21 dari 46 gol Semen Padang di Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 lalu dicetak oleh pemain bernomor punggung 8 ini. Dengan kata lain, ia hampir mencetak separuh dari semua gol Kabau Sirah di kompetisi pengganti liga resmi itu. Tajam, setajam silet!
Gelontoran golnya kemudian berlanjut di turnamen Piala Presiden 2017. Sempat membawa Semen Padang sebagai kesebelasan tersubur sebelum dikandaskan Arema FC dengan skor telak, pemain yang juga membintangi iklan minuman berenergi ini sukses menjadi pencetak gol terbanyak kedua di bawah Cristian Gonzales.
Itulah rekam jejak seorang Marcel Sacramento di Indonesia, sebelum “musibah” menimpanya di Go-Jek Traveloka Liga 1 musim ini. Hanya empat gol yang baru ia buat dari 13 penampilannya bersama Kabau Sirah dan timnya terlempar dari posisi 10 besar klasemen sementara hingga pekan ke-20.
Tetap dicinta
Meski produktivitasnya menurun tajam, kapten Semen Padang di beberapa pertandingan ini tetap menjadi sosok yang diidolai oleh para suporter Kabau Sirah. Totalitas yang selalu ia tunjukkan selama bermain layak diberi kredit tersendiri, karena baik atau buruknya permainan Semen Padang seakan-akan tergantung pada performa dirinya.
Bahkan, saking bersemangatnya, ia sempat lepas kontrol saat Semen Padang bertamu ke markas Bhayangkara FC di pekan ke-7. Harus diakui bahwa tim asuhan Nil Maizar bermain sangat buruk di pertandingan itu dan Marcel juga sangat kecewa dengan performa timnya.
Dalam sebuah serangan balik yang telah dibangun dengan apik, Marcel beserta salah seorang rekannya tinggal berhadapan dengan dua atau tiga pemain lawan. Ia berdiri bebas, menanti umpan matang dari rekannya tadi, namun sayang kesempatan emas itu gagal berujung gol karena bola dapat dihalau lebih dulu oleh lini belakang Bhayangkara FC.
Marcel sangat marah. Ia melompat-lompat sambil berteriak sendiri sebagai wujud kekesalannya, karena bisa dibilang itulah peluang terbaik Semen Padang setelah digempur habis-habisan oleh tim asuhan Simon McMenemy.
Emosinya pun memuncak. Di menit ke-66 ia tidak terima dengan salah satu keputusan wasit dan berlanjut dengan aksi menyandung kaki sang pengadil lapangan. Wasit Prasetyo Hadi tanpa ampun langsung melayangkan kartu merah dan memerintahkan Marcel untuk segera keluar meninggalkan lapangan.
Meski sudah diusir dari pertandingan, tensi tinggi Marcel ternyata masih berlanjut saat hendak memasuki lorong pemain. Dilepasnya kaus kesebelasan yang ia pakai dan dilemparnya ke pintu lorong. Ia sangat marah, kecewa, sekaligus sedih. Perjuangannya tak membuahkan apapun, bahkan ia semakin menambah derita timnya, karena hukuman berat telah menanti pemain setinggi 179 sentimeter ini.