Eropa Champions League

AS Monaco: Lawan yang (Harus) Ditakuti di Semifinal Liga Champions 2016/2017

Selalu mencetak tiga gol di empat laga fase gugur Liga Champions Eropa, diperkuat banyak pemain muda yang eksplosif dan tajam, serta memainkan sepak bola menyerang yang efektif dan efisien. Tiga hal itu adalah komponen penting bahwa AS Monaco bukan tim kurcaci di antara tiga klub besar lain di semifinal nanti. Atletico dan Real Madrid serta raksasa Italia, Juventus, harus mewaspadai skuat muda Monaco.

Dimulai dari Manchester City yang dinakhodai Pep Guardiola, anak asuh Leonardo Jardim ini  mampu mencuri tiga gol di kandang City! Tiga gol yang saya rasa mempermudah beban Monaco di laga kandang kala balik menenggelamkan skuat asuhan Pep dengan skor menyakinkan 3-1. Di fase ini, kita semua harus sepakat bahwa pemuncak klasemen sementara Ligue 1 ini menyimpan potensi yang menyeramkan bagi calon lawannya di perempatfinal.

Lalu datanglah tantangan itu, dari sesama skuat muda, Borussia Dortmund yang dilatih pelatih muda berbakat, Thomas Tuchel. Sempat tertunda dengan insiden yang menimpa tim Dortmund, Radamel Falcao dan kawan-kawan membuktikan bahwa cerita ketajaman lini serang mereka di Ligue 1 musim ini bukan hanya dongeng belaka. Sukses mencuri tiga gol tandang di Signal Iduna Park dan membawa pulang kemenangan tandang 2-3 di Dortmund adalah pencapaian fantastis. Skor 3-1 di kandang atas Dortmund seakan menegaskan bahwa siapapun lawan di semifinal, walau itu tim dengan pertahanan tangguh seperti Atletico atau Juventus sekalian, mereka harus waspada dengan anak-anak muda Monaco.

Enam poros serangan Monaco

Jardim perlu diapresiasi karena mampu memaksimalkan anak-anak muda talenta lokal Prancis dan mengubahnya menjadi sekumpulan pemain eksplosif yang bermain taktis dan efektif. Mengubah Fabinho menjadi gelandang tengah dan mengoptimalkan penyerang akademi, Kylian Mbappe, Jardim membuat lini serang Monaco sangat tajam dan menakutkan.

Kerap tampil dengan formasi 4-4-2, poros serangan yang ditonjolkan Jardim terletak pada enam titik lini yang dihuni pemain-pemain muda, kreatif dan cepat. Duo bek sayap, Benjamin Mendy dan Djibril Sidibe atau Almamy Toure menjelma tak hanya sebagai pemain bertahan saja, namun juga pemain yang aktif menyerang dan mempunyai kreativitas mumpuni. Dua bek sayap tersebut kerap digunakan Jardim untuk meng-overload sisi halfspace lawan dan mengkreasi peluang dari sayap.

Manchester City dan Dortmund sudah menjadi contoh dahsyatnya lini sayap Monaco. Silakan tonton rekaman pertandingan Monaco kontra kedua tim tersebut dan lihat bagaimana tusukan dari sayap kerap digunakan Monaco untuk menyerang dan membunuh lawan-lawannya. Begitu aktifnya dua bek sayap untuk naik, semakin menunjang kreativitas Bernardo Silva di sayap kanan dan kecepatan Thomas Lemar di sayap kiri. Kedua sayap ditopang kemampuan eksplosif Mendy di kiri dan Sidibe di kanan, seakan menjustifikasi bahwa inilah salah satu tim dengan lini serang paling tajam di Eropa saat ini.

Keempat poros sayap Monaco itu menopang dua penyerang beda gaya yang hebatnya, sama-sama tajam musim ini. Mbappe yang cepat dan punya kemampuan duel satu lawan satu yang baik dengan bek lawan, bertandem dengan penyerang tajam yang terlahir kembali musim ini, Radamel Falcao.

Selain didapuk sebagai kapten tim, Falcao menemukan kembali ketajamannya karena ia ditopang barisan lini kedua yang luar biasa kompeten dan memanjakannya dengan bola-bola manis. Ditambah, berbeda dengan Mbappe, El Tigre justru difokuskan untuk berada di kotak penalti lawan dan bertugas penuh sebagai finisher sejati. Dan melihat gol cantiknya ke gawang Willy Caballero di leg pertama kontra City, kita semua pastinya sepakat bahwa eks penyerang Porto dan Atletico ini sudah menemukan ketajamannya yang hilang sejak merantau di Inggris dua musim.

Tanpa menafikan peran Tiemoue Bakayoko dan Fabinho di lini tengah, bagi saya, enam pemain di enam lini Monaco seperti saya jelaskan di atas, adalah sedikit kunci kenapa lini serang tim ini begitu menakutkan. Mereka punya dua gelandang tengah tangguh dan piawai menyebar bola, ditambah dua bek sayap muda yang sama-sama eksplosif dan dua pemain sayap yang kreatif dan efektif. Semua itu dilengkapi dengan ketajaman Mbappe dan Falcao yang membuat Monaco, bukan hanya pantas berada di semifinal Liga Champions Eropa 2016/2017, tapi juga salah satu kandidat juara.

Ya, kamu tidak salah baca. Saya yakin tim ini layak difavoritkan untuk juara Liga Champions musim ini. Walau anak-anak muda Monaco ini minim pengalaman tampil di Eropa dan kini berada di semifinal, saya rasa, ketajaman yang sudah mereka buktikan selama musim ini akan sangat membantu menjaga kepercayaan diri mereka menghadapi siapapun lawan di semifinal nanti.

Skema semifinal ideal

Bagi penggemar banyak gol, menantikan tim yang bermarkas di Stade Louis II ini untuk bertemu Real Madrid adalah pilihan tepat. Duo bek sayap Monaco, Mendy dan Sidibe/Toure, akan bersaing dan adu kuat melawan salah satu duo bek sayap terbaik dunia, Dani Carvajal dan Marcelo Viera di kubu Madrid.

Dengan ketajaman Cristiano Ronaldo yang sudah terbukti kala melawan Bayern Munchen, saya rasa Monaco melawan Madrid adalah salah satu partai yang tidak hanya akan menyajikan adu taktikal antara dua pelatih muda, Jardim dan Zinedine Zidane, tapi juga adu tajam serdadu-serdadu dari kedua tim yang sama-sama eksplosif di fase gugur Liga Champions musim ini.

Author: Isidorus Rio Turangga (@temannyagreg)
Tukang masak dan bisa sedikit baca tulis