Tribe Ultah

Selamat Datang di Benfica, Selamat Belanja!

Tidak diketahui secara pasti, apakah sekelompok alumni pelajar Real Casa Pia de Lisboa itu sengaja memilih tanggal 28 Februari, atau terlintas di kepala mereka begitu saja, karena bulan Februari di tahun 1904 berusia 29 hari. Artinya, jika mereka “telat” sehari saja, ulang tahun supermarket, eh maaf, klub sepak bola ini, akan dirayakan empat tahun sekali sesuai kalender tahun kabisat.

Bertempat di halaman belakang klinik bernama Farmácia Franco, sekelompok pemuda yang berjumlah 24 orang tersebut membentuk klub sepak bola sebagai wujud persaudaraan, yang bernama Sport Lisboa. Seragam kesebelasan juga disepakati saat itu juga yakni memakai warna merah yang melambangkan keberanian, dipadukan warna putih yang berarti kedamaian.

Tak lupa, logo klub juga disepakati saat itu. Berlambangkan elang yang bermakna harapan tinggi, disertai motto E Pluribus Unum yang berarti persatuan semua anggota. Pertandingan pertama yang dilakoni Sport Lisboa tercatat pada tanggal 1 Januari 1905. Materi pemain mereka saat itu terbilang mumpuni dan meraih banyak kemenangan, tapi karena kepengurusan yang kurang baik, beberapa pemain memutuskan hengkang ke Sporting CP.

Berawal dari peristiwa itulah Sporting CP atau yang sekarang lebih dikenal sebagai Sporting Lisbon menjadi rival tradisional Sport Lisboa, yang berganti nama menjadi Sport Lisboa e Benfica sejak diakuisisi Grupo Sport Benfica pada 13 September 1908. Nama terakhir itulah yang kemudian kita kenal sekarang, sebagai Benfica.

Dalam perjalanannya, Benfica banyak melahirkan pemain hebat. Mereka seakan tak pernah kehabisan talenta berkualitas karena hampir setiap tahun selalu ada wonderkid yang muncul di klub berjuluk Águias (Elang) ini. Namun, Benfica tak bisa mengelak dari takdir mereka yang bermain di luar lima liga top Eropa.

Mereka pun harus rela mengucapkan “Selamat datang di Benfica, selamat belanja” pada klub-klub besar di setiap bursa transfer, yang berkunjung melihat-lihat stok pemain berbakat mereka. Namun, Benfica bukan klub yang polos. Mereka tidak mau melepas wonderkid-nya dengan harga murah, sehingga transaksi acapkali melibatkan dana puluhan juta euro.

Nah, berkaitan dengan ulang tahun Benfica ke-114, berikut ini Football Tribe Indonesia menghadirkan 10 penjualan termahal Benfica. Hebatnya lagi, 10 pemain termahal yang dijual Benfica ini tidak hanya didominasi di beberapa posisi saja, tapi hampir merata ke semua sektor permainan.

Mari langsung saja kita intip daftar “dagangan” termahal mereka sepanjang sejarah:

Nico Gaitán

Pemain yang baru saja pindah ke Dalian Yifang ini adalah produk akademi Boca Juniors yang Benfica. Bersama Benfica ia mencatatkan 253 penampilan, dengan torehan 41 gol dan 88 asis. Prestasi tersebut kemudian membuat Atlético Madrid kepincut, dan pada Juli 2016 Gaitán resmi berlabuh di Liga Spanyol, dengan nilai transfer 25,4 juta euro.

Gonçalo Guedes

Pemain yang sedang bersinar di Valencia ini sudah meniti karier di Benfica sejak kategori usia U-15. Namanya kemudian semakin melambung setelah menembus tim senior pada Januari 2015, dan ia hanya butuh dua musim untuk membuat Paris Saint-Germain melirikkan mata padanya. Kesepakatan pun terjalin di angka 30,5 juta euro.

Rodrigo Moreno

Rodrigo ini unik. Dia adalah produk akademi Celta Vigo, yang kemudian terlunta-lunta di Real Madrid Castilla, lalu diselamatkan Benfica. Akan tetapi, Rodrigo justru lebih bersinar di Valencia, ketika dipinjamkan Benfica pada musim 2014/2015. Performa apiknya itulah yang membuatnya dipermanenkan Los Che dengan biaya 30,5 juta euro.

Fábio Coentrão

Tak selamanya penjualan termahal Benfica melibatkan pemain di lini serang. Fábio Coentrão contohnya. Bek kiri ini diboyong Real Madrid dari Benfica pada musim 2011/2012 dengan mahar 30,5 juta euro plus bonus. Mahalnya harga Coentrão saat itu karena ia merupakan salah satu bek kiri terbaik Portugal, walau usianya baru 23 tahun.

Nélson Semedo

Di atas Coentrão ada bek sayap lainnya tapi beda sisi, yaitu Nélson Semedo, bek kanan yang ditebus Barcelona dengan harga 31 juta euro pada awal musim ini. Semedo merupakan bek sayap yang cepat melejit di Benfica. Menembus tim senior pada 2015, ia langsung jadi pemain inti dan bermain di 65 pertandingan, dengan sumbangsih 12 asis.

Ángel Di María

Benfica tampaknya memiliki simbiosis mutualisme dengan klub-klub Spanyol, terutama para pemburu gelar La Liga. Di María yang didatangkan Benfica dari CA Rosario hanya seharga 8 juta euro pada 2007, tiga tahun kemudian mencatatkan rekor penjualan termahal Benfica, saat dibeli Real Madrid dengan banderol 33,6 juta euro.

Renato Sanches

Memang bukan penjualan termahal Benfica, tapi dibelinya Renato Sanches oleh Bayern München seharga 35,6 juta euro adalah fenomena tersendiri. Ia saat itu masih berusia 18 tahun, bahkan baru setahun berkiprah di tim senior Benfica. Sayangnya, karier Sanches kemudian agak tersendat. Ia gagal di Bayern lalu dipinjamkan ke Swansea City.

Victor Lindelöf

Satu-satunya bek tengah di daftar ini. Lindelöf adalah rekrutan anyar Manchester United dengan nilai transfer yang setara dengan penjualan Renato Sanches ke Bayern. Namun sayangnya, perjalanan Lindelöf di Liga Primer Inggris juga tak mudah, seperti yang dialami Renato Sanches. Sejauh ini ia baru diturunkan 11 kali di liga domestik.

Axel Witsel

Penjualan termahal Benfica yang anti-mainstream. Jika biasanya para wonderkid Benfica berlabuh di liga-liga top Eropa, Witsel justru langsung menyeberang ke Rusia, bersama Zenit St. Petersburg. Ia hengkang dari Benfica dengan harga 40,7 juta euro pada September 2012, sebelum hengkang lagi menuju Tianjin Quanjian di Liga Super Cina.

Ederson Moraes

Inilah uniknya Benfica. Jika mayoritas klub-klub mencatatkan penjualan termahal mereka atas nama pemain outfield, Benfica justru melakukannya atas nama Ederson Moraes yang berposisi kiper. Pada 2015 ia hanya dibeli seharga 500 ribu euro dari Rio Ave, dan dua musim kemudian dipinang Manchester City seharga 41 juta euro.

Pemain lainnya

10 pemain tersebut hanya sebagian dari penjualan termahal Benfica sepanjang sejarah. Selain mereka, masih ada nama-nama seperti David Luiz, Ramires, André Gomes, Simão Sabrosa, Jan Oblak, Nemanja Matic, atau Bernardo Silva, yang memberikan keuntungan finansial cukup besar bagi Benfica, minimal belasan juta euro.

Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.