Hanya hitungan hari setelah menjalin kerja sama dengan seorang agen untuk membuka jalannya berkarier di Eropa, Egy Maulana Vikri sudah memperoleh undangan untuk mengikuti masa percobaan (trial) di salah satu klub peserta Liga Champions Eropa. Klub tersebut adalah jawara Liga Portugal, Benfica.
Pemain 17 tahun ini bahkan memperoleh undangan resmi langsung dari pihak Benfica. Seperti dilansir kumparan, surat tersebut ditandatangani langsung oleh Manajer Pengembangan Pemain Muda Benfica, Pedro Mil-Homens. Isi surat terang-terangan mengundang secara resmi “Egy Maulana Vikri yang lahir pada 7 Juli 2000 di Medan, Republik Indonesia, untuk menjalani trial di akademi sepak bola Caixa Futebol Campus di Seixal/Portugal, secepatnya setelah mendapatkan visa masuk ke Portugal.”
Masih menurut surat yang dipublikasikan oleh kumparan tersebut, seluruh asuransi akan ditanggung sepenuhnya oleh pihak Benfica. Hingga saat ini, belum diketahui respons pihak Egy sendiri, karena sekarang semua urusan kelanjutan kariernya di Eropa diserahkan kepada agen pemain dari Serbia yang bernama Dusan Bogdanovic.
Namun, jika merujuk kepada pernyataan yang dilansir dari Detik beberapa waktu lalu, baik pihak agen maupun orang tua asuh Egy, menginginkan pemain berbakat ini langsung bergabung ke sebuah klub di Eropa tanpa harus melalui trial.
“Kami ingin membuat Egy main di Eropa, tidak trial. Fokus kami membuat Egy harus main di Eropa, bukan hanya sebentar di sana terus kembali ke Indonesia,” kata Bogdanovic seperti dikutip Rappler.
Kemungkinan besar, sang agen ingin menghindari penolakan di kemudian hari seperti yang dialami Evan Dimas Darmono ketika melakukan trial bersama Espanyol dan Andik Vermansyah di DC United dan Ventforet Kofu.
Akademi Benfica, salah satu yang terbaik di dunia
Mungkin saat ini, keluarga Egy dan pihak agennya sedang mempertimbangkan undangan tersebut. Sementara itu, mari kita lihat seperti apa sepak terjang akademi Benfica sejauh ini?
Berdasarkan penelusuran kami, pihak yang menandatangani surat tersebut, Pedro Mil-Homens, adalah seorang pengajar ilmu olahraga di Universitas Lisbon. Sejak awal September 2017 lalu, pria berusia 58 tahun ini diberi tanggung jawab untuk mengelola akademi sepak bola Benfica, Caixa Futebol Campus, di Seixal, Portugal.
Ia menjabat sebagai Manajer Pengembangan Pemain Muda menggantikan nama yang jauh lebih terkenal, yaitu mantan penyerang Benfica dan tim nasional Portgal, Nuno Gomes.
Di Portugal sendiri, Seixal sudah seperti La Masia bagi Benfica. Akademi yang didirikan pada tahun 2005 ini memang belum menghasilkan talenta dunia sebanyak La Masia. Namun, dalam kurun waktu lima belas tahun terakhir, perlahan tapi pasti, para alumni Seixal menjadi primadona di bursa transfer sepak bola Eropa. Para komoditas terpanas mereka antara lain Renato Sanches, Bernardo Silva, Andre Gomes, dan pemain yang menggila pada musim 2017/2018 ini, Goncalo Guedes.
Baca juga: Benfica: Swalayan Pemain Sepak Bola Dunia
Berdasarkan salah satu artikel di These Football Times, Seixal termasuk istimewa karena pengelolaannya menggunakan berbagai terobosan ilmu olahraga. Semua anggota akademi mereka dimonitor perkembangannya berdasarkan analisis data yang baik, bukan hanya performa pada saat latihan, tapi juga interaksi mereka terhadap lingkungan.
Berbagai aspek di luar lapangan, antara lain pola tidur, menu makanan kesejahteraan, dan mental para pemain wajib dicatat. Sementara di dalam lapangan, sensor GPS dan monitor detak jantung sudah digunakan untuk melacak daya tahan dan kecepatan mereka. Semua data ini kemudian dianalisis untuk keperluan penyusunan metode pelatihan dan pengembangan diri masing-masing pemain.
Memang terlalu jauh jika langsung membayangkan Egy menjadi jebolan akademi ini. Namun, semua bisa bermula dari sebuah kegiatan trial.
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.