Eropa Italia

Patrik Schick: Raksasa Penari Balet

“Kami sudah mencapai kata sepakat. Patrik Schick kini pemain AS Roma.” Begitu kira-kira kalimat Presiden Sampdoria, Massimo Ferrero, ketika ditanya wartawan perihal status pemain asal Republik Ceska tersebut. Dengan mahar yang kabarnya menembus 36 juta euro, Schick resmi menjadi pemain Roma.

Pemain berusia 21 tahun ini pernah hampir berseragam Juventus. Namun, Schick gagal ketika menjalani tes medis. Maka, proses negosiasi yang sudah berjalan dengan lancar pun putus di tengah jalan. Setelah gagal bergabung dengan Si Nyonya Tua, nama Schick langsung menjadi buruan dua klub teras Italia.

Internazionale Milano lebih dahulu mendekati mantan pemain Bohemian tersebut. Meski lebih dahulu melakukan pendekatan, proses negosiasi tak benar-benar terjadi. Dalam dua hari terakhir, justru Roma yang mengajukan tawaran konkret. Il Samp tak menghalangi kepergian Schick lantaran tawaran Roma memang sangat layak untuk diterima.

Dengan dana berikut bonus hingga 36 juta euro, Roma mendapatkan salah satu pemain muda yang tampil menjanjikan musim lalu. Sepanjang musim 2016/2017, Schick mencatatkan 11 gol dan 3 asis. Rata-rata golnya terjadi setiap 107 menit. Cukup bagus untuk penyerang yang tidak bermain untuk tim besar di Serie A Italia.

Namun sebenarnya, kontribusi Schick bukan hanya terletak pada jumlah gol yang ia cetak untuk Sampdoria. Pemain dengan tinggi 184 sentimeter tersebut selalu terlibat aktif dalam setiap proses menyerang Sampdoria. Kemampuannya bermain di belakang penyerang dan bisa bermain melebar mendukung kelebihan ini.

Oleh sebab itu, bagi Roma, Schick adalah wujud investasi. Saat ini, ia bisa dimainkan di sisi kanan, bukan sebagai pemain sayap, atau sebagai penyerang bayangan berdekatan dengan Edin Dzeko. Untuk beberapa musim ke depan, Schick bisa diproyeksikan untuk menjadi penerus Dzeko yang saat ini sudah berusia 31 tahun.

Mengingat Gregorie Defrel masih dalam proses adaptasi dengan Roma, Schick akan menjadi kompetitor yang dibutuhkan. Keduanya perlu untuk saling memacu, demi lini depan Roma yang lebih baik setelah ditinggal Mohamed Salah ke Liverpool. Meski memang, keduanya bukan pengganti Salah secara langsung.

Previous
Page 1 / 2