19 April 2015, salah satu tim raksasa Jerman, Borussia Dortmund, mengumumkan pelatih anyar yang akan menukangi Pierre-Emerick Aubameyang dan kawan-kawan per musim 2015/2016. Dan eks pembesut Mainz, Thomas Tuchel, jadi nama yang terpilih.
Pencarian figur pelatih baru Die Schwarzgelben ketika itu disebabkan oleh keputusan pelatih sebelumnya, Jurgen Klopp, yang ingin beristirahat sejenak (sabbatical) begitu musim 2014/2015 kelar. Kebetulan, kontraknya di Stadion Signal Iduna Park pun habis saat itu juga.
Disebut-sebut sebagai salah satu kandidat kampiun di musim 2015/2016, Tuchel “hanya” mampu membawa Dortmund finis di peringkat kedua Bundesliga. Padaha dirinya sempat membawa tim asuhannya melaju mulus dengan tak terkalahkan di lima belas pertandingan (12 kemenangan dan 3 hasil seri). Sayangnya, laju kencang sang rival bebuyutan, Bayern Munchen, sedari awal musim membuat Die Schwarzgelben mesti merelakan titel juara direngkuh oleh Manuel Neuer dan kawan-kawan.
Sementara di ajang Liga Europa, Dortmund harus mengakui ketangguhan klub asal Inggris, Liverpool, dalam sepasang laga perempatfinal. Uniknya, tokoh dibalik ketersingkiran Die Schwarzgelben dari ajang kelas dua di benua biru tersebut adalah Klopp (dilantik sebagai pelatih baru Liverpool di bulan Oktober 2015 guna menggantikan Brendan Rodgers).
Walau gagal di Bundesliga dan Liga Europa, tak serta merta mematikan harapan Tuchel untuk menggenggam trofi juara di musim itu. Secara luar biasa, tim yang punya koleksi satu titel Liga Champions ini sukses melaju sampai babak final di ajang Piala Jerman. Namun sial, mereka mesti puas dengan predikat runner-up karena lagi-lagi dilindas oleh Die Roten, julukan Bayern Munchen.
Bermain dengan skor kacamata hingga 120 menit, laga final Piala Jerman musim itu harus diselesaikan via adu penalti. Dua penendang Dortmund, Sven Bender dan Sokratis Papastathopoulos gagal menunaikan tugasnya sedangkan dari pihak Bayern hanya Joshua Kimmich yang tak berhasil.
Kegagalan demi kegagalan itu tentu memacu Tuchel dan Dortmund untuk berbenah. Mereka tentu berharap jika dewi fortuna bakal lebih lengket dengan di musim 2016/2017.
Namun sial, penampilan anak asuh Tuchel di Bundesliga justru sangat inkonsisten. Problem itu juga yang membuat Die Schwarzgelben tercecer di posisi ketiga klasemen sementara (sampai pekan ke-30). Koleksi 56 poin milik mereka tertinggal amat jauh dari torehan Bayern yang sudah punya tabungan 70 angka. Kans juara pun sudah pasti tertutup.
Pencapaian minor juga dibukukan Dortmund saat berpetualang di Liga Champions. Secara tak terduga, mereka ditumbangkan oleh wakil Prancis yang tengah on fire, AS Monaco. Marco Reus dan kawan-kawan remuk redam di tangan Radamel Falcao dan kolega lewat agregat total 6-3.
Layaknya musim lalu, asa Tuchel dan Dortmund menggenggam trofi tersisa di ajang Piala Jerman. Dinihari kemarin (27/3), mereka sukses membungkam Bayern dengan skor tipis 2-3 di babak semifinal. Die Schwarzgelben pun siap mentas di partai puncak guna berjumpa Eintracht Frankfurt.
Satu pertanyaan pun mengemuka. Akankah Tuchel berhasil merengkuh trofi perdananya bersama Dortmund atau ulangan kisah pilu di musim kemarin kembali terjadi? Karena untuk melegitimasi statusnya sebagai salah satu pelatih muda potensial, eks manajer Mainz ini butuh trofi.
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional