Cerita

Bagi Pemain Indonesia, Bermain di Malaysia (Ternyata) Tidak Semudah Anggapan Banyak Pihak

Ferdinand Sinaga dilepas Kelantan FA. Penyebab utamanya ditenggarai karena Ferdinand gagal memenuhi ekspetasi yang dibebankan kepadanya. Di saat bersamaan, beberapa pemain Indonesia yang berkarier di luar negeri pun sedang mengalami fase yang cukup sulit. Dua pemain muda yang bermain di Thailand, Terens Puhiri dan Ryuji Utomo, sudah cukup lama tidak mendapatkan kesempatan bermain.

Bermain di luar negeri jelas tidak semudah prakiraan banyak orang. Ada banyak hal yang menentukan. Kasus Ferdinand Sinaga pun menjadi salah satu bahan acuan. Bagaimana Ferdinand bisa terlempar dari negara di mana publik sepak bola negeri ini mengganggap bahwa sepak bola mereka tidak jauh lebih baik ketimbang Indonesia.

Kejadian-kejadian yang dialami oleh pemain lain pun sebenarnya menyiratkan bagaimana berkarier di luar negeri punya tingkat kesulitan yang lebih. Masih segar dalam ingatan bagaimana Selangor FA tidak memberikan kejelasan soal kontrak Andik Vermansah musim lalu. Padahal Andik sudah memberikan banyak hal untuk Selangor, salah satu yang terbaik tentu ketika ia mempersembahkan gelar juara Piala Malaysia pada tahun 2015 lalu.

Pun dengan yang terjadi kepada Achmad Jufriyanto. Ia memiliki dua gelar juara Liga Indonesia, dan boleh dibilang merupakan salah satu bek tengah terbaik Indonesia saat ini. Tetapi ketika tiba di Kuala Lumpur FA yang merupakan tim promosi, Jupe mesti bersabar terlebih dahulu sampai akhirnya mendapatkan kesempatan bermain.

Fatalnya, ada sesat pikir yang dialami oleh publik sepak bola Indonesia terkait sepak bola Malaysia, terutama setelah Bambang Pamungkas dan Elie Aiboy sukses besar ketika mereka memperkuat Selangor FA pada periode 2005 hingga 2007. Karena kesuksesan Bepe dan Elie inilah yang kemudian terpatri cukup dalam, dan membuat anggapan bahwa sepak bola Malaysia berada di level yang berada di bawah Indonesia.

Padahal faktanya, di generasi yang sama, beberapa pemain pun cukup kesulitan ketika tampil di Malaysia. Bahkan nama-nama seperti Ilham Jayakesuma dan Ponaryo Astaman kemudian tidak lama berkarier di Negeri Jiran, dan memilih untuk kembali ke Tanah Air.

Khusus bagi Ilham, bagaimana kepindahan ke Malaysia justru membuat kariernya berubah ke arah yang tidak diduga sebelumnya. Produktivitas Ilham terus merosot setelah ia bermain di Malaysia.

Anda bisa melakukan pencarian lebih dalam tentang bagaimana pesepak bola Indonesia juga tidak lama berkarier di luar negeri, termasuk di Malaysia. Sejauh ini Andik adalah pemain Indonesia terlama yang berkarier di negeri seberang. Hingga saat ini berseragam Kedah FA, ini adalah musim kelima Andik bermain di luar negeri, karena kebanyakan biasanya hanya bertahan paling lama dua musim saja di tanah asing.

Dalam sebuah kesempatan, Dedi Kusnandar, yang sempat bermain di Liga Primer Malaysia bersama Sabah FA, sempat bercerita kepada penulis. Bagaimana tuntutan sebagai pemain asing di Malaysia sebenarnya cukup besar. Manajemen dan para penggemar benar-benar mengukur kualitas pemain asing, terutama gelandang dan penyerang, dari gol yang mereka ciptakan. Yang dinilai bukan keterlibatan atau kontribusi terhadap permainan tim secara keseluruhan.

Terlebih lagi, dalam beberapa aspek sepak bola Malaysia diakui memiliki keunggulan tersendiri. Mulai dari profesionalitas hingga menyoal masalah keuangan dalam sepak bola. Maka, memang harus diberikan apresiasi kepada para pemain yang memilih untuk hijrah ke luar negeri, termasuk, Malaysia. Bagaimana mereka berupaya untuk menantang diri, berusaha keluar dari zona nyaman, memacu diri agar bisa menjadi pesepak bola yang lebih baik lagi.

Author: Aun Rahman (@aunrrahman)
Penikmat sepak bola dalam negeri yang (masih) percaya Indonesia mampu tampil di Piala Dunia