Cerita

Siklus Selang Satu Musim, Persipura Jayapura Juara Liga 1 2018?

Sebelum Liga 1 2018 dimulai, jelas tidak ada yang mengunggulkan Persipura Jayapura. Sempat didera kesulitan keuangan, bahkan sampai mesti melepaskan para pemain bintang mereka, diam-diam tim Mutiara Hitam melesat ke puncak klasemen.  Bahkan Boaz Solossa dan kawan-kawan masih belum terkalahkan. Sebuah tren tidak biasa yang terjadi sejak sepuluh tahun lalu membuat kemungkinan besar bahwa Persipura Jayapura berpeluang besar menjadi juara di kompetisi Liga 1 musim ini.

Sejak satu dekade lalu, ada sebuah tren unik yang dibuat oleh Persipura Jayapura. Tim Mutiara Hitam mengalami siklus selang satu musim untuk meraih gelar juara. Apabila dihitung termasuk dengan gelaran Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 di mana mereka berhasil menjadi juara, dan tidak menghitung tahun 2015 ketika kompetisi dihentikan, dalam sepuluh tahun, dan sembilan kompetisi, Persipura berhasil memenangkan empat di antaranya.

Tim yang bermarkas di Stadion Mandala, Jayapura ini, berhasil menjadi juara pada musim kompetisi 2008/2009, 2010/2011, 2013, ditambah gelar juara TSC pada tahun 2016. Raihan ini jelas merupakan rekor yang unik sekaligus mengagumkan.

Dipenuhi para pemain yang ingin membuktikan diri

Kekuatan Persipura tidak benar-benar tidak terdeteksi musim ini. Mereka tidak mengikuti sebagian besar turnamen pra-musim. Mereka hanya mengikuti satu turnamen saja, yaitu turnamen JakaJaya, di mana mereka kemudian keluar sebagai juara. Tetapi bukan hal tersebut yang membuat Mutiara Hitam menjadi tim yang menakutkan musim ini, melainkan skuat saat ini dipenuhi oleh para pemain yang ingin membuktikan diri.

Ketika banyak pemain hengkang, terutama para bintang seperti Ruben Sanadi, Feri Pahabol, hingga Yan Pieter Nasadit, tentu kemudian muncul pertanyaan besar. Apakah generasi tua seperti Boaz, Ricardo Salampessy, dan Manu Wanggai bisa tetap tampil digdaya tanpa para generasi muda tersebut? Para pemain di generasi tua tentu ingin membuktikan kelas mereka sebagai para pemain yang sudah kenyang dengan pengalaman.

Keinginan membuktikan diri tersebut juga disokong oleh para legiun asing Persipura yang juga ingin melakukan pembuktian terhadap kualitas mereka. Marcel Sacramento dan Hilton Moreira misalnya, yang dilepas oleh klub lama mereka. Keduanya tentu ingin membuktikan diri, terutama kepada klub lama mereka, bahwa mereka belum habis. Daya ledak ini juga ditambah oleh para pemain yang bakatnya siap mekar seperti Gunansar Mandowen dan Todd Rivaldo Ferre.

Keinginan membuktikan diri jelas merupakan sesuatu yang sangat baik, apalagi bila bisa diarahkan menuju arah yang positif. Soal membuktikan diri ini boleh jadi merupakan visi yang menyatukan skuat Persipura musim ini. Kesamaan tujuan yang kemudian membuat kekompakan tim menjadi luar biasa dan tentunya lebih baik ketimbang tim peserta lain di Liga 1.

Banyak disebutkan bahwa mental bertanding Persipura Jayapura sudah bukan lagi di level nasional. Mereka sudah berada di jajaran yang sama dengan tim-tim besar lain setidaknya di wilayah Asia Tenggara. Persipura rasanya seperti khatam betul dengan sepak bola Indonesia, itulah yang membuat mereka bisa membuat tren luar biasa hingga saat ini.

Menarik dinantikan apakah Persipura bisa melanjutnya tren juara selang satu musim mereka. Jawabannya tentu baru akan diketahui di pengujung musim nanti. Tetapi seandainya yang menjadi juara bukan Persipura, tentu tim yang meraih gelar juara nanti akan membuat sejarah baru di kancah sepak bola Indonesia.