Nasional Bola

Pelajaran Berharga Itu Datang dari Kamboja

Kemenangan dua gol tanpa balas timnas Indonesia U-22 atas Kamboja pada pertandingan ketiga Grup B cabang sepak bola SEA Games 2017 di Stadion Shah Alam, Malaysia, Kamis (24/8) tercoreng kericuhan pascalaga. Penggawa kedua tim terlibat saling dorong sesaat jelang menuju lorong stadion. Tak selang berapa lama, warganet Tanah Air ramai-ramai mengecam tindakan pemain dan staf pelatih timnas Kamboja.

Akun Instagram, entah resmi atau tidak, timnas Kamboja dihujani komentar orang Indonesia persis seperti saat Filipe Oliveira bermain kasar hingga diberi kartu merah wasit pada partai Timor Leste kontra skuat Garuda. Namun masih di Shah Alam, paradigma berubah drastis 180 derajat. Siapa sangka, Kamboja yang memang langganan posisi bawah dalam beberapa edisi turnamen sepak bola antarnegara di Asia Tenggara memberikan pelajaran berharga yang membuat banyak pihak memberikan pujian sekaligus merasa terharu.

Pada konferensi pers usai pertandingan, para pemain Kamboja mengerubungi meja utama yang sebenarnya kapasitasnya tak sebesar itu. Sedikitnya 15 pemain dan empat staf dipimpin pelatih Leonardo Vitorino. Tak disangka, kehadiran mereka ‘hanya’ sekadar menyampaikan langsung permintaan maaf terhadap negaranya. Dideskripsikan Vitorino, apa yang terjadi di SEA Games 2017 meski berada di grup neraka bersama Thailand, Vietnam, dan Indonesia, Kamboja tetap tak puas dengan pencapaian yang ada. Kekalahan tipis dari Timor Leste disinyalir jadi penyebab.

“Para pemain Kamboja bertanya apakah mereka bisa datang ke konferensi pers untuk mengucapkan permintaan maaf. Mereka minta maaf atas nama negara dan timnas Kamboja. Mereka juga minta maaf atas kejadian hari ini,” ujar Vitorino dikutip dari CNN. “Para pemain terus menangis di ruang ganti karena merasa mungkin orang-orang tidak tahu jika mereka sudah memberikan yang terbaik,” lanjutnya.

Previous
Page 1 / 2