AC Milan kembali gagal memetik kemenangan dalam empat pertandingan terakhir mereka di Serie A. Setelah menelan tiga kekalahan beruntun, kali ini I Rossoneri ditahan imbang oleh klub yang baru mencatatkan sekali kemenangan, Genoa, dengan skor kacamata. Tak hanya kembali gagal mendulang poin penuh, derita Milan juga ditambah dengan kartu merah yang diterima Leonardo Bonucci.
Sang kapten diusir langsung oleh wasit, setelah tertangkap kamera menyikut Aleandro Rosi hingga pelipisnya mengucurkan darah. Piero Giacomelli yang bertugas sebagai pengadil lapangan di laga tersebut sebenarnya luput melihat insiden antara Bonucci dengan Rosi, tapi pemain seharga 42 juta euro itu tak bisa mengelak dari rekaman Video Assistant Referee (VAR).
Jika tidak ada hukuman tambahan, maka Bonucci tidak akan bisa turun ke lapangan minimal selama dua pertandingan ke depan. Artinya, ia akan absen di laga kontra Chievo dan Juventus. Sebuah kerugian memang, tapi ketidakhadiran Bonucci di atas lapangan juga bisa menjadi keuntungan bagi Milan.
Baca juga: Kartu Merah Sang Kapten dan AC Milan yang Kembali Gagal Menang di San Siro
Seperti yang pernah dijelaskan rekan saya, Yamadipati Seno, dalam artikelnya yang disarikan dari argumen Anthony Lopopolo (pembawa acara radio Stereo Serie A), ada baiknya Milan mengistirahatkan Bonucci, terkait performa buruk pemain yang bersangkutan. Terkadang cara ini terbukti manjur untuk mengembalikan performa terbaik seorang pemain.
Pendapat Lopopolo tersebut memang masuk akal, tetapi dengan tingginya gaji Bonucci plus status pemain yang didatangkan “oleh manajemen”, menepikan Bonucci ke bangku cadangan bisa dibilang adalah kemustahilan. Namun, kali ini “kesempatan langka” itu terbuka lebar.
Dengan mencadangkan Bonucci, setidaknya Milan dapat memiliki dua keuntungan.
Pertama, Milan dapat kembali ke pola empat bek. Formasi tiga bek yang sengaja dipasang untuk memaksimalkan potensi Bonucci terbukti belum membuahkan hasil maksimal dan kini saatnya bagi Milan untuk kembali ke bentuk dasar mereka. Di pola ini, Montella (atau siapapun pelatihnya jika ia dipecat), dapat menduetkan Alessio Romagnoli dan Mateo Musacchio, yang diapit oleh Ricardo Rodríguez dan Davide Calabria atau Ignazio Abate.
Dengan dipakainya skema empat bek, maka Milan akan dapat menikmati keuntungan kedua, yaitu Davide Calabria yang kembali ke starting eleven. Pemain berusia 20 tahun ini adalah salah satu aset masa depan Milan, dan yang ia butuhkan saat ini hanyalah jam terbang. Jika Calabria semakin matang, Milan akan memiliki pelapis Andrea Conti sekaligus penerus Abate, tanpa harus berbelanja di bursa transfer.
Di awal musim Milan sebenarnya menggunakan formasi empat bek, tetapi setelah cederanya Conti dan tidak maksimalnya Bonucci dalam skema empat bek, maka dipilihlah susunan tiga bek di lini belakang, demi kenyamanan bermain sang kapten.
Kini, “kewajiban” untuk memainkan Bonucci telah sirna, setidaknya selama dua pekan ke depan. Jika Montella (atau siapapun pelatihnya nanti jika ia dipecat) peka, ini adalah kesempatan terbaik untuk mengembalikan tradisi empat bek Milan, yaitu dua bek tengah yang disokong dengan dua bek sayap eksplosif.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.