AS Roma mengalami penurunan performa mendekati pertengahan musim. Di tiga laga terakhir, mereka dua kali mengalami kekalahan dan sekali meraih hasil imbang. Hasil buruk yang membuat mereka tertinggal 9 poin dari Napoli, sang pemuncak klasemen sekaligus juara paruh musim Serie A 2017/2018.
Jika tak segera berbenah, Il Lupi akan semakin tertinggal jauh. Salah satu cara yang bisa dilakukan AS Roma adalah dengan segera melakukan perombakan pemain. Komposisi pemain yang saat ini bukan buruk, melainkan terlampau rapuh untuk tim yang juga memiliki target melaju lebih jauh di Liga Champions dan berprestasi di kompetisi lokal.
Kesalahan AS Roma sejak awal musim
Kedatangan Monchi, membuat AS Roma dianggap melakukan pekerjaan yang bagus. Monchi, dengan segala prestasi yang ia torehkan bersama Sevilla, dianggap sebagai “pembelian terbaik” AS Roma.
Meskipun begitu, ada satu kesalahan fatal yang dilakukan Gialorossi, yakni saat mereka melepas Mohamed Salah ke Liverpool. Salah memang sedang menjalani bulan madu bersama Liverpool hingga pertengahan musim ini. Namun, jauh sebelum bersinar di Merseyside, Salah adalah kunci dari permainan AS Roma.
Salah bermain sebanyak 83 kali dan mencetak 34 gol serta 24 asis. Dalam total laga tersebut selama dua musim, Salah terlibat dalam 58 gol AS Roma. Dari data ini, jelas bahwa Salah adalah motor serangan AS Roma.
Kesalahan Serigala Ibu Kota sejak awal adalah melepas Salah tanpa menemukan pengganti yang sepadan. Eusebio Di Francesco menekankan sejak awal bahwa ia menginginkan penyerang sayap kanan yang menggunakan kaki kiri sebagai kekuatannya.
Mempertahankan pemain yang sudah merengek menuju pintu keluar adalah hal yang tak bagus. Namun, membiarkan pemain pergi tanpa memiliki rencana yang lain juga sebuah kesalahan. Kehilangan Salah adalah keadaan yang bisa diprediksi namun tak bisa diantisipasi.
Gregoire Defrel, Cengiz Under, dan Patrik Schick yang didatangkan di awal musim tak mampu menjadi pengganti Salah. Mereka silih berganti mengisi pos sayap kanan dan hasilnya, di lima besar Serie A sejauh ini, Roma menjadi tim paling sedikit mencetak gol dengan “hanya” 29 gol.
Tugas Roma di Januari: mencari pengganti Salah
Tugas AS Roma di bursa transfer Januari ini sama dengan tugas di awal musim panas lalu: mencari pengganti Salah. Tanpa Salah, Roma bak kerupuk yang terkena air. Mengkerut. Memang, urusan mencetak gol tidak terletak dari satu pemain, melainkan sistem, namun, kehilangan Salah adalah pukulan telak bagi AS Roma.
Salah satu isu yang sedang naik saat ini adalah AS Roma menginginkan jasa Matteo Politano. Ia adalah putra asli Roma yang kini bermain di Sassuolo. Jika nanti ia benar-benar kembali ke Roma, maka ada tiga pemain Roma musim ini yang didatangkan dari Sassuolo, dua nama sebelumnya adalah Defrel dan Lorenzo Pellegrini
Di musim ini, Politano telah bermain sebanyak 20 kali dengan mencetak 4 gol dan 3 asis. Saat berhadapan dengan AS Roma di laga terakhir di tahun 2017, Politano bermain cukup memukau. Ia berkali-kali merepotkan Aleksander Kolarov yang berada di sisi kiri pertahanan Roma. Mungkin ia sedang membuktikan ke manajemen Roma bahwa ia layak untuk dibawa pulang. Sudah saatnya putra daerah unjuk gigi.
Nama lain yang bisa masuk dalam daftar pengganti Salah adalah Domenico Berardi. Entah berapa kali Roma harus dikaitkan dengan Berardi. Semenjak Di Francesco masih menukangi Sassuolo, Roma sudah mendekati Berardi. Yang perlu diingat Monchi, ketika mereka mulai melancarkan ‘serangan’ demi menggaet Berardi, penampilan Berardi masih jauh dari standar. Ia hanya bermain sebanyak 16 kali dengan dua kali mencetak gol dan dua asis.
Perubahan di lini belakang
Cedera menjadi momok menakutkan AS Roma setiap musim. Keakraban Roma dengan cedera ACL muncul seiring terlalu seringnya pemain Roma menderita cedera lutut parah ini. Di musim ini saja, Rick Karsdorp dua kali terkena cedera ACL.
Roma membutuhkan bek kanan baru, minimal sebagai pelapis Alesandro Florenzi. Sebenarnya masih ada Bruno peres di pos bek kanan. Namun, penampilan eks bek Torino ini masih jauh dari harapan.
Muncul kemudian wacana untuk memboyong pemain Barcelona, Aleix Vidal. Jika Roma memang serius mendatangkan Vidal, mereka harus head to head dengan Internazionale Milano yang dikabarkan juga meminati Vidal.
Cara lain adalah mempromosikan Abdullahi Nura, bek kanan muda yang dimiliki AS Roma, jika Di Francesco berani. Namun, tingginya ekspektasi pendukung AS Roma, saya tak yakin Di Francesco berani memainkan Nura, jika tidak dalam kondisi yang benar-benar mendesak.
Di sisi sebelah kiri, Di Francesco tampaknya belum bisa memberikan tempat Aleksander Kolarov untuk diisi pemain lain. Padahal, Kolarov membutuhkan waktu untuk beristirahat. Umurnya yang tak muda lagi, 32 tahun, jika terus dipaksa bermain 90 menit, ia akan rentan terkena cedera.
Di pos sebelah kiri, ada nama Emerson Palmieri dan Juan Jesus yang jika dalam keadaan mendesak, bisa dimainkan di pos sebelah kiri.
AS Roma tak memiliki kemampuan finansial seperti Real Madrid. Jika ingin aktif di bursa transfer kali ini, mereka harus menjual dulu pemainnya. Bersyukur, AS Roma lolos ke 16 besar Liga Champions 2017/2018 dengan status sebagai juara grup dan mereka mendapatkan dana sebesar 20 juta euro.
Roma harus bergerak lebih hati-hati. Di awal musim, mereka “membuang” dana yang besar dengan capaian yang tidak terlalu bagus. Dana terbatas di bulan Januari, Monchi harus bergerak dan mengeluarkan jurus pamungkasnya dengan efektif dan efisien, jika ingin mendatangkan pemain yang diinginkan.
Author: Alief Maulana (@aliefmaulana_)
Ultras Gresik yang sedang belajar menulis di serigalagiras.wordpress.com