Eropa Inggris

Supaya Pembelian Panik Arsenal Menjadi Lebih Berarti

Paling tidak, Arsenal punya waktu efektif dua hari untuk memperbaiki skuat di jendela transfer musim panas ini. Mengingat cukup banyak pemain yang ingin hengkang, Arsene Wenger akan kesulitan sepanjang musim ini apabila menghabiskan energi untuk mempertahankan mereka. Maka, bekerja cepat adalah jawabannya.

Wenger akan dihadapkan kepada dua hari yang penuh keriuhan. Seperti yang disinggung pada paragraf sebelumnya, manajer asal Prancis tersebut mesti melepas pemain supaya bisa membeli pemain baru. Menyelesaikan aksi ini jauh lebih sulit ketimbang kelihatannya. Dan mau tau mau, Wenger harus menghadapi sendiri masalah yang ia buat.

Sudah sejak bulan Juni, beberapa pemain Arsenal ditengarai masuk dalam daftar jual. Pemain-pemain ini meliputi pemain seperti Lucas Perez, Joel Campbell, Mathieu Debuchy, Theo Walcott, dan Kieran Gibbs. Beranjak ke bulan Juli, nama Alex Oxlade-Chamberlain masuk ke dalam daftar tersebut lantaran enggan memperpanjang kontraknya.

Salah satu masalah yang menghambat kepergian mereka adalah gaji yang tinggi. Walcott, misalnya, sulit untuk dilepas karena standar gaji dirinya terlalu tinggi untuk klub-klub seperti West Ham United atau Everton. Masalah yang sama terjadi untuk Gibbs, Lucas, dan Debuchy. Klub-klub dari luar Inggris perlu menghitung ulang apabila ingin mendapatkan mereka.

Arsenal tak membantu mereka untuk segera hengkang, setidaknya sikap seperti itu yang terbaca. Wenger sadar bahwa Arsenal akan menangguk kerugian besar apabila melepas mereka dengan harga murah. Seperti misalnya banderol Gibbs, yang sempat berada di kisaran 16 juta paun. Saat ini, Gibbs hampir mencapai kesepakatan dengan Watford di angka 6 juta paun saja.

Membanting harga seharusnya sudah dilakukan sejak bulan Juni. Kesadaran bahwa performa buruk dari pemain-pemain ini, kecuali Lucas Perez dan Joel Campbell, akan berpotensi menghancurkan harga harusnya sudah ada. Namun Wenger terus menahan diri dan bahkan pemain seperti Debuchy masih berstatus pemain Arsenal.

The Gunners bisa turun tangan untuk meringankan beban gaji klub peminat dengan membayar beberapa persen dari gaji si pemain. Hal yang sama pernah akan dilakukan Tottenham Hotspur ketika berusaha “menyingkirkan” Emmanuel Adebayor, yang kesulitan mendapatkan peminat karena tingginya gaji.

Saat itu, gaji Adebayor mencapai 100 ribu paun per pekan. West Ham sudah menyatakan tertarik untuk meminjam, tapi keberatan dengan gaji si pemain. Akhirnya, chairman Spurs, Daniel Levy bersedia membayar separuh gaji Adebayor selama satu musim hingga kontraknya habis. Meski transfer tak terealisasi, namun cara yang sama bisa dilakukan Arsenal.

Memang, hal ini akan mendatangkan kerugian dari sisi ekonomi. Namun, Arsenal akan menderita kerugian yang lebih besar apabila tak segera melepas para “deadwood” yang membebani dalam hal jumlah pemain di dalam skuat utama. Dengan menghilangkan mereka dari daftar skuat, Arsenal bisa segera melakukan pembelian (panik).

Previous
Page 1 / 2