Analisis

Mampukah Solksjaer Selamatkan Manchester United?

Gol telatnya di Camp Nou pada injury time mampu membawa Manchester United menjadi juara Liga Champions musim 1998/1999. Dua puluh tahun berselang, mampukah Ole Gunnar Solksjaer menyelamatkan Manchester United sekali lagi?

Kali ini peran yang diemban pria kelahiran Kristiansund jelas berbeda. Eks pelatih Cardiff City ini punya tanggung jawab ekstra sebagai pelatih interim hingga sisa musim 2018/2019.

Ia wajib mengubah pandangan pesimis dan permainan defensif yang ditinggalkan Jose Mourinho di ruang ganti, dengan secercah harapan baru meski winter is coming dan sulitnya menggantikan bayangan Alex Ferguson dari Old Trafford.

Bicara tentang Sir Alex, Ole sendiri mengakui bahwa bekas pelatihnya semasa bermain untuk Setan Merah dari 1996-2007 itu menjadi sosok yang menginspirasinya saat beralih profesi jadi pelatih profesional.

“Saya dilatih oleh pelatih terbaik saat menjadi pemain. Sir Alex banyak memengaruhi saya dalam banyak hal, bahkan sejak cedera yang saya alami di 2003. Saya selalu membuat catatan tentang hal-hal yang dia lakukan di beberapa situasi dan selalu berkomunikasi dengannya,” ujarnya dalam konferensi pers pertamanya sebagai pelatih interim Setan Merah.

Di tim The Red Devils, Ole akan dibantu Mike Phelan, sosok yang menjadi tangan kanan Sir Alex semasa membesut Setan Merah selama 26 tahun. Tak hanya Phelan, Michael Carrick juga akan bahu-membahu membantu Ole di sisa musim ini.

Namun tantangan tak mudah harus dilalui si ‘Pembunuh Berwajah Bayi’ bersama Setan Merah, setidaknya hingga akhir bulan ini. Ole akan kembali ke Cardiff City Stadium dan melawan The Blue Birds akhir pekan ini.

Ole sendiri sempat menjalani situasi yang sama sebagai pelatih pengganti bersama Cardiff, di mana ia ia datang di awal tahun 2014 dan langsung mencatatkan kemenangan bersama Cardiff di putaran ketiga Piala FA dua hari setelah dikontrak.

Namun sayang Ole gagal membawa Cardiff bertahan di Liga Primer Inggris dan kembali terdegradasi ke Divisi Championship di akhir musim 2014/2015. Statistik Ole bersama Cardiff juga tak begitu baik, dari 30 laga ia hanya berhasil mengumpulkan 9 kemenangan sebelum dipecat pada September 2014.

Jika mampu melewati Cardiff pada Minggu (23/12) dini hari nanti, barulah Ole kembali pulang ke ‘rumah kedua’ yakni  Old Trafford, di mana Setan Merah akan menjamu dua tim kuda hitam, Huddersfield (pada Boxing Day 26 Desember) dan Bournemouth (30/12).

Misi Ole: Mengembalikan warisan Ferguson dengan bermain seperti sang rival

Namun Manchester United musim ini bukanlah Cardiff di 2014, karena secara kualitas Ole memiliki deretan pemain berkelas yang sejujurnya disia-siakan oleh Jose Mourinho. Mulai dari Paul Pogba, talenta muda seperti Jesse Lingard dan Marcus Rashford, hingga pembelian teranyar Mourinho, Alexis Sanchez.

Bahkan secara pribadi eks manajer Molde FK ini langsung mengadakan pertemuan empat mata dengan mantan winger Arsenal tersebut. Jelas bahwa Ole ingin kembali menghidupkan ‘mesin’ Sanchez agar tetap hangat di akhir tahun ini, karena mungkin pemain asal Cile inilah harapan atas kebuntuan lini depan Manchester United.

Baca juga: Yang Dibutuhkan Manchester United Saat Ini adalah “Super Alexis”

Ole ingin menjadikan Manchester United kembali menjadi tim yang atraktif seperti kala dipegang Sir Alex dahulu. Jika mampu mengatasi tekanan, bukan tak mungkin ia akan disodori kontrak permanen di akhir musim nanti.

Namun pernyataan menarik dilontarkan Tor-Kristian Karlsen, direktur olahraga klub Norwegia IK Start, yang mengikuti rekam jejak Ole baik sebagai pelatih maupun pemain. Terlebih Start kerap bertemu dengan Molde, tim pertama yang dibesut Ole dalam karier kepelatihannya hingga tim terakhir yang dibesutnya sebelum berlabuh di Old Trafford.

“Solksjaer siap menghadapi tantangan baru di Liga Primer Inggris ketimbang waktu pertama ia berlabuh di Cardiff. Dia memiliki banyak pelajaran dan membawa Molde menjadi salah satu tim yang mengesankan di liga Norwegia sejauh ini,” katanya sebagaimana dikutip dari BBC Sports.

Karlsen bahkan menggagumi cara bermain Molde yang cepat dan enerjik. Contohnya di kemenangan Molde kontra Rosenborg juara bertahan Liga Norwegia, yang dinilai mirip dengan permainan rival Manchester United, Liverpool.

“Ironisnya, melihat Molde menang atas Rosenborg seperti melihat duel Liverpool kontra Manchester United akhir pekan lalu. Rosenborg kesulitan memegang bola bahkan di area pertahanan mereka sendiri.”

Menarik menanti permainan cepat ala Ole Gunnar Solksjaer dapat menyelamatkan Manchester United di sisa akhir musim ini. Akankah ia menciptkan trio berbahaya di lini depan Setan Merah seperti yang dilakukan Juergen Klopp di Liverpool dengan trionya?