Setelah mendapat kucuran dana hasil kesepakatan kerja sama dua perusahaan asal Papua, Bank Papua dan PT. Freeport Indonesia, Persipura Jayapura segera bergerak cepat. Persipura mengawalinya dengan mendatangkan Luciano Leandro ke Bumi Cendrawasih.
Luciano Leandro secara resmi telah dipilih oleh manajemen sebagai arsitek Mutiara Hitam untuk mengarungi musim kompetisi 2019. Nantinya pelatih asal Brasil ini akan bekerja sama dengan pelatih fisik Lydio serta pelatih kiper Alan Haviludin.
Salah satu alasan dipilihnya pelatih yang juga pernah menangani PSM Makassar adalah karena dianggap sudah sangat mengenal sepak bola Indonesia. Lebih lanjut, Luciano Leandro yang pernah lama bermain untuk PSM Makassar dan Persija Jakarta diberikan kuasa penuh untuk mendatangkan pemain asing ke Papua.
Bila sesuai rencana, Luciano akan berangkat dari Rio de Janeiro ke Jakarta hari ini, Jumat (25/1), dan segera bergabung dengan tim yang akan bertanding pada 28 Januari dalam lanjutan Babak 32 besar Piala Indonesia.
Selain Luciano Leandro, Titus Bonai juga telah bersepakat untuk kembali berseragam merah-hitam khas Persipura musim depan. Tibo, sapaan akrabnya, sebelumnya bermain untuk Borneo FC musim lalu. Baginya kembali memperkuat Persipura untuk kali ketiga bagaikan pulang ke rumah yang sebelumnya ditinggalkan.
“Sekarang saya pulang karena keluarga besar di sini. Ada permintaan khusus juga dari Persipura,” kata Tibo dikutip dari goal.com.
Sayangnya kepulangan Tibo harus diiringi kepergian putra daerah lainnya, Prisca Womsiwor. Pemain kelahiran 1995 yang sempat meroket di Go-Jek Traveloka Liga 1 2017 ini menyusul Andri Ibo yang lebih dulu pindah ke Barito Putera.
Mutiara bersinar di luar tanah kelahirannya
Bagi putra-putra Papua, memperkuat Persipura tentu menjadi cita-cita. Namun tidak sedikit pula talenta-talenta Mutiara Hitam yang berkilauan di luar tanah Papua. Musim lalu sederet nama pemain kelahiran Bumi Cendrawasih bersinar di luar pulau, atau bahkan di luar negri.
Awal musim 2018 empat pemain Persipura resmi menyeberang ke Surabaya. Ferinando Pahabol, Ruben Sanadi, Osvaldo Haay, dan Nelson Alom, menyusul empat Mutiara Hitam lain yang telah memperkuat Persebaya Surabaya semenjak bermain di Liga 2. Mereka adalah Samuel Reimas, Fandry Imbiri, Nerius Alom, dan Ricky Kayame.
Nyatanya, para pemain yang sebelumnya bersinar bersama Persipura, tetap mampu bersinar bersama Persebaya. Bahkan Ferinando Pahabol, Ruben Sanadi, dan Osvaldo Haay menjadi pemain penting yang membawa Persebaya finis di posisi lima besar.
Baca juga: Lima Pemain Papua yang Sukses di Luar Pulau
Selain serangkaian nama yang bersinar di Surabaya masih ada nama-nama seperti Vendry Mofu dan David Laly. Bahkan Mofu dikenal lama bersinar bersama Semen Padang sebelum hijrah ke Bhayangkara FC.
Sebelum akhirnya kembali pulang, sama seperti Patrick Wanggai, Titus Bonai dikenal gemar berpindah-pindah klub. Tidak sedikit klub yang jauh dari tanah kelahirannya pernah diperkuat. Wanggai sendiri musim lalu memperkuat Persib Bandung.
Tidak hanya di dalam negeri, mutiara asal Papua juga mampu bersinar di luar negeri. Sebagai contoh Yanto Basna, pemain asal Sorong yang musim lalu berlaga di kasta kedua Thailand bersama Khon Kaen FC. Bahkan untuk musim depan Yanto Basna telah resmi bergabung dengan klub kasta tertinggi Thailand, Sukhothai FC. Ada juga Terens Puhiri yang tergabung bersama Port FC di Thai League 1.
Menariknya, meski talenta asli Papua datang dan pergi, nyatanya Persipura tidak pernah kehabisan mutiara-mutiara baru sebagai pengganti. Musim lalu, selain Prisca Womsiwor yang bersinar, masih ada calon-calon bintang lain semisal Gunansar Mandowen dan Todd Rivaldo Ferre, serta penyerang Ronaldo Wanma yang diprediksi akan terus bersinar lebih terang beberapa tahun ke depan.
