Nasional Bola

Malaysia: Tak Hanya Sekadar Partai Semifinal Belaka

Thailand memang menyulitkan, tapi, tidak ada yang lebih menyebalkan bagi Indonesia di rivalitas sepak bola lingkup ASEAN dibandingkan dengan sang tetangga, Malaysia. Insiden bendera yang tercetak terbalik di buku panduan SEA Games pada opening ceremony seakan menjadi bensin yang lantas menjadi api dan menjalar dengan cepat. Meme-meme sarkastik untuk mengolok-olok Malaysia bertebaran di dunia maya.

Tak cukup sampai di situ, beberapa bobrok dari keburukan sistem penjurian di beberapa cabang olahraga SEA Games 2017 di Malaysia menerima banyak kritikan. Timnas sepak takraw putri Indonesia memutuskan walk-out, FA Thailand (PSSI-nya Thailand) melancarkan protes terkait kualitas rumput di Stadion Selayang yang buruk hingga waktu semifinal yang dimainkan sore hari, dan baru-baru ini, yang sedang viral di YouTube, atlet jalan cepat Malaysia, Elena Goh Ling Yin, dituding curang ketika sukses merengkuh medali emas.

Semua hal-hal tersebut mendapat beragam respons negatif di Indonesia sekaligus melengkapi takdir bahwa di semifinal SEA Games 2017 hari ini, (26/8), Garuda Muda akan bertemu sang tuang rumah, Harimau Malaya, yang siap menyambut di Stadion Shah Alam. Pertemuan ini, banyak dibilang beberapa orang sebagai final yang terlalu dini. Malaysia dan Indonesia sudah lama menjalin rivalitas di berbagai sektor baik geopolitik hingga budaya dan kini merembet ke sepak bola.

Tak seperti sang tetangga berisik, Indonesia, seperti kita semua tahu, tidak punya prestasi yang bisa dibanggakan di depan Malaysia. Kualitas sepak bola kita tertinggal jauh karena kita masih jalan di tempat. Ketika Malaysia sukses mencukur Indonesia dengan skor 3-0 di Kualifikasi Piala Asia U-23 bulan lalu, mereka membuktikan bahwa secara mental, mereka jauh lebih siap dan matang.

Lalu, bagaimana dengan laga nanti malam?

Malaysia Kuat, Stabil, dan Tajam, tapi Tidak Sempurna

Malaysia adalah tim dengan mental bertanding yang kuat. Hal itu tampak dari raut-raut muka pemain mereka yang turun bermain di lapangan. Selain menjadi tuan rumah, dukungan dari ribuan suporter Ultras Malaya benar-benar membuat Malaysia tampil sangat kompetitif dan determinan sepanjang laga di Grup A lalu.

Empat kemenangan mereka sapu bersih, termasuk mengandaskan perlawanan sang kuda hitam, Myanmar, dengan skor menyakinkan, 3-1. Selain itu, performa mereka stabil sejak dari Kualifikasi Piala Asia U-23 hingga pada turnamen SEA Games kali ini. Kestabilan yang tak begitu tampak di tim-tim lain semisal Singapura, Vietnam, dan Kamboja, yang cukup tampil mengejutkan di Kualifikasi Piala Asia U-23 lalu.

Selain itu, Harimau Malaya juga tercatat sebagai tim dengan catatan gol yang baik dengan 10 gol, yang lima di antaranya digelontorkan dua pemain penting, Adam Nor Azlin dan Thanabalan Nadarajah. Dua pemain ini yang tak hanya perlu diwaspadai, tapi juga perlu diberi pengawalan penting karena keduanya menjadi salah satu titik penting penyerangan dan permainan Malaysia.

Tapi, di tengah sederet kelebihan itu, Malaysia bukan tak punya kelemahan. Dari dua laga terakhir Grup A melawan Myanmar dan Laos, ada beberapa celah yang tampaknya menjadi kelemahan anak asuh Datuk Ong Kim Swee ini. Gol Myanmar tercipta dari kelemahan pemain belakang Malaysia dalam mengantisipasi kecepatan serangan balik Myanmar. Serangan balik juga yang membuat mereka kecolongan satu gol di laga pembuka Grup A kontra Brunei Darussalam. Sedangkan kontra Laos, mereka kebobolan lewat skema bola mati. Ya, selain serangan balik, Harimau Malaya sangat rentan dengan bola mati, sama seperti Indonesia.

Previous
Page 1 / 2