Mahmoud Dahoud sudah sering mencuri halaman depan media-media di Eropa sejak ia berseragam Borussia Mönchengladbach. Potensi yang besar membuat namanya dihubungkan dengan karier cemerlang bersama tim-tim besar Eropa. Namun sayang, musim 2017/2018 belum berjalan sebagaimana mestinya.
Memasukkan nama Dahoud ke dalam bursa transfer seperti berdiri di persimpangan jalan. Perubahan yang terjadi di dalama tubuh manajemen Borussia Dortmund, sekaligus pergantian pelatih, bisa saja mengubah peruntungan Dahoud. Sebelumnya, di bawah asuhan Peter Bosz, nama Dahoud seperti menghilang dari panggung termegah Bundesliga.
Sebelum bergabung dengan Dortmund, Dahoud adalah alternatif untuk gelandang-gelandang premium. Mulai dari Sergio Busquets, Marco Verratti, Toni Kroos, hingga Julian Weigl yang saat ini menjadi rekan satu tim. Jika harga gelandang-gelandang premium bisa menembus 60 juta euro, harga pasar Dahoud diperkirakan hanya separuhnya.
Pun, perkiraan itu terbukti kebenarannya ketika Dortmund, secara mengejutkan, berhasil mendapatkan tanda tangan Dahoud, hanya dengan mahar 12 juta euro. Jelas, 12 juta euro adalah kemenangan untuk Dortmund. Dengan dana yang bahkan jauh dari separuh harga gelandang premium, The Yellow Wall mendapatkan pemain yang kelak bisa bergabung di level para elite itu.
Tak hanya rasa penasaran melihat potensi Dahoud kelak, bisa menyaksikannya berduet dengan Julian Weigl saja sudah sebuah kenikmatan. Sebuah perpaduan antara usia muda, kreativitas, kecerdasan, dan ketangguhan. Sebuah purwarupa skuat masa depan untuk menggugat dominasi Bayern München.
Kedatangan Dahoud juga diiringi dengan keberhasilan manajemen Dortmund meminang Bosz. Ia adalah sosok yang mampu membawa Ajax Amsterdam melaju hingga babak final Liga Europa 2016/2017. Meski akhirnya menyerah di tangan Manchester United, namun kerja Bosz mendapatkan apresiasi setinggi mungkin. Ia menyulap skuat muda menjadi kekuatan yang patut diperhitungkan.
Tak berjalan semestinya
Antusiasme yang memuncak seiring kedatangan Dahoud dan Bosz nyatanya tak berlangsung lama. Dortmund sempat melaju kencang di awal musim 2017/2018. Namun, menjelang pertengahan musim, performa Dormund anjlok. Bosz yang keras kepala dan cenderung kaku menerapkan taktik dianggap menjadi salah satu sebab kemunduran Dortmund.
Selain performa yang memburuk, para pendukung Dortmund juga tak bisa menyaksikan kualitas Dahoud sebenarnya. Sejauh ini, Dahoud hanya bermain di 11 pertandingan, dengan kontribusi tiga asis. Total menit bermainnya di Bundesliga hanya 447 menit. Kesempatan bermain yang terbatas di masa Bosz membuat nama Dahoud masuk ke dalam bursa transfer.
Situasi “sedikit” membaik setelah manajemen Dortmund memecat Bosz dan merekrut Peter Stöger yang dikontrak hingga 30 Juni 2018. Di bawah asuhan Stöger, lini tengah Dortmund mendapatkan sedikit kebebasan, berbeda dengan masa kepelatihan Bosz. Apakah kedatangan pelatih baru, juga akan membawa lembaran baru untuk Dahoud? Di sini kemudian dilema didapat.
Potensi Januari
Dengan nilai transfer yang cukup kecil, hanya menyentuh 12 juta euro, biasanya, harga jual kembali si pemain tak akan melebihi tiga kali lipatnya. Merujuk laman Transfermarkt, nilai pasar Dahoud “hanya” 15 juta euro. Jika terdapat lebih dari satu klub peminat, Anda masih aman apabila mengalikan dua nilai pasar Dahoud menjadi 30 juta euro.
Harga masih berpeluang baik ketika Dortmund menunjukkan resistensi dan peminat yang datang adalah klub dengan kekuatan finansial. Maka, masih masuk akal apabila harga jual Dahoud mencapai nilai 40 juta euro. Dengan nilai 40 juta euro, Dortmund sudah menangguk keuntungan lebih dari tiga kali lipat.
Saat ini, setidaknya ada empat klub yang membutuhkan gelandang tengah atau gelandang serang baru. Mereka adalah Barcelona, Manchester United, Juventus, dan Arsenal. Daftar ini masih berpeluang bertambah panjang jika nama Dahoud memang ke dalam bursa transfer. Tentu, banyak klub besar yang tak mau membuang peluang mendapatkan calon gelandang elite.
Barcelona membutuhkan gelandang baru apabila mereka berhasil melepas Andre Gomes dan Denis Suarez. Kemampuan Dahoud untuk bermain sebagai deep-playmaker, sekaligus gelandang sentral, akan cocok untuk kebutuhan Barcelona. Apalagi, Ernesto Valverde suka gelandang petarung. Dahoud memang tak menonjol secara fisik, namun ia berani menyambut kontak fisik dengan pemain lawan.
Manchester United butuh suksesor Michael Carrick dan kemungkinan pengganti Marouane Fellaini yang akan hengkang di Januari. United sendiri punya misi mendatangkan Weigl, yang tentunya akan berbanderol tinggi. Sebagai alternatif, Dahoud adalah pilihan yang bijak.
Juventus? Mendekati akhir Desember ini, Si Nyonya Tua masih berusaha melakukan pendekatan dengan Emre Can dan mencari kesempatan mendapatangkan Kevin Strootman. Emre Can belum memberikan respons, sementara Strootman punya klausul penjualan senilai 45 juta euro. Tentu, Roma akan menunjukkan resistensi jika Juventus mendekati Strootman. Dengan dana 45 juta euro, Dahoud jelas dalam jangkauan.
Arsenal? Sama seperti United, The Gunners bisa memboyong gelandang baru jika sebelumnya bisa menjual terlebih dahulu. Ada dua nama yang disebut bisa dilepas, yaitu Francis Coquelin dan Mohamed Elneny. Pun, pada dasarnya, Arsenal membutuhkan pengganti Santi Cazorla yang cedera panjang. Dahoud sudah mengenal Mesut Özil, jadi proses adaptasi bisa lebih terbantu.
Ketimbang kesusahan mendekati gelandang-gelandang premium, mencari alternatif adalah pilihan bijak. Melirik Dahoud, dengan peluang sukses 50:50 tentu sebuah langkah yang menarik. Harga murah, namun tidak murahan.
Author: Yamadipati Seno (@arsenalskitchen)
Koki Arsenal’s Kitchen