Eropa Italia

Vincenzo Montella: AC Milan akan Temukan Jati Diri Baru di 3-5-2

Tiga kekalahan beruntun di Serie A adalah aib bagi tim sekelas AC Milan. Pola 3-5-2 yang diterapkan Vincenzo Montella pun menuai banyak kritik, dan tak sedikit yang menyarankan sang allenatore untuk kembali ke pola 4-3-3. Akan tetapi, Montella beranggapan bahwa skema terbarunya ini akan membentuk jatidiri Milan yang baru.

Baca juga: Tiga Catatan Penting dari Kekalahan AC Milan

Seperti dilansir dari Milannews.it, Montella akan tetap mempertahankan pola tiga bek dengan komposisi skuat saat ini. Cederanya Andrea Conti dan tidak maksimalnya Leonardo Bonucci dalam skema empat bek, memaksa Montella untuk memutar otak guna memaksimalkan materi pemain yang ada. Sempat tetap memakai 4-3-3, kali ini Montella meyakini bahwa 3-5-2 (atau 3-1-4-2) adalah formasi yang tepat bagi Milan.

Formasi 3-5-2 sendiri sejauh ini belum membuahkan hasil maksimal. Pertama kali dipakai saat mengalahkan Austria Vienna dengan skor 5-1 di Liga Europa, Montella lalu “ketagihan” menggunakan formasi ini di laga-laga selanjutnya. Masing-masing tiga poin kemudian berhasil diraih dari Cagliari dan SPAL, tapi sejak takluk dari Sampdoria, poin Milan di klasemen Serie A tidak bertambah sama sekali.

Puncaknya adalah kekalahan 2-3 dari Internazionale Milano di Derby Della Madonnina, Senin (16/10) dini hari lalu. Nirpoin itu merupakan yang ketiga kalinya secara beruntun bagi I Rossoneri musim ini, dan secara mengejutkan Montella tetap kukuh bahwa Milan telah memainkan formasi yang tepat, termasuk menggeser posisi Suso lebih ke tengah.

“Kita tidak punya pilihan untuk Suso dan Bonaventura di 4-3-3, jika bukan Borini yang bermain. Dengan dijualnya (M’Baye) Niang, maka ini adalah komposisi terbaik”, ujarnya pada Corriere della Sera.

Selain penggunaan formasi 3-5-2 yang membutuhkan masa adaptasi dari seluruh penggawa Milan, bergesernya posisi Suso lebih ke tengah juga menyedot perhatian banyak pihak. Sebab, di posisi terbarunya ini kemampuan terbaik Suso terkebiri, begitu pula dengan Giacomo Bonaventura yang dimainkan terlalu ke dalam.

Menyikapi hal ini, Montella justru beranggapan bahwa yang dilakukannya sudah benar. Ia melihat bahwa timnya sudah menunjukkan perkembangan, dan pola yang sama akan terus ia gunakan hingga para pemainnya terbiasa. Termasuk di pertandingan Liga Europa kontra AEK Athens, Jumat (20/10) dini hari.

Apa yang dilakukan Montella saat ini memang mengundak banyak perdebatan, tapi Milanisti yang baik hati harus yakin bahwa L’Aeroplanino pasti akan melakukan yang terbaik bagi timnya. Setidaknya, ia memiliki waktu hingga akhir bulan ini untuk menanamkan “jati diri” Milan yang baru.

Setelah menjamu AEK Athens, Milan akan meladeni perlawanan Genoa di San Siro dan melawat ke kandang Chievo. Total enam poin harus didapat dari dua pertandingan tersebut, mumpung keduanya juga sedang berada dalam tren buruk. Enam poin dari keduanya akan sangat berguna untuk mendongkrak moral tim, sebelum menutup bulan Oktober dengan menjamu Juventus di giornata 11.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.