Nasional Bola

Semifinal SEA Games 2017: Ujian Sejati Ketangguhan Lini Belakang Garuda Muda

Tanpa Hansamu Yama Pranata yang terkena akumulasi kartu kuning, Ricky Fajrin yang belum pulih sepenuhnya dari sakit, hingga masih minimnya waktu bermain Ryuji Utomo, adalah sederet masalah yang menyambut lini belakang Garuda Muda di semifinal SEA Games 2017 kontra sang tuan rumah, Malaysia.

Dari empat negara yang lolos ke semifinal, Indonesia adalah negara yang paling sedikit mencetak gol. Bila Thailand dan Malaysia sama-sama mencetak 10 gol sementara Myanmar tampil superior dengan 12 gol, Indonesia hanya mampu mencetak 7 gol saja. Minimalis, tapi cukup untuk lolos ke semifinal. Tapi jangan salah, dari keempat negara tersebut, bersama Negeri Gajah Putih, Garuda Muda menyimpan satu keunggulan yang acapkali abai diperhitungkan para pengamat: rekor kebobolan yang sedikit.

Hasil seri 1-1 di laga perdana melawan Thailand adalah satu-satunya gol yang bersarang di gawang kedua negara wakil dari Grup B tersebut. Bila Chaiyawat Buran membobol gawang Garuda Muda lewat kesalahan Kurniawan Kartika Ajie, sebaliknya, timnas Indonesia sukses membobol gawang Nont Muangngam lewat eksekusi penalti Septian David Maulana. Kemiripan kedua gol tersebut: sama-sama berawal dari keteledoran lini belakang keduanya.

Tandanya, bersama Thailand, Indonesia lolos ke semifinal sebagai tim dengan catatan kebobolan paling sedikit. Bandingkan saja dengan wakil Grup A, Malaysia dan Myanmar, yang walau sukses menggelontorkan belasan gol, mereka masih menyimpan lubang menganga di lini belakang karena kebobolan empat kali.

Ujian Tanpa Sang Kapten

Tanpa Hansamu Yama Pranata, besar kemungkinan Andy Setyo akan bertandem dengan Ryuji Utomo di lini belakang, bila dalam dua hari ke depan, kondisi Ricky Fajrin tak kunjung fit 100 persen usai diserang penyakit sejak dua hari lalu. Kembalinya Rezaldi Hehanusa dan tersedianya Putu Gede Juni Antara yang sudah terkena pemutihan kartu bisa membawa angin segar yang membuat absennya Hansamu sedikit terobati.

Tanpa Hansamu, memang tidak ada sosok koordinator yang baik di lini belakang, tapi menimbang pengalaman bermain dan kualitas enam pemain belakang tersisa, kedewasaan dan kematangan Putu Gede di bek kanan bisa mengisi pos komando yang ditinggalkan Hansamu. Konsekuensinya, mungkin meninggalkan Gavin Kwan Adsit di bangku cadangan.

Rekam Jejak Pertahanan Indonesia di Grup B

Seperti sudah saya jabarkan di awal, satu-satunya gol yang tercetak ke gawang Indonesia adalah murni kesalahan kiper dan sejak saat itu, kedua kiper Indonesia, Kartika Ajie dan Satria Tama, tampil konsisten dan gemilang. Performa kiper yang menanjak sejak laga pertama dan rotasi yang baik dari Luis Milla dengan memberi menit bermain bagi Satria Tama, berdampak pada grafik positif keduanya.

Selain kiper yang tampil solid di empat laga terakhir usai melawan Thailand, lini belakang Indonesia juga tergolong lugas dan piawai mengatur lini pertahanan dengan sistem yang baik. Walau lini tengah mudah ditembus, utamanya di laga melawan Vietnam, dua kali jebakan offside lini belakang sukses membuat lini serang ganas The Golden Stars mati kutu. Selain itu, kerapatan antara empat bek dan koordinasi di antara mereka terjalin baik, salah satunya tentu berkat kehadiran Hansamu.

Tanpa pemain belakang Barito Putera tersebut, Putu Gede dan Ryuji Utomo bisa disebut sebagai dua bek tersisa yang memiliki pengalaman internasional cukup banyak untuk diharapkan mengisi absennya Hansamu. Ryuji Utomo, yang memainkan laga debutnya di SEA Games 2017 pada laga kontra Kamboja, akan dimainkan sejak menit pertama bila Ricky Fajrin belum sepenuhnya fit dari sakit yang didera. Bila skema ini yang dipakai dengan Putu Gede dan Rezaldi mengapit Ryuji dan Andy di lini belakang, saya rasa Indonesia masih boleh optimis dengan ketangguhan lini belakangnya.

Previous
Page 1 / 2