpa beberapa pemain top Eropa yang datang ke Turki, seperti Les Ferdinand, Darius Vassel, dan Kevin Campbell. Meski terkesan cukup mengerikan, ritual ini tetap berlangsung, dan tak pernah menjadi masalah yang berarti di Turki.

 

Banyak binatang – Kashima Antlers

Klub Jepang yang satu ini mengalami banyak hal mistis bersama beberapa binatang. Di tahun 2007, ada seekor kura-kura yang tengah bermain di lapangan latihan milik Antlers. Kura-kura tersebut kemudian diselamatkan dan dilepas di sebuah kolam di Kuil Kashima. Setelah kejadian ini, Antlers berhasil menang dalam tujuh laga berturut-turut, dan secara mengejutkan berhasil menjuarai liga di akhir musim.

Tahun berikutnya, giliran seekor kumbang badak yang menginvasi lapangan latihan Antlers. Si kumbang pun akhirnya diamankan oleh staf klub, dan keberuntungan serupa dengan tahun sebelumnya kembali mendatangi Antlers. Di tahun 2012, seekor ular ditemukan di Stadion Kashima ketika laga semifinal J-League Cup melawan Kashiwa Reysol berlangsung.

Ular tersebut kemudian dilepas ke alam, namun kehadirannya memberikan keberuntungan bagi klub yang kemudian menjadi juara di final setelah mengalahkan Shimizu S-Pulse.  Yang terakhir terjadi di awal November ini, ketika seekor tokek ditemukan di markas klub setelah Antlers berhasil mendapatkan kemenangan melawan Urawa Reds, yang menentukan dalam perebutan gelar juara J.League. Kedatangan seekor tokek di Jepang dianggap sebagai pertanda baik, mengingat tokek dianggap sebagai hewan yang dapat melindungi rumah dari petaka di Jepang.

Author: Ganesha Arif Lesmana (@ganesharif)
Penggemar sepak bola dan basket