Eropa Italia

Tiga Catatan Penting dari Kekalahan AC Milan

Awan mendung masih memayungi skuat AC Milan. Kekalahan, demi kekalahan seperti sudah menjadi saudara sendiri. Vincenzo Montella, sebelum kalah dari Internazionale Milano, sudah mendapat ultimatum dari manajemen Setan Merah. Hanya ada satu makna dari kekalahan dari rival, yaitu risiko pemecatan.

Memang, ketika manajemen sebuah klub sudah berinvestasi besar kepada seorang pelatih, hasil akhir yang didambakan tentu prestasi. Apalagi, ketika bicara soal Milan, artina kita bicara soal dana besar yang sudah dibelanjakan di bawah pengawasan Montella. Ketika pelatih asal Italia tersebut tak menunjukkan progress yang diharapkan, masa depannya bersama Milan seperti sudah ditentukan.

Pun ketika kalah dari Internazionale, Milan menunjukkan masalah yang kompleks. Mulai dari penurunan performa pemain, masalah pilihan taktik pelatih, hingga masalah mental tim itu sendiri. Dan di atas pundak Montella, semua kesalahan tersebut akan dibebankan. Pemain boleh bermain buruk, tim bisa terus-menerus kalah, namun pada akhirnya pelatih yang akan mendapatkan hukuman juga.

Anthony Lopopolo, salah satu pembawa acara radio Stereo Serie A, sekaligus seorang Milanisti, mengungkapkan tiga hal menarik terkait kekalahan tim kesayangannya. Tak hanya menarik, catatan yang dibuat oleh Lopopolo sangat penting untuk dipahami, terlebih bagi pelatih Milan saat ini, atau siapa saja yang dalam waktu dekat ini berpotensi menggantikan Montella.

Berikut tiga catatan menurut Lopopolo, dengan ditambah penyesuaian oleh saya sendiri:

Kredit: AC Milan

Istirahatkan Leonardo Bonucci

Menurut Lopopolo, Montella menggunakan skema tiga bek untuk keperluan mengakomodasi Bonucci. Lopopolo juga menegaskan bahwa seharusnya Bonucci memberikan contoh bagi bek muda sekaligus menjadi pemimpin Milan sendiri. Memang, mantan bek Juventus tersebut langsung didaulat sebagai kapten begitu bergabung dengan Milan.

Ketika melawan Internazionale, Lopopolo berpendapat bahwa Bonucci bersalah untuk dua gol pertama Mauro Icardi. Pada gol pertama, eks bek Juventus ini gagal mengawasi pergerakan Icardi yang menerobos di antara dua bek Milan. Untuk gol kedua, situasinya sama, Bonucci alpa dengan penempatan diri penyerang asal Argentina tersebut.

Lopopolo juga merujuk secara tidak langsung kepada kekalahan-kekalahan Milan lainnya di mana Bonucci tidak bermain sesuai standar gaji yang ia terima. Bonucci adalah pemain dengan gaji tertinggi di Milan, lewat nilai mencapai 7,5 juta euro per musim. Seharusnya, Bonucci memang bermain sesuai besaran upah yang ia nikmati dari kantong Milan.

Keberadaan Bonucci, terlebih ketika berada dalam performa terburuk, justru seperti memaksa Milan bermain dengan skema yang tak biasa mereka mainkan. Musim lalu, Montella memang banyak bermain dengan formasi emat bek. Salah satu solusi menurut Lopopolo adalah menempatkan Bonucci di bangku cadangan, setidaknya untuk sementara.

Membangkucadangkan pemain memang terkadang manjur untuk mengembalikan performa. Namun, Lopopolo seperti lupa bahwa Bonucci adalah pemain dengan gaji tertinggi dan ia didatangkan “oleh manajemen”. Mencadangkan Bonucci mungkin akan semakin membuat nama Montella semakin buruk di mana manajemen. Itupun jika Montella masih menjabat sebagai pelatih Milan.

Kredit: AC Milan

Kebingungan Montella

Catatan kedua Lopopolo adalah performa Montella itu sendiri. Mantan pelatih Fiorentina tersebut disebut Lopopolo tak paham caranya memaksimalkan kelebihan pemainnya sendiri. Ambil contoh posisi Suso yang bergonta-ganti tanpa hasil positif.

Posisi ideal Suso adalah penyerang sayap sebelah kanan. Pemain asal Spanyol tersebut bisa bergerak ke dalam dari sisi lapangan dan menembak menggunakan kaki kuatnya, yaitu kaki kiri. Gol Suso ke gawang Internazionale pun berawal dari situasi seperti itu. Posisi di kanan memberi keleluasaan bagi Suso.

Namun, tanpa alasan yang jelas, Montella menggeser Suso ke tengah, di belakang penyerang. Ketika perubahan tersebut tidak membuahkan hasil, tidak lama kemudian, Suso dikembalikan ke sisi kanan. Eksperimen seperti ini boleh saja dilakukan, namun seyogyanya tidak ketika pertandingan derby di mana kekuatan terbaik yang harus disajikan.

Baca juga: Saatnya Mengembalikan Suso ke Posisi Favoritnya

Selain Suso, Montella juga memainkan Giacomo Bonaventura terlalu dalam. Pemain asal Italia tersebut akan jauh lebih berbahaya ketika bermain dekat dengan kotak penalti. Ia punya kemampuan penetrasi dengan melewati bek lawan. Montella seperti tidak memahami kelebihan pemainnya masing-masing.

Kredit: AC Milan

Milan tidak berdaya meladeni tekanan lawan

Menurut catatan Lopopolo, Milan musim ini tidak berdaya ketika lawan menekan dengan garis pertahanan tinggi. Milan bisa meladeni tekanan lawan tersebut, bermain dengan level intensitas yang tinggi. Namun, Milan hanya mampu melakukannya dalam periode yang singkat. Masalah mental dan fisik menjadi keprihatinan selanjutnya yang ditegaskan Lopopolo.

Bahkan, Lopopolo menambahkan bahwa untuk beberapa saat, skuat Internazionale seperti bermain dengan jumlah pemain lebih banyak ketimbang Milan. Apalagi ketika Franck Kessie ditarik keluar, Montella justru membuat Lucas Biglia menderita. Gelandang senior asal Argentina tersebut harus mengawasi lini tengah, ruang yang terlalu luas untuk ia hadapi sendirian.

Itulah tiga catatan penting dari Lopopolo. Jika masih dipimpin oleh Silvio Berlusconi, Montella bisa langsung kehilangan pekerjaannya sejak beberapa minggu yang lalu. Jika masih mendapatkan kesempatan, aman untuk dikata bahwa Montella membutuhkan sentuhan ajaib untuk mengubah peruntungan Milan.

Berat!

Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen