Nasional Bola

Apa Benar PSSI Sanggup Menyelenggarakan Piala Indonesia di 2018?

Angin surga atau janji-janis manis barangkali sangat lekat dengan asosiasi sepak bola Indonesia (PSSI). Seperti yang pencinta sepak bola nasional hafal, organisasi yang kini dipimpin oleh Edy Rahmayadi itu kerap melontarkan sesuatu yang membuat publik semringah dan berharap lebih.

Ironisnya, apa yang seringkali dilontarkan pengurus PSSI justru kerap berbuah nihil. Mulai dari prestasi tim nasional Indonesia di kancah Asia Tenggara, tata kelola sepak bola yang lebih baik sampai pengusutan kasus kekerasan atau bahkan kematian yang menimpa suporter, semuanya tak lebih dari omong kosong belaka.

Kemarin (4/1), Wakil Presiden PSSI, Joko Driyono, melontarkan sebuah janji yang cukup mentereng. Lelaki berkacamata yang dalam beberapa tahun terakhir mengabdikan diri untuk PSSI itu mengungkapkan bila pihaknya siap menggelar kembali ajang Piala Indonesia per tahun 2018.

Kompetisi ini sendiri wujudnya sama seperti cup competition yang digulirkan oleh asosiasi sepak bola negara-negara anggota FIFA yang lain. Misalnya saja Piala FA di Inggris atau Piala Raja di Spanyol.

“Piala Indonesia sudah kami godok dan pasti bergulir. Bisa jadi kejuaraan ini akan berakhir di bulan Desember 2018”, terang pria yang akrab disapa Jokdri itu seperti dikutip via detiksport.

Jokdri yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PSSI juga menyebut bila Piala Indonesia 2018 mendatang bakal diikuti oleh semua klub yang berlaga di Liga 1, Liga 2 dan Liga 3. Pihak PSSI sendiri bakal melakukan sosialisasi ajang ini kepada seluruh klub pada saat menyelenggarakan Kongres Tahunan pada 13 Januari 2018 nanti.

Ajang yang menghadiahi pemenanganya dengan tiket lolos ke Piala AFC ini memang sudah cukup lama mati suri. Piala Indonesia digelar terakhir kali medio 2012 silam dengan klub asal Jawa Timur, Persibo Bojonegoro, menahbiskan dirinya sebagai kampiun.

Sejatinya, keberagaman kompetisi yang ada di Tanah Air bisa memberi warna yang berbeda. Pasalnya, klub-klub Indonesia tak hanya memiliki kompetisi liga untuk mengukur kekuatannya. Ajang seperti Piala Indonesia juga bisa dijadikan sarana untuk itu, sekaligus opsi alternatif untuk meraup prestasi tertinggi. Lagipula, memenangi cup competition semodel ini tentu punya gengsinya sendiri, bukan?

Walau begitu, tak sedikit juga publik yang meragukan kemampuan PSSI untuk menggelar Piala Indonesia tahun ini. Alasannya sederhana, jadwal pertandingan liga, pada seluruh kasta, di negeri ini kerap amburadul. Bahkan dalam sejumlah kasus tertentu, jadwal pertandingannya bisa berubah secara tiba-tiba sehingga mengganggu persiapan tim sekaligus membebani kas keuangan.

Misalnya saja partai klub A melawan klub B yang sebenarnya dimainkan pukul 15:00 pada hari Sabtu, secara tiba-tiba diubah menjadi hari Minggu pukul 19:00. Konyolnya, pemberitahuan terkait perubahan jadwal itu juga sering disampaikan pihak PSSI secara mendadak, umumnya H-2 atau H-1 jelang pertandingan diselenggarakan.

Lebih hebatnya lagi, klub-klub di Go-Jek Traveloka Liga 1 dan Liga 2 musim 2017 kemarin, memiliki rataan bermain empat hari sekali demi menyesuaikan dengan jadwal siaran langsung televisi. Padahal, kondisi itu tidak ideal bagi fisik dan waktu istirahat para pemain.

Bahkan di musim kompetisi yang lalu, PSSI sampai mengorbankan jadwal pertandingan internasional seperti yang telah ditetapkan oleh FIFA beberapa kali demi mengakomodasi pertandingan-pertandingan di Go-Jek Traveloka Liga 1 ataupun Liga 2. Ya, PSSI mengorbankan laga resmi timnas yang punya dampak terhadap peringkat FIFA untuk ajang domestik! Fantastis sekali, ya?

Tak perlu heran bila masyarakat terkesan apatis dengan ucapan Jokdri terkait penyelenggaraan Piala Indonesia. Hal ini bukanlah sikap pesimis yang diperlihatkan khalayak, namun mereka berusaha realistis dengan keadaan plus tak ingin menelan mentah-mentah janji surga khas PSSI.

Apalagi di tahun ini, PSSI bakal disibukkan oleh beberapa kejuaraan prestisius. Mulai dari penyelenggaraan Asian Games, Piala AFF, Piala AFF U-18, Piala AFF U-15, hingga Piala Asia U-19.

Sebelum menyelenggarakan Piala Indonesia, ada baiknya PSSI meningkatkan kredibilitas mereka dalam menyusun jadwal kompetisi liga terlebih dahulu. Termasuk melenyapkan kejadian-kejadian terkait perubahan jadwal pertandingan yang mendadak. Sebab dengan begitu, iklim sepak bola nasional akan jauh lebih baik karena tak akan ada lagi cerita klub-klub yang protes lantaran pengeluaran mereka selama partai away membengkak.

Setelah itu, barulah PSSI patut memikirkan bagaimana cara terbaik dalam menyusun jadwal Piala Indonesia sehingga tak mengganggu jalannya liga dan tidak bertabrakan dengan kalender internasional.

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional