Turun Minum Serba-Serbi

Sebelas Mantan Lyon yang Bisa Mendominasi Prancis dan Eropa

Pada era 2000-an silam, ada satu klub yang begitu dominan di ajang Ligue 1 Prancis walau bukan kesebelasan tradisional macam AS Monaco, FC Nantes, Girondins de Bordeaux, Olympique Marseille atau Paris Saint-Germain (PSG). Klub yang sukses mendobrak kejayaan tim-tim tradisional itu adalah Olympique Lyonnais.

Sejak diakuisisi oleh Jean-Michael Aulas di era 1980-an, Lyon bertransformasi perlahan-lahan dari klub divisi bawah menjadi kekuatan baru nan kokoh di level teratas. Aulas pun dianggap sebagai salah satu presiden klub paling revolusioner dalam sejarah sepak bola Negeri Anggur.

Selain rajin mencetak prestasi, Lyon juga sering dijadikan ‘rumah’ oleh para pesepak bola berbakat dari penjuru Bumi. Sayangnya, akhir-akhir prestasi mereka seringkali merosot akibat kedigdayaan PSG dengan kekuatan fulusnya.

Meski begitu, Lyon bisa saja menggegerkan tanah Prancis dan menandingi PSG andai pemain-pemain berikut masih ada di dalam skuat mereka. Jika ditangani oleh figur yang tepat, barisan mantan yang masih aktif bermain ini pun dapat mengejutkan Eropa serta dunia.

Kiper

Hugo Lloris

Bersama Tottenham Hotspur dan timnas Prancis, Lloris menunjukkan kualitas dan kematangannya sebagai seorang penjaga gawang. Walau demikian, kiper berumur 31 tahun ini pasti akan selalu mengenang masa-masa indahnya bareng Lyon dalam rentang 2008-2012 . Di klub yang dahulu berkandang di Stade de Gerland ini, Lloris berhasil menahbiskan diri sebagai kiper muda dengan potensi luar biasa.

Bek

Samuel Umtiti

Merogoh kocek dalam-dalam untuk memboyong Umtiti tidak dilakukan Barcelona tanpa alasan di musim panas 2016 lalu. Pelan tapi pasti, pemain setinggi 182 sentimeter ini sanggup jadi tandem sehati Gerard Pique di sektor belakang. Nama Umtiti sendiri mulai merekah saat tampil eksotis bareng Lyon selama lima musim (2011-2016). Rasanya pantas kalau menyebutnya sebagai bek masa depan dengan prospek paling cerah di dunia.

Dejan Lovren

Semenjak pindah ke Liverpool, Lovren acapkali menjadi sasaran kritik suporter akibat performanya yang inkonsisten. Padahal, bek asal Kroasia ini punya aksi gemilang saat masih merumput di Lyon dahulu (2009-2013). Ia bahkan dikenal sebagai salah satu bek tengah dengan kualitas paling menjanjikan di Eropa yang jarang melakukan blunder-blunder konyol dan menjadi andalan timnas. Ada apa denganmu, Lovren?

Bakary Kone

Biaya transfer senilai 3,8 juta euro dikeluarkan oleh Lyon guna mencomot Kone dari Guingamp pada musim panas 2011. Investasi itu berhasil dijawab bek asal Burkina Faso ini secara paripurna. Lima musim mengenakan seragam putih dengan strip biru-merah, Kone tampil di lebih dari 100 laga dan sukses mengemas 8 gol pada semua ajang. Ia juga berkontribusi atas gelar Piala Prancis musim 2011/2012. Saat ini, Kone bermain untuk Strasbourg.

Gelandang

Corentin Tolisso

Selama memperkuat Lyon di tahun 2013 hingga tahun 2017, Tolisso mampu menunjukkan kapasitasnya sebagai salah satu penggawa muda berkemampuan eksepsional. Sayang, ia gagal menghadiahi Les Gones dengan trofi-trofi prestisius. Walau begitu, Bayern München, yang notabene raksasa Bundesliga Jerman, rela menggelontorkan duit senilai 41,5 juta euro buat merekrutnya ke Stadion Allianz Arena musim panas Juni 2017 kemarin.

Michael Essien

Dalam kurun satu setengah dekade terakhir, pria yang sekarang bermain untuk Persib Bandung ini adalah pesepak bola terpopuler dari Ghana. Terlebih, ia sempat membela tim sekelas Chelsea, Real Madrid, dan AC Milan. Namun melambungnya nama Essien tidak bisa dilepaskan dari andil Lyon, pelabuhan pertamanya di Eropa. Bareng Lyon, ia sukses beroleh sejumlah trofi di rentang 2003-2005 serta mengemas empat trofi juara.

Maxime Gonalons

Memperkuat Lyon selama delapan musim, Gonalons yang juga produk akademi Les Gones ini tampil di lebih dari 300 partai. Sebuah bukti jika keberadaannya amat krusial untuk tim. Berkaca pada performa apiknya tersebut, AS Roma pun rela menggelontorkan duit sebesar 5 juta euro buat membawanya ke Stadion Olimpico di bulan Juli 2017 lalu dengan kontrak berdurasi empat musim.

Miralem Pjanic

Di tanah Italia, memperkuat AS Roma dan kini berseragam Juventus, lelaki berkebangsaan Bosnia-Herzegovina ini membuktikan diri sebagai gelandang top. Namun sebelum memesona di Negeri Spaghetti, Pjanic sudah memikat atensi penggila sepak bola tatkala mengenakan baju Lyon. Selama empat musim, Pjanic diturunkan di lebih dari 100 pertandingan dan mencetak 16 gol. Sialnya, tak ada gelar yang mampu ia hadiahkan kepada Les Gones.

Penyerang

Alexandre Lacazette

Oleh pendukung Arsenal, Lacazette adalah idola baru seusai didatangkan pada musim panas 2017 kemarin lewat mahar senilai 46,5 juta paun dari Lyon. Alasan The Gunners mau menjebol kas mereka adalah kualitas apik yang dimiliki Lacazette. Bermain di tim utama Les Gones sejak tahun 2009, pemain berusia 26 tahun yang juga andalan timnas Prancis ini sanggup menggelontorkan lebih dari 100 gol!

Karim Benzema

Sedari belia, nama Benzema telah digadang-gadang sebagai penyerang masa depan timnas Prancis. Hal itu pula yang membuat klubnya saat ini, Real Madrid, tak ragu menebus banderolnya sebesar 35 juta euro dari Lyon pada bursa transfer musim panas 2009. Kala memperkuat Les Gones, pemain keturunan Aljazair ini memang tampil prima. Ia pun berperan atas tujuh titel yang digapai Lyon sejak 2004 sampai 2009.

Florent Malouda

Walau sudah uzur, pemain yang memiliki 80 caps dan 9 gol bareng timnas Prancis ini sedang bermain untuk FC Differdange 03 di Liga Luksemburg. Namun jauh sebelum itu, namanya meroket ketika membela Lyon dan Chelsea. Teruntuk kariernya di Les Gones, Malouda termasuk bagian integral atas empat titel Ligue 1 dan tiga gelar Trophee des Champions dalam rentang 2003-2007 silam.

Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional