Nasional Bola

Tentang Kartika Aji yang Harus Lebih Percaya Diri di Bawah Mistar

Luis Milla menetapkan Kurniawan Kartika Aji sebagai kiper utama timnas Indonesia di ajang SEA Games 2017 ini. Kiper Persiba Balikpapan ini mengalahkan saingan-saingannya seperti Satria Tama dan Diky Indriyana, dua kiper muda yang sama-sama dibawa ke Malaysia. Bahkan, nama-nama lain seperti Rully Desrian, Awan Setho, hingga eks kiper utama Garuda Jaya, Ravi Murdianto, harus tersingkir dari persaingan ketat.

Sejak uji tanding perdana melawan Myanmar pada 21 Maret 2017, Milla terus mencoba para penjaga gawang miliknya, untuk menentukan siapa yang nantinya akan terpilih sebagai kiper utama. Dari enam laga uji tanding, ditambah tiga laga kualifikasi Piala Asia U-23, baik Satria Tama, Diky, dan Kartika Aji, semua mendapatkan kesempatan bermain di bawah mistar

Harus diakui apabila keberadaan Kartika Aji sebagai kiper utama saat ini merupakan hasil dari sebuah proses yang terjadi di kubu timnas SEA Games. Diky Indriyana sepertinya sudah kehilangan tempatnya di tim utama karena kebobolan tiga gol langsung di laga melawan Myanmar. Sementara Satria Tama, yang sebelumnya dijagokan sebagai kiper utama karena paling banyak dimainkan di laga uji tanding, mesti kehilangan tempatnya setelah kemasukan tiga gol pada laga melawan Malaysia di Kualifikasi Piala Asia U-23 bulan Juli lalu.

Penampilan Kartika Aji di laga perdana SEA Games melawan Thailand bisa dibilang tidak begitu buruk secara keseluruhan. Ia hanya kemasukan satu gol, dalam sebuah laga imbang 1-1 melawan tim favorit juara seperti Thailand. Tetapi, kiper berusia 21 tahun ini belum menunjukan penampilan yang maksimal.

Selain skema pertahanan skuat Garuda Muda yang mesti dibenahi, penampilan dari kiper Kurniawan Kartika Aji pun mesti menjadi perhatian. Bisa jadi ia demam panggung, karena laga ini mungkin sarat tekanan. Selama 90 menit penampilan Kartika Aji di laga melawan Thailand, ia tampak tidak tenang dan percaya diri dalam mengawal gawang.

Bukti terbaik tentu ketika Thailand berhasil menyarangkan gol melalui Chaiyawat Buran. Kartika Aji terlihat ragu-ragu untuk mengambil bola yang dikirimkan ke jantung pertahanan. Hasilnya, tangkapannya tidak maksimal, dan justru jatuh ke kaki lawan yang kemudian berujung gol. Hampir sepanjang pertandingan, kiper muda ini tidak memberikan rasa aman di bawah mistar.

Baru pada menit ke-79 ia benar-benar melakukan penyelamatan penting. Setelahnya, Kartika Aji tampil lebih baik ketimbang sebelumnya. Bisa jadi ini ada pengaruh dari keberhasilan tim menyamakan kedudukan melalui eksekusi penalti Septian David Maulana. Harus diakui, setelah gol tersebut terjadi, beban terangkat dan semua pemain bisa tampil lebih lepas, termasuk Kartika Aji.

Masih ada pertandingan-pertandingan selanjutnya dan hasil imbang melawan Thailand memang sesuatu yang lumayan. Namun tetap saja harus terus berbenah andai memang medali emas adalah target utama yang dipasang. Pun dengan Kartika Aji yang mesti memperbaiki penampilannya andai di laga-laga selanjutnya kembali dipercaya mengawal gawang Indonesia.

Soal kepercayaan diri mengawal gawang, Kartika Aji bisa menengok kepada bagaimana Manuel Neuer berdiri tegap di bawah mistar timnas Jerman dan Bayern München. Memang bukan perbandingan yang sepadan, tapi dengan menengok kepercayaan diri Neuer di bawah mistar, somehow, itu bisa memberi inspirasi yang berguna bagi mental kiper-kiper muda di Indonesia.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia