Moncernya performa Awan Setho di Go-Jek Traveloka Liga 1, serta gemilangnya aksi Kurniawan Kartika Ajie dan Satria Tama di SEA Games 2017, memang menunjukkan bahwa regenerasi di sektor penjaga gawang berjalan lancar bagi timnas Indonesia. Akan tetapi, permasalahan lain juga akan muncul dari berkah ini, yaitu persaingan.
Di timnas senior saat ini, bercokol dua nama besar yang sangat sulit digeser apabila keduanya sedang fit. Performa Andritany Ardhiyasa sedang dalam grafik menanjak sejak Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 lalu, sedangkan Kurnia Meiga merupakan kiper dengan jam terbang tertinggi di skuat senior tim Garuda saat ini. Namun, cepat atau lambat, keduanya akan menua, dan dalam dua tahun ke depan, dilema besar akan dihadapi pelatih timnas Indonesia.
Menggeser Andritany dan Meiga adalah kemustahilan saat ini, jika tidak ada cedera atau larangan bermain yang mereka alami. Akan tetapi, dalam dua tahun ke depan, usia mereka akan semakin mendekati kata uzur untuk ukuran pemain Indonesia. Apa maksudnya? Jika beberapa pemain top dunia bisa bermain hingga usia 35 tahun untuk negaranya, di Indonesia usia 29 tahun sudah termasuk dalam kategori “veteran timnas”.
Usia Meiga saat ini 27 tahun, dan artinya dua tahun lagi ia akan memasuki kategori tersebut, sedangkan Andritany yang menjadi deputinya di timnas, terpaut dua tahun usianya dengan Meiga. Apabila merujuk pada jumlah caps dan banyaknya pengalaman, Andritany tentu merupakan kandidat terkuat sebagai suksesor Meiga. Namun, tiga kiper muda yang saya sebutkan di paragraf pembuka juga akan menginjak usia yang lebih matang dalam dua tahun ke depan.
Di tahun 2019 nanti, Satria Tama akan berusia 22 tahun, Kurniawan Kartika Ajie berulang tahun yang ke-23, dan Awan Setho menginjak usia yang sama dengan nama pertama. Dengan asumsi ketiganya dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan performa mereka, maka timnas Indonesia akan memiliki lima pemain dengan kualitas yang setara, hanya untuk memperebutkan satu tempat di bawah mistar gawang! Wow… wow… wow…
Khusus bagi Satria Tama dan Awan Setho, mereka mungkin akan lebih disibukkan dengan persaingan menjadi kiper utama di timnas SEA Games 2019, sedangkan pemanggilan Kurniawan Kartika Ajie mungkin akan lebih banyak dipengaruhi oleh performanya di klub.
Masih ada dua nama lagi
Sorotan utama untuk posisi kiper di tahun 2019 memang sepertinya akan berkutat pada kelima pemain di atas, namun “ancaman” untuk tampil menepis bola-bola di ajang internasional juga akan datang dari dua nama lain yang tahun ini menjadi pilar utama di timnya masing-masing, yakni Muhammad Riyandhi (Timnas U-19), dan Muhammad Ridho.
Riyandi saat ini masih berusia 17 tahun, dan Ridho berumur 26 tahun. Keduanya memang akan sangat sulit untuk menembus tim utama timnas Indonesia, bahkan mendapat panggilan seleksi pun juga bakal sangat berat. Namun, bukan berarti keduanya tidak layak dipertimbangkan oleh pelatih timnas di tahun 2019.
Muhammad Ridho menurut saya adalah kiper yang underrated saat ini. Performa gemilangnya tertutup dengan buruknya kinerja lini belakang Borneo FC, tetapi secara individu ia merupakan kiper jempolan di Go-Jek Traveloka Liga 1. Tribes bisa melihat kembali rekaman pertandingan antara Arema FC kontra Borneo FC di putaran pertama. Menurut saya, itulah salah satu penampilan terbaik Ridho di antara puluhan aksi-aksi brilian lainnya.
Ia beberapa kali memang terlihat salah posisi, tapi secara teknis, Ridho sangat memenuhi syarat sebagai kiper untuk timnas Indonesia. Pemilihan waktunya untuk memotong bola bagus, dan refleksnya juga sangat baik. Jika performanya dapat konsisten hingga musim depan, kemungkinan ia dapat terpilih dalam skuat Piala AFF 2018.
Lalu bagaimana dengan Riyandhi? Usianya memang masih sangat belia dan ada baiknya ia “naik kelas” dulu ke Timnas U-23, tetapi kiper dengan tipikal seperti Riyandhi sangat jarang ditemukan di Indonesia. Ia adalah kiper yang bagus dalam melakukan distribusi, atau yang saat ini populer dengan istilah sweeper-keeper.
Keputusan mengenai siapa kiper utama Indonesia di Piala AFF 2020 bisa ditentukan di tahun 2019. Meski peran penjaga gawang termasuk posisi yang sepi dibicarakan orang, tetapi kontribusi mereka bisa sangat krusial di sebuah tim. Sebab, seberapa tajamnya seorang penyerang, sekreatif apapun gelandang, dan setangguh apapun bek, kualitas seorang kiper tak dapat ditawar lagi karena merekalah harapan terakhir di lini pertahanan.
Siapa yang layak menjadi kiper utama timnas Indonesia?
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.