Saya sangat awam dengan yang namanya taktik sepak bola. Bahkan role pemain dalam sebuah tim pun saya tak khatam. Maka saya hanya bisa menulis hal tentang sepak bola dalam sudut pandang orang biasa saja, dan yang saya tulis di sini mungkin hanya sekadar curahan hati saya saja.
Ada dua jenis makhluk yang dibenci oleh masyarakat. Pertama adalah fans AKB48 dan antek-anteknya. Kedua adalah adalah fans Manchester United.
Sebagai fans AKB48 dan antek-anteknya, sudah biasa yang namanya dikucilkan keluarga, dijauhi teman-teman, kucing peliharaan enggan berbicara dengan anda, dan kura-kura kesayangan anda menolak ketika diberi makan dengan ketimun kesukaannya.
Sebagai fans Manchester United, nama klub sepak bola zaman megalithikum, anda akan dilabeli sebagai manusia yang arogan dan menderita demensia. Lalu yang paling bombastis dari kedua fans tersebut adalah, mereka sangat delusional.
Fans AKB48 yang akrab dengan sebutan wota, sudah lazim mengganggap bahwa member AKB48 adalah pacar mereka. Oshi, sebutan bagi member kesayangan, adalah wanita yang paling kawaii sedunia akhirat.
Sama seperti fans United. Bagi mereka, United adalah klub sepak bola paling hebat di alam semesta. Gary Neville adalah pesepak bola paling tampan se-Inggris Raya. Parah.
Saya, adalah dua jenis makhluk tersebut.
Sebagai wota, saya sudah cukup kebal terhadap berbagai macam gunjingan masyarakat. Mulai dari dituduh sebagai manusia mesum karena doyan menyaksikan gadis-gadis (yang dituduh tidak punya bakat) menyanyi dan menari dalam balutan bikini (sebenarnya hal yang lumrah di Jepang. Percayalah. Ini bukan pembelaan. Sumpah), kuper, maniak, dan yang paling keji dari semua tuduhan : punya bau badan yang tidak sedap.
Tuduhan terkahir bahkan secara kejam pernah dilontarkan oleh anggota AKB48 sendiri (SKE48 lebih tepatnya), yakni Kaoru Matsumura, yang pernah berujar sebaiknya wota itu sebelum datang ke konser atau handshake event, lebih baik mandi dulu atau pakailah deodoran. Sedih.
Kemudian sebagai fans United, saya mengenal klub ini tahun 1996. Lazimnya di tiap SD, ada abang-abang tukang mainan yang mangkal di depannya, dan abang-abang tukang mainan di SD saya ini menjual poster sepak bola berbahan karton.
Baca juga: Nick Culkin dan Rekor Abadinya
Teman sebangku saya membeli satu poster dan memperlihatkan ke saya. Saya masih awam soal sepak bola. Sekarang pun masih. Saya tanya ke dia ini tim bola apa dan dia jawab dengan maha yakin: “Manchester United. Tim bola paling jago”. Mantap.
Saya penasaran dengan kata “tim bola paling jago” akhirnya memutuskan untuk menyaksikan pertandingan United di layar kaca. Dan ternyata benar. United memang “tim bola paling jago”. Saya jatuh cinta. Terkesan glory hunter tapi ya tak mengapa.
Menjadi fans United pada tahun 1990-an saja sudah dianggap nista. Roy Keane dan Paul Scholes cuma pemain kasar yang tekelnya asal-asalan. Beckham cuman menang ganteng. Dennis Irwin? Memangnya dia bisa lari ngacir kayak Roberto Carlos? Dan masih banyak hinaan lainnya.
Masalahnya, AKB48 dan Manchester United saat ini sedang berada dalam ambang batas kepunahan.
Dalam beberapa tahun belakangan, AKB48 dan sister group-nya telah ditinggalkan para pilarnya. Nyaris tak ada member yang punya kharisma kepemimpinan layaknya Minami Takahashi. Yui Yokoyama yang ditunjuk sebagai suksesor tak mampu menandingi Takahashi.
Sekarang tongkat estafet beralih ke tangan Mion Mukaichi. Belum lama ditunjuk sebagai Soukantoku atau General Manager, Mukaichi langsung dihadapkan dengan insiden penyerangan terhadap member NGT48, Maho Yamaguchi.
Meski insiden tersebut tidak sebrutal aksi bakar diri Tang Anqi, member SNH48, di sebuah kafe di Shanghai, namun insiden diserangnya Yamaguchi di apartemennya oleh beberapa pria tersebut menjadi skandal terbesar dalam sejarah AKB48, karena melibatkan beberapa member NGT48 sebagai tersangka dan menjadi sorotan dunia.
Mukaichi dinilai tidak becus menangani masalah tersebut. Mukaichi, gadis mungil dan periang, sebenarnya bukan pilihan utama manajemen AKB48 untuk menjadi soukantoku. Yuiri Murayama adalah pilihan utama namun gadis cantik yang hidungnya pernah patah tersebut menolak mengisi jabatan tersebut.
Hal serupa juga dialami oleh United. Sepeninggal Bryan Robson, Eric Cantona, Roy Keane, Nemanja Vidic, Rio Ferdinand, Patrice Evra, dan Michael Carrick, nyaris tak ada pemain yang berkharisma untuk mengisi jabatan sebagai kapten.
Baca juga: Ungkapan-Ungkapan Tersohor dari Roy Keane
Ander Herrera yang potensial sebagai kapten malah dilepas secara gratis ke PSG. Ashley Young dan Chris Smalling didapuk sebagai kapten. Keduanya tak punya aura kepemimpinan. Alih-alih aura kepemimpinan, Young dan Smalling malah lebih punya aura mistis. Sudah beberapa kali mereka lolos dari jendela transfer.
Young dan Smalling adalah pemain yang bagus, pada masanya. Sekarang permainan mereka sudah menurun. Keduanya adalah kambing hitam jika United tampil hancur lebur. Saya sebenarnya menghormati kedua pemain ini, tapi alangkah baiknya jika keduanya segera mencari klub baru. Percayalah ini demi kebaikan bersama.
Sebelum awal musim Liga Primer Inggris digelar, saya optimis setelah melihat performa United pada tur pra-musim. Lini belakang yang rapuh sudah ditambal. Aaron Wan-Bissaka dan Harry Maguire didatangkan dengan rekor transfer.
Laga pertama melawan Chelsea, United tampil meyakinkan. The Red Devils berhasil melibas Chelsea 4-0. Tiga rekrutan baru tampil bagus. Daniel James membuat debut impian dengan mencetak gol.
Pertandingan kedua melawan Wolves, United menunjukkan tabiat aslinya. Tampil meyakinkan di babak pertama dengan unggul satu gol lewat Martial. Di babak kedua, United melempem. Pogba gagal mengeksekusi penalti. Pertandingan berakhir seri 1-1.
Baca juga: Jual Saja Paul Pogba, Manchester United!
Sebagai pendukung United, saya mencoba berpikir positif. Masih dalam proses. Pertandingan ketiga melawan Crystal Palace, United hancur. Kalah 1-2 di kandang oleh tim yang diasuh Roy Hodgson. Are you kidding me?
Selanjutnya United akan bertandang ke markas Southampton, dan saya baru saja menyaksikan video klip single terbaru AKB48, Suistanable. Menurut saya, single terbaru mereka ini bagus. AKB banget, istilahnya. Video klipnya juga menarik.
Saya berharap United dapat tampil baik layaknya AKB48 di single terbaru mereka itu. Bermain layaknya United dalam kondisi terbaik. Tidak seperti single terburuk AKB48 sepanjang masa, Teacher Teacher, yang liriknya bikin ingin menepuk jidat ditambah video klipnya yang jelek total di mana para member melakukan tarian muter-muter dengan latar belakang CGI yang hancur parah. Persis seperti gaya main United, muter-muter nggak jelas.
Tentunya saya berharap Manchester United kembali pada masa jayanya dengan meraih semua gelar yang tersedia di muka bumi, dan saya bisa menikahi salah satu member AKB48.
Ah… Saya mulai delusional lagi.
*Penulis adalah penggemar film-film Jean Claude van Damme. Bisa ditemui di akun Twitter @adithya86530_d