Cerita

Mengapa Kualitas Persipura Seakan Tidak Pernah Menurun?

Eksodus masif menerpa Persipura Jayapura di awal musim Go-Jek Liga 1 2018. Sejumlah pemain bintang hengkang, yang diduga karena faktor finansial. Kekhawatiran sempat melanda tim Mutiara Hitam saat itu, karena dengan materi pemain yang pas-pasan, upaya bertengger di papan atas akan sangat sulit. Namun, setelah lima pekan berjalan, Persipura justru masih kokoh di puncak klasemen. Apa resepnya?

Sebagai salah satu tim terbesar di Indonesia dan terus memproduksi pemain berbakat, Persipura bisa dibilang selalu memiliki stok pemain berkualitas hingga bertahun-tahun kemudian. Akan tetapi, mengganti pemain lawas dengan pemain baru yang minim pengalaman bukan pekerjaan mudah, dan sangat berpotensi berujung jebloknya performa.

Dari lima pertandingan yang telah dilalui di Go-Jek Liga 1 2018, Peter Butler terlihat sangat berhati-hati menentukan susunan pemain inti Persipura. Pelatih asal Inggris itu hanya menurunkan pemain yang siap tarung, bukan hanya bermodal nama besar atau statistik brilian musim lalu.

Pemilihan antara Prisca Womsiwor dan Gunansar Mandowen, misalnya. Nama terakhir lebih sering dimainkan sejak menit pertama, karena kerap tampil impresif di pertandingan, ketimbang Prisca yang jelang akhir musim lalu merosot performanya. Artinya, ada keinginan untuk membuktikan diri dari para pemain muda, dan itu sangat bagus untuk persaingan internal.

Upaya pembuktian diri ini tidak hanya berlaku untuk para pemain muda semisal Gunansar Mandowen, Ronaldo Wanma, dan Todd Rivaldo Ferre, tapi juga untuk pemain asing seperti Marcel Sacramento dan Hilton Moreira, juga Dede Sulaiman yang tiga musim lamanya jadi bayang-bayang Yoo Jae-hoon, dan kini naik jabatan jadi kiper utama.

Marcel musim lalu menjalani mimpi buruk bersama Semen Padang. Ketajamannya mendadak sirna, dan tak mampu menyelamatkan Kabau Sirah dari jeratan degradasi. Sementara itu, kiprah Hilton bersama Sriwijaya FC musim lalu juga tidak jauh berbeda. Ia dianggap sudah habis, dan akhirnya didepak ketika Laskar Wong Kito memutuskan merombak skuat dengan deretan pemain bintang.

Namun saat ini keduanya justru tampil apik di lini depan Persipura. Marcel menjadi top skor sementara dengan 4 gol, dan Hilton menyumbang 1 gol. Mereka berkolaborasi dengan baik bersama Boaz Solossa di lini depan, dan membawa Persipura jadi tim tersubur dengan 10 gol, bersama Persija, Madura United, dan PSM Makassar.

Mengenai hal itu, Marcel memberikan sedikit bocoran mengapa ia bisa kembali tajam bersama Persipura. Ia mengaku terkesan pada semangat bertanding para pemain muda, sehingga membuatnya ikut termotivasi di setiap pertandingan, ungkapnya pada Bola.com.

 

Butler membangun ulang fondasi Persipura

Pra-musim maksimal

Faktor lainnya yang memengaruhi stabilnya performa Persipura saat ini adalah masa pra-musim yang lebih panjang. Persipura tidak ikut bertanding di Piala Presiden dan Piala Gubernur Kaltim (PGK) II, mereka hanya mengikuti satu ajang yaitu Turnamen JakaJaya.

Kita bisa menengok pencapaian klub-klub yang berjibaku di Piala Presiden 2018 dan atau PGK II. Dari klasemen sementara Go-Jek Liga 1 2018 hingga pekan kelima, hanya Persija Jakarta, juara Piala Presiden tahun ini, yang performanya bagus di liga. Sisanya untuk klub-klub yang melaju jauh di turnamen pra-musim, kesulitan meraih start baik di pekan awal liga domestik.

Bali United, finalis Piala Presiden 2018, sekarang masih tertahan di peringkat 5 dan baru mencetak 5 gol. Sriwijaya FC sang juara PGK II tercecer di posisi 12. PSMS Medan yang sangat heroik di Piala Presiden terperosok ke peringkat 13. Terakhir, Arema FC yang bermain spartan di Piala Presiden dan jadi finalis PGK II, saat ini mengendap di dasar klasemen.

Jadi bisa diartikan, karena Persipura tidak ikut serta di turnamen pra-musim yang tingkat kompetitifnya sudah seperti Piala Dunia, mereka bisa merancang pola latihan yang tepat agar bisa tampil maksimal di kompetisi sesungguhnya. Selain itu, tenaga dan konsentrasi skuat Persipura juga tidak banyak terkuras di laga-laga pra-musim.

Tapi belum teruji sepenuhnya

Tiga kemenangan dan dua hasil imbang menempatkan Persipura di pucuk klasemen sementara, dan menjadi satu dari dua klub yang belum terkalahkan, bersama Bali United. Akan tetapi, harus diperhatikan juga karena jadwal Persipura di awal musim ini tergolong ringan.

Dari lima lawan di awal musim, hanya Sriwijaya FC yang memiliki materi pemain kelas satu. Sementara bagi tim lainnya seperti Persela, Barito Putera, PS Tira, dan Mitra Kukar merupakan langganan papan tengah dan notabenenya bukan saingan utama Persipura di jalur perebutan trofi juara.

Jadwal awal musim bisa sangat berpengaruh pada performa klub, karena dengan mendapat lawan yang di atas kertas lebih ringan, maka kemungkinan menang akan lebih besar, dan akan berdampak pada naiknya mental bertanding para pemain.

Sebagai perbandingan, Arema FC dari 5 laga pertama sudah melakoni 3 big matches. Barito Putera dan Persela sudah menghadapi 4 tim dari 6 besar klasemen musim lalu. Kemudian Sriwijaya FC mendapat jatah 3 partai besar, dan gawang mereka kemasukan 6 gol dari itu.

Di pekan keenam Persipura akan menjalani big match keduanya. Bertandang ke Stadion Kanjuruhan, partai besar ini tidak seperti biasanya karena mempertemukan pemuncak klasemen dengan juru kunci klasemen. Meski demikian, Persipura harus tetap waspada, karena Arema FC sedang mencanangkan kebangkitan, apalagi mereka bermain di kandang sendiri.