Eropa Inggris

City Jadi Juara Paruh Musim

Juara paruh musim Liga Primer musim ini mungkin sudah ketahuan sejak jauh-jauh hari. Perbedaan poin yang cukup jauh dari rival-rivalnya membuat Manchester City nyaman di puncak klasemen. Selain perbedaan poin yang cukup jauh, kemenangan beruntun yang masih bertahan hingga saat ini ditambah belum pernah dikalahkan tim manapun membuat musim ini musim yang spesial bagi City dan tentu saja Pep Guardiola. Satu tim yang baru mendapat kesempatan untuk menjegal mereka adalah Newcastle United.

Ini adalah kali pertama Rafael Benitez bertemu dengan Pep musim ini. Di laga bertajuk Boxing Day ini, Newcastle tentu mencari peruntungan untuk mengalahkan City. Apapun bisa terjadi di laga Boxing Day. Sayang, City masih kuat meski tahun sudah akan berganti.

Gol Raheem Sterling yang dikreasikan oleh Kevin De Bruyne di babak pertama cukup membuat the Citizen menang di kandang the Magpies. Pertahanan ciamik yang ditampilkan anak asuh Benitez ini sempat membuat frustasi para pemain City sebelum gol Sterling tercipta. Sundulan Sergio Aguero masih bisa diselamatkan oleh Rob Elliot, pun begitu dengan tendangannya yang hanya mengenai tiang gawang. Meski terus menyerang di babak kedua, City tidak mampu menambah keunggulan. Skor 1-0 untuk City bertahan hingga peluit panjang dibunyikan.

Raihan tiga poin yang kembali didapatkan City membuat mereka secara sah menjadi juara paruh musim Liga Primer musim ini. Mereka berbeda 15 poin dengan Manchester United yang baru saja diimbangin Burnley. Bola memang bundar, dan apa saja bisa terjadi di pertandingan sepakbola. Meski begitu, perbedaan 15 poin (dan lebih bagi yang lain) ini tentu terasa sulit untuk dikejar.

Tim yang menjadi juara paruh musim memang belum tentu jadi juara. Menilik sejarah yang ada, beberapa tim yang menjadi juara paruh musim pada akhirnya gagal mendapat trofi Liga Primer. Tanya saja kepada Liverpool yang sempat dua kali mem-PHP para fansnya di musim-musim sebelumnya. Paling terbaru mungkin Arsenal di musim 2015-2016. Menjelang akhir tahun, mereka sukses memuncaki klasemen, menggeser Leceister City yang di akhir musim menjadi juara. Atau kalau mau yang lebih parah, ada Aston Villa di musim 1998-99 yang berakhir dengan posisi enam.

Beda tim, tentu beda nasib juga. City bisa saja terjatuh, tetapi peluang mereka juara sepertinya lebih besar.

Author: Budy Darmawan (@budydiew)
Penyuka sepak bola