Cerita

Cinta dan Benci yang Mengiringi Mundurnya Ketua Umum FA Malaysia

Keputusannya telah bulat, dan palu telah diketuk. Tunku Ismail Sultan Ibrahim, atau yang lebih dikenal sebagai Tunku Mahkota Johor (TMJ), mundur dari jabatannya sebagai ketua federasi sepak bola Malaysia (FAM). Hal itu ia sampaikan di konferensi pers pada Minggu (25/3) kemarin, dengan membuat analogi.

“Harimau tidak bisa hidup dengan domba. Aku seperti seekor harimau yang tak bisa hidup dengan domba, karena harimau dan domba tak dapat duduk berdampingan. Harimau harus hidup dengan sesama harimau,” ujarnya seperti diterjemahkan dari MalaysiaKini.

Mundurnya TMJ sebagai Ketua FAM ditengarai karena prestasi timnas Malaysia yang terus merosot. Ia merasa perlu bertanggung jawab, dan meletakkan jabatan untuk diberikan pada orang lain. Sebuah keputusan lapang dada, yang sangat berkebalikan dengan fenomena di Indonesia. Ketika Ketua PSSI enggan mundur walau timnas masih nirgelar bahkan kini ia disibukkan dengan agenda kampanye Pilkada.

Alasan yang membuat Ketua FAM mundur tersebut juga semakin mengukuhkan TMJ sebagai figur yang sangat dihormati di sepak bola Malaysia, karena ia telah menelurkan banyak perubahan positif. Di antaranya adalah berani merombak jajaran direksi FAM yang telah mengakar cukup lama, meningkatkan kualitas Timnas U-23 Malaysia dengan memberikan kembali jabatan pelatih kepala pada Ong Kim Swee, dan mengetatkan proses lisensi klub.

Kemudian dari segi non-teknis, seperti dilansir dari Football Tribe Malaysia, TMJ adalah sosok utama di balik kerja sama iFlix dengan Liga Malaysia, dan Shopee sebagai sponsor utama Piala FA Malaysia. Artinya, di masa kepemimpinan TMJ, Liga Malaysia mengalami peningkatan nilai komersil. Capaian tersebut kemudian berujung pada naiknya dana subsidi kontestan Liga Super dan Liga Primer, menjadi 1 sampai 3 juta ringgit Malaysia per klub.

TMJ juga berperan besar dalam terjalinnya kerja sama dengan La Liga, yang akan memambntu pembinaan usia dini selama 50 tahun ke depan. Kerja sama ini sudah dimulai dengan dikirimnya Ong Kim Swee dan Brad Maloney untuk menimba ilmu di Atlético Madrid, sebagai persiapan mengikuti Asian Games 2018, pertengahan tahun nanti di Indonesia.

TMJ yang sekaligus merupakan pemilik Johor Darul Ta’zim (JDT) juga memiliki andil besar dalam kesuksesan klub tersebut, seperti saat menjuarai Piala AFC 2015. Saat itu TMJ dengan berani menginvestasikan uangnya untuk membeli pemain-pemain mahal, baik asing maupun lokal, yang membuat JDT terlihat seperti miniatur timnas Malaysia.

Tak luput dari noda

Meski dikelilingi dengan beragam pencapaian positif, tapi kiprah TMJ sebagai orang nomor satu FAM juga tak luput dari noda. Ia dikenal sebagai figur yang arogan, sehingga tak heran cukup banyak orang yang tidak simpatik padanya. Contoh terbaru adalah perkataanya saat mundur dari kursi ketua FAM.

TMJ menyebut dirinya sebagai seekor harimau. Sebuah perkataan yang bisa menunjukkan arogansi, seperti Zlatan Ibrahimović yang menyebut dirinya sebagai seekor singa, raja, bahkan dewa atau Tuhan. Maka bak gayung bersambut, mundurnya TMJ sebagai Ketua FAM membuat orang-orang yang berseberangan dengannya menarik napas lega.

Akan tetapi, walaupun TMJ tak lagi menjabat sebagai orang nomor satu di FAM, ia tetap memiliki kekuasaan besar di sepak bola Malaysia karena tetap menjadi ketua MFL (semacam PT. LIB-nya Malaysia), yang baru saja berganti nama dari FMLLP (Football Malaysia Limited Liability Partnership).

MFL (Malaysia Football League) adalah organisasi yang mengurusi kompetisi domestik dan terpisah dengan federasi, seperti La Liga dan RFEF, atau badan Liga Primer Inggris dengan FA-nya.

Ya, begitulah manusia, Selalu ada kelebihan dan kekurangannya, dan bagi figur setenar TMJ, beberapa keputusannya akan selalu mengundang pro dan kontra. Keberadaanya akan selalu diiringi rasa cinta dan benci sekaligus, dari orang-orang di sekitarnya. Kini dengan resminya ia lengser sebagai Ketua FAM, posisinya sementara akan diisi wakilnya, Datuk Seri Subahan Kamal, hingga pemilihan selanjutnya digelar.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.