Tony Pulis mengakhiri masa jabatannya sebagai pelatih West Bromwich Albion hari ini, Senin (20/11). Manajemen The Baggies memecat pria asal Wales ini setelah kekalahan telak 4-0 di kandang atas Chelsea pada gelaran Liga Primer minggu ke-12, Sabtu (18/11).
Untuk sementara, West Brom akan ditangani mantan manajer, Gary Megson, hingga ada keputusan lebih lanjut. Pihak klub sendiri mengakui keputusan memecat Pulis adalah hal berat, tetapi semua dilakukan demi kepentingan klub.
West Brom saat ini berada di zona degradasi (posisi 17) klasemen Liga Primer. The Baggies baru memperoleh 10 poin dari empat kali seri dan dua kali menang. Pulis menjadi manajer kelima di Liga Primer yang merasakan kejamnya persaingan di kompetisi terketat di dunia. Dan seperti kita ketahui, tuntutan seorang manajer sepak bola di jaman now memang semakin berat. Suporter dan manajemen tidak mau tahu betapa kerasnya sang pelatih meracik strategi. Intinya, hasil berbicara!
Sebelum Pulis, sudah ada empat manajer Liga Primer Inggris yang terpaksa hengkang akibat hasil buruk klub yang mereka tangani. Siapa saja?
Frank de Boer (Crystal Palace)
Legenda Belanda ini menjadi pelatih pertama yang dipecat musim ini setelah menangani The Eagles hanya selama 77 hari! De Boer yang sukses melatih Ajax namun gagal di Inter meninggalkan Inggris setelah Palace mengalami kekalahan keempat beruntun.
Posisi de Boer digantikan mantan pelatih timnas Inggris, Roy Hodgson. Di bawah mantan pelatih Fulham ini, Ruben Loftus-Cheek dan kolega juga tak langsung menang. Setelah laga ketujuh, barulah Palace bisa mencetak gol saat menang melawan Chelsea di Selhurst Park.
Craig Shakespeare (Leicester City)
Kisah sukses Leicester City di musim 2015/2016 saat menjadi juara Liga Primer, tidak berlanjut di musim berikutnya. The Foxes nyaris terdegradasi, yang berakibat dipecatnya Claudio Ranieri. Lalu, Craig Shakespeare menggantikan pelatih asal Italia tersebut dan berhasil menyelematkan klub yang dimiliki investor Thailand dari jerat degradasi.
Namun, Leicester lagi-lagi tampil kurang stabil musim ini. Setelah delapan laga dan hanya meraih sekali menang, akhirnya pria Inggris tersebut dipecat. Saat ini posisi Jamie Vardy dan kolega sudah lebih baik. Leicester berada di posisi 12 klasemen sementara Liga Primer. Claude Puel menjadi pelatih klub yang bermarkas di King Power Stadium ini setelah sebelumnya ditangani Michael Appleton selepas dipecatnya Shakespeare.
Ronald Koeman (Everton)
Mungkin agak kaget mendengar klub selevel Everton menghabiskan 140 juta paun di bursa transfer musim panas lalu. Tetapi, memang itu yang terjadi, termasuk memulangkan “si anak hilang”, Wayne Rooney, untuk mengangkat moral para pemain mudanya.
Sayangnya, semua tidak berarti apa-apa. Memasuki pekan kesembilan, pelatih Ronald Koeman dipecat setelah The Toffees terjerembab di posisi 18. Di Liga Europa, Everton pun dipastikan tersingkir setelah menjadi juru kunci di klasemen grup.
Banyak yang berpendapat Koeman layak dipecat karena gagal mencegah Romelu Lukaku pergi. Penyerang Belgia berbadan besar ini memang menjadi mesin gol selama di Goodison Park. Selama empat tahun (2013-2017), pemain berusia 25 tahun ini sudah mencetak 87 gol untuk sisi Liverpool biru. Kepergian Lukaku ke Manchester United membuat Everton kesulitan. Wayne Rooney sekalipun masih bisa mencetak gol-gol indah tetap saja sudah tidak produktif seperti saat dia bersama Setan Merah.
Saat ini, Everton memang tengah mencari pelatih menggantikan manajer sementara, David Unsworth. Sejumlah nama mencuat, dan terakhir, pemilik klub mengincar pelatih Atletico Madrid Diego Simeone. Tetapi pihak Los Rojiblancos menegaskan posisi pelatih asal Argentina itu aman di Madrid.
Slaven Bilic (West Ham United)
Pria Kroasia ini memang sudah santer dikabarkan akan dipecat di bulan-bulan awal kompetisi. Dan setelah kekalahan telak 4-1 di kandang sendiri saat melawan Liverpool, Bilic pun mengucapkan selamat tinggal kepada suporter The Hammers. Para pendukung West Ham banyak yang terlihat meninggalkan stadion sebelum pertandingan melawan The Reds selesai. Ini bentuk kekecewaan terhadap penampilan Joe Hart dan kolega. Kekalahan melawan Liverpool seminggu lalu membuat West Ham berada di posisi 18 dengan sembilan poin.
Pihak klub sendiri mengaku keputusan mengakhiri kerja sama dengan Bilic adalah keputusan terberat. Pria karismatik ini terkenal loyal dan selalu menjaga hubungan baik dengan siapa saja. Tetapi, lagi-lagi kepentingan klub adalah segalanya. Bilic sendiri juga paham akan hal tersebut dan tidak merasa sakit hati.
Nah, akankah ada lagi manajer Liga Primer yang bakal menyusul kelima nama ini?
Author: Yasmeen Rasidi (@melatee251)