Sudah menjadi rahasia umum apabila Jawa Timur dianggap sebagai gudangnya klub sepak bola ternama di Indonesia. Hampir setiap kota ataupun kabupaten di provinsi yang berdiri pada 25 Februari 1950 itu memiliki kesebalasan sepak bola.
Dari sekian klub, nama Arema FC Malang, Madura United, Persela Lamongan dan Persebaya Surabaya adalah yang paling populer. Wajar saja, sebab kuartet tersebut sedang berlaga di kasta teratas sepak bola Indonesia, Liga 1.
Namun bila ditarik sedikit ke belakang, ada satu ‘klub liliput’ asal Jawa Timur yang justru berhasil menghentak persepak bolaan nasional berkat gelar juara yang diraihnya. Tim yang saya maksud adalah Persibo Bojonegoro.
Di tengah kekisruhan yang terjadi akibat dualisme asosiasi sepak bola Indonesia (PSSI) pada awal 2010-an silam, Persibo sukses meraup gelar Piala Indonesia 2012 usai membekap Semen Padang di babak final dengan skor tipis, 1-0. Raihan itu sendiri membuat Persibo mencaplok titel mayor perdana mereka sepanjang sejarah.
Kisah gemilang itu seolah melengkapi prestasi Persibo yang di musim 2009/2010 berhasil jadi kampiun Divisi Utama (kini Liga 2) sehingga beroleh tiket promosi ke kasta tertinggi sepak bola Indonesia.
Salah satu bintang yang kehadirannya sangat esensial bagi Persibo di momen itu adalah penyerang asli Bojonegoro, Samsul Arif Munip. Pelatih Laskar Angling Darma ketika itu, Paulo Camargo, sangat mengandalkan Samsul sebagai mesin gol timnya.
Walau punya tubuh yang terbilang kecil, Samsul dibekali fisik yang kokoh, kecepatan dan insting mencetak gol tinggi. Hal ini pula yang membuat keberadaannya di kotak penalti terasa begitu menakutkan dan Persibo, sangat beruntung memilikinya ketika itu.
Lahir dan tumbuh di Bojonegoro, karier sepak bola Samsul di ranah profesional justru dimulai bersama Persikaba Blora. Samsul bergabung dengan klub yang ada di Jawa Tengah itu saat usianya baru 19 tahun.
Usai menimba ilmu selama kurang lebih satu tahun, putra sulung dari pasangan Muhammad Munip dan Sringah itu akhirnya bergabung dengan klub kota kelahirannya, Persibo.
Selama empat tahun mengenakan kostum oranye-hitam khas Persibo sejak 2005 hingga 2009, Samsul terus menunjukkan potensinya sebagai predator ganas walau saat itu Persibo bermain di kasta bawah.
Sadar bahwa Samsul punya kualitas yang cukup meyakinkan, manajemen Persela Lamongan bergerak cepat dengan mendaratkannya ke Stadion Surajaya jelang bergulirnya Liga Super Indonesia musim 2009/2010.
Keputusan itu sendiri berbuah manis karena presensi Samsul begitu krusial bagi Persela. Kepala dan kedua kakinya produktif dalam menggelontorkan gol sehingga membantu Laskar Joko Tingkir finis di peringkat ke-14 dan lolos dari jeratan degradasi.
Akan tetapi, Samsul memutuskan untuk mudik ke Bojonegoro begitu kontraknya dengan Persela tidak diperpanjang. Seperti yang saya ungkapkan di bagian awal artikel, performa Samsul di periode keduanya bareng Persibo berjalan sangat gemilang, termasuk beroleh titel Piala Indonesia 2012.
Meroketnya sosok Samsul membuat beberapa klub yang lebih mapan kembali mengincarnya sebagai buruan. Apalagi Persibo justru dilanda krisis finansial pada tahun 2013.
Usai mempertimbangkan secara masak-masak, pilihan Samsul akhirnya jatuh lagi kepada Persela. Didapuk sebagai penyerang andalan, lelaki berpostur 166 sentimeter ini berhasil mengemas 13 gol. Namun lagi-lagi, Samsul hanya bertahan di Lamongan selama satu musim sebelum menerima pinangan Arema FC.
Di kota Malang, Samsul tetap mampu menunjukkan tajinya sebagai penyerang klinis meski kalah bersaing dengan Cristian Gonzales yang menjadi andalan utama di lini depan. Selama kurang lebih dua tahun, Samsul merumput di Stadion Kanjuruhan.
Tepat di tahun 2016, Samsul yang berstatus free agent direkrut oleh tim asal Jawa Barat, Persib Bandung. Tampil lumayan apik, pemilik 17 caps dan 2 gol untuk tim nasional Indonesia ini pun hanya bermukim setahun di Kota Kembang.
Saat Piala Presiden dan Liga 1 musim 2017 lalu digulirkan, Samsul memilih untuk kembali ke Lamongan dan memperkuat Persela. Hebatnya, performa yang disuguhkannya pada kesempatan ketiga merumput di Stadion Surajaya berjalan elok.
Samsul. dengan gagahnya justru melaju sebagai pencetak gol terbanyak klub sekaligus penyerang lokal dengan koleksi gol tertinggi di Liga 1 musim kemarin.
Tatkala pujian dari LA Mania, pendukung Persela, semakin sering diterimanya, karakter nomaden Samsul justru kembali ‘kambuh’. Desember kemarin, Samsul telah sepakat untuk menandatangani kontrak bersama klub asal Kalimantan Selatan, Barito Putera, guna menyongsong Piala Presiden dan Liga 1 2018. Laskar Antasari pun secara resmi jadi klub ketujuh Samsul di sepanjang kariernya.
Penikmat sepak bola Indonesia, khususnya Bartman yang merupakan suporter fanatik Barito, pasti akan menunggu aksi-aksi Samsul kala mengenakan seragam kuning khas Barito. Ada asa yang mereka sandarkan kepada pemain yang tengah merayakan ulang tahun ke-33 ini bahwa ketajamannya bakal muncul sekali lagi dan sanggup membawa Laskar Antasari meraih prestasi yang lebih tinggi di musim 2018.
Selamat ulang tahun, Samsul!
Author: Budi Windekind (@Windekind_Budi)
Interista gaek yang tak hanya menggemari sepak bola tapi juga american football, balap, basket hingga gulat profesional