Nasional Bola

Jalan Terjal Persela Lamongan di Liga 1

Sempat lima kali menjadi juara Piala Gubernur Jatim dan terkenal sebagai tim yang lihai mengorbitkan pemain asing jempolan, Persela Lamongan digadang-gadang menjadi salah satu tim kuda hitam di Go-Jek Traveloka Liga 1. Setidaknya, mereka dapat melakukannya hingga 10 pekan musim berjalan.

Memulai musim dengan kekalahan 1-3 di kandang PSM Makassar, Persela secara perlahan dapat memperbaiki posisi dengan memaksimalkan laga kandang. Mereka tercatat pernah menduduki peringkat 4 klasemen sementara, setelah mengalahkan Persegres Gresik United 2-0 di kandang lawan pada pekan ke-10.

Persela di awal musim memang sangat beringas. Keberadaan Ivan Carlos di lini depan, ditopang dengan kecepatan Fahmi Al-Ayyubi dan Saddil Ramdani di kedua sayap, membuat klub yang saat itu dinakhodai Herry Kiswanto menjadi salah satu kesebelasan dengan lini serang tertajam. Bahkan, Kurnia Meiga Hermansyah pun harus memungut bola dari gawangnya empat kali saat Arema FC bertamu ke Stadion Surajaya.

Tak hanya lini depan, kualitas gelandang Persela juga bisa dikatakan sebagai salah satu yang terbaik, meski mereka tidak termasuk dalam tim kandidat juara. Keberadaan Kosuke Yamazaki, Eka Ramdani, dan Jose Coelho membuat lini kedua Laskar Joko Tingkir memiliki pembagian peran yang pas.

Bahkan ketika para pemain asing absen pun, Persela tetap dapat meraup poin penuh, yakni saat menjamu Borneo FC di pekan ke-13. Tanpa diperkuat Ivan Carlos, Kosuke, dan Marcio Rozario, Laskar Joko Tingkir dapat memetik kemenangan 3-1. Akan tetapi, semuanya mendadak sirna saat memasuki putaran kedua.

Cederanya Ivan Carlos menjadi awal petaka Persela musim ini. Tanpa kehadiran penyerang asal Brasil itu, mereka kesulitan mendulang gol. Samsul Arif memang akhirnya menjelma sebagai andalan baru di lini depan, tapi ia butuh waktu untuk bisa nyetel tanpa kehadiran sang top skor.

Begitu pula dengan komposisi lini tengah setelah ditinggal Saddil Ramdani yang disibukkan dengan agenda timnas, dan Fahmi Al-Ayyubi yang harus naik meja perawatan. Tanpa dua sayap muda nan lincah itu, praktis Persela hanya bisa mengandalkan tendangan-tendangan jarak jauh dari lini kedua saat mengalami kebuntuan.

Apesnya lagi, mereka juga kemudian ditinggal Kosuke Yamazaki yang merupakan salah satu nyawa di lini tengah. Tanpa keberadaan pemain berstamina kuda itu, Persela sangat keteteran menghentikan laju serangan lawan. Terlebih, Juan Revi dan Edy Gunawan yang beberapa kali diplot sebagai gelandang bertahan, belum dapat menyamai level permainan Kosuke.

Dampak dari badai cedera tersebut, Persela menelan lima kekalahan beruntun ketika putaran kedua dimulai. Herry Kiswanto pun memutuskan mundur dari kursi kepelatihan, dan posisinya digantikan oleh Aji Santoso yang sebelumnya sempat menukangi kesebelasan berbaju biru muda ini di Torabika Soccer Championship (TSC) A 2016.

Datangnya Aji Santoso sebenarnya dapat sedikit mengangkat performa Persela, terutama di laga kandang. Terbaru, di Stadion Surajaya mereka dapat mengalahkan Semen Padang dua gol tanpa balas, yang merupakan clean sheet ketiga mereka dari empat laga kandang terakhir, sekaligus mengukir empat kemenangan beruntun di markas sendiri.

Sebuah peningkatan yang menjadi kabar gembira sebenarnya, tetapi tiga poin tersebut harus dibayar mahal. Sang kapten, Choirul Huda, menghembuskan napas terakhirnya setelah berbenturan dengan rekan setimnya saat menghalau serangan lawan. Sebuah kehilangan yang sangat besar, karena ia juga menjadi legenda sekaligus panutan para pemain lain di dalam maupun luar lapangan.

Di sisa musim ini, Persela akan bertandang ke markas Borneo FC, Bhayangkara FC, dan Barito Putera, kemudian menjamu Persib Bandung dan Persiba Balikpapan. Lima pertandingan yang takkan berjalan mudah, dan tampaknya Persela Lamongan masih akan sulit memperbaiki posisinya yang pekan lalu finis di peringkat ke-15 pada ajang TSC A 2016.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.