Piala Dunia 2018 akan berlaangsung sekitar enam bulan lagi. Meski belum sanggup berpartisipasi di ajang empat tahunan dunia itu, Indonesia selalu ikut merasakan gemerlapnya ajang internasional tersebut. Beberapa alumni Piala Dunia juga sempat berlaga di kompetisi sepak bola Indonesia. Berikut ini beberapa di antaranya:
Michael Essien
Pemain yang pernah memenangkan trofi Liga Champions bersama Chelsea ini adalah andalan tim nasional Ghana di Piala Dunia 2006. Meski merupakan salah satu pemain tersukses di negaranya, Essien tak menjadi bagian Ghana ketika nyaris menembus semifinal Piala Dunia 2010 lalu akibat cedera. Pada usianya yang ke-34, kini Essien meninggalkan Eropa untuk menikmati menjadi marquee player bersama Persib Bandung di Liga Indonesia.
Peter Odemwingie
Berkat kebijakan marquee player Liga Indonesia, sepak bola nasional kebanjiran alumni Piala Dunia pada tahun 2017. Salah satu pemain penting asal Afrika lain yang datang ke Indonesia adalah Peter Odemwingie. Mantan penyerang Stoke City dan West Bromwich Albion di Liga Inggris ini tampil di dua edisi Piala Dunia, 2010 dan 2014. Pemain Madura United ini bahkan mencetak gol kemenangan Nigeria atas Bosnia di Piala Dunia 2014.
Shane Smeltz
Selain Odemwingie, Indonesia juga kedatangan pemain lain yang pernah mencetak gol di Piala Dunia 2010, yaitu Shane Smeltz. Pemain Selandia Baru yang pernah menjadi pencetak gol terbanyak Liga Australia ini memperkuat Pusamania Borneo FC di Liga 1 2017. Ia mencetak gol ke gawang Italia di Piala Dunia 2010 dan menjaga rekor Selandia Baru tak terkalahkan di ajang tersebut.
Didier Zokora
Pemain ini bertarung di sisi salah satu putra terbaik Afrika, Didier Drogba, pada Piala Dunia 2006 dan 2010. Sayang, kedatangannya sebagai marquee player tak berjalan mulus di Liga 1 Indonesia 2017. Mantan pemain Sevilla dan Tottenham Hotspur asal Pantai Gading ini hanya bertahan sebentar di Semen Padang.
Ivan Bosjnak
Salah satu anggota skuat Kroasia di Piala Dunia 2006 ini pernah membela Persija Jakarta pada tahun 2014. Pemain berposisi penyerang ini sempat diproyeksikan Macan Kemayoran untuk menggantikan Bambang Pamungkas yang pindah ke Pelita Bandung Raya kala itu. Namun, pemain yang hanya tampil sekali di Piala Dunia 2006 ini kesulitan beradaptasi dengan atmosfer sepak bola Indonesia. Ia pun hanya bermain satu musim bersama Persija.
Mario Kempes
Tak banyak yang tahu bahwa mantan pemain yang sukses mengantar Argentina ke tangga juara Piala Dunia 1978 ini pernah berlaga di Liga Indonesia. Mario Kempes direkrut Pelita Jaya untuk gelaran pertama Liga Indonesia 1994. Ia sekaligus mengakhiri kariernya di sini karena usianya yang sudah memasuki akhir 30-an. Pemain yang juga jadi top skor Piala Dunia 1978 ini kemudian menyambung kariernya bersama Pelita dengan melatih klub tesebut untuk jilid kedua Liga Indonesia, yaitu 1995/1996.
Roger Milla
Mirip perjalanan Kempes, andalan Kamerun di Piala Dunia 1990, Roger Milla, juga direkrut Pelita Jaya pada musim 1994/1995. Setelah itu, ia berlabuh di Putra Samarinda untuk musim 1995/1996. Penampilan Milla selama dua musim di Indonesia cukup bagus dan menjadi tumpuan timnya mendulang gol. Ini mengingatkan kita ketika ia memesona bersama Kamerun di Piala Dunia 1990, ketika timnas Kamerun menciptakan sensasi dengan menembus perempat-final.
Pierre Njanka
Seperti Milla, Pierre Njanka juga pernah tampil di Piala Dunia bersama Kamerun. Pemain berposisi pemain belakang ini pertama kali membela Persija Jakarta di musim 2008/2009. Kemudian, mantan bek timnas Kamerun di Piala Dunia 1998 dan 2002 tersebut hengkang ke Arema Malang. Di sana, ia mampu mempersembahkan gelar juara Liga Indonesia 2009/2010. Njanka lalu pindah ke Liga Primer Indonesia untuk memperkuat Aceh United pada tahun 2010, sebelum direkrut Mitra Kukar pada tahun 2011. Saking betahnya di Indonesia, pemain kelahiran 15 Maret 1975 iini menutup kariernya di Persisam Samarinda pada tahun 2013.
Maboang Kessack
Lagi-lagi sebuah nama kelas dunia yang didatangkan Pelita Jaya. Anggota timnas Kamerun di Piala Dunia 1990, ini tampil di Liga Indonesia 1997/1998. Mantan pemain Rio Ave di Liga Portugal ini meneruskan kiprah gemilang seniornya, Roger Milla, dengan tampil bagus di Pelita. Ia pun diakui sebagai salah satu gelandang terbaik di Liga Indonesia jilid tiga dan sempat masuk jadi bagian skuat Perang Bintang Liga Indonesia.
Natsja Ceh
Banyak yang tidak familiar dengan nama ini, padahal Natsja Ceh memperkuat Slovenia di Piala Dunia 2002. Ia tampil bagus membela PSMS Medan di Liga Indonesia 2012/2013. Sayang, pemain kelahiran 27 Januari 1978 ini tak mampu menyelamatkan Ayam Kinantan dari degradasi. Ia pun memilih pindah ke Vietnam.
Author: Mahir Pradana (@maheeeR)
Mahir Pradana adalah pencinta sepak bola yang sedang bermukim di Spanyol. Penulis buku ‘Home & Away’.