Klub asal ranah Minang, Semen Padang, tampaknya juga tidak mau ketinggalan dalam merekrut marquee player. Kabau Sirah ini akhirnya merekrut Didier Zokora, pemain Pantai Gading yang sempat memperkuat klub-klub besar di Eropa.
Zokora resmi diperkenalkan Senin (24/4) lalu di Wisma Indarung. Proses administrasi dikabarkan sudah selesai 80 persen. Diharapkan Zokora yang bermain untuk timnas Pantai Gading pada Piala Dunia 2006 dan 2010 ini segera bisa bergabung skuad asuhan Nil Maizar ini saat Semen Padang berhadapan dengan tamunya Persipura, Jumat (28/4).
Usia Zokora saat ini adalah 36 tahun. Bisa dikatakan dia marquee player tertua di Liga 1 Indonesia. Hadirnya Zokora semakin membuat Liga 1 tambah semarak. Sebelumnya, sejumlah pemain kelas dunia sudah bergabung di sejumlah klub Liga 1. Sebut saja Michael Essien dan Carlton Cole (Persib), Peter Odemwingie (Madura United), Mohamed Sissoko (Mitra Kukar) dan Juan Pablo Pino (Arema).
Siapa Didier Zokora? Kebanyakan pencinta sepak bola tentu lebih mengenal nama Didier Drogba. Namun, Zokora juga bukan nama asing bagi pencinta sepak bola karena dia sudah malang melintang di sejumlah klub elite Eropa.
Didier dan adiknya, Armando, bermain sebagai pemain profesional untuk klub lokal ASEC Mimosas pada 1999/2000. Namun, tak lama kemudian terjadi peristiwa tragis. Sang adik tewas tenggelam saat melakukan selebrasi di pantai. Di lengan kanan Zokora, tertulis nama Armand untuk menghormati sang adik.
Pada tahun 2000, Zokora merantau ke Belgia untuk merumput bersama Genk. Dia berhasil membawa Genk meraih gelar Jupiler League Belgia musim 2000/2001. Bersama Genk, Zokora tampil sebanyak 131 kali dengan torehan dua gol. Kemudian pada 2004, Zokora bergabung di AS Saint-Etienne. Sayangnya, dari 74 kali main, dia gagal mencetak gol.
Lalu, pada 2006, dia merasakan kerasnya Liga Inggris bersama Tottenham Hotspur. Penampilannya yang memukau di Piala Dunia 2006 Jerman (sekalipun Pantai Gading gagal melaju ke 16 besar), membuat The Lily Whites tertarik merekrutnya.
Masa-masa awal di Inggris, Zokora malah terkena malaria. Dirawat selama empat hari, dirinya harus absen saat Spurs menghadapi wakil Turki, Beskitas, di fase grup Piala UEFA (sekarang Liga Europa) dan beberapa laga Liga Primer dan Piala Liga.
Zokora masuk dalam skuat Spurs saat meraih gelar Piala Liga musim 2007/2008 (mengalahkan Chelsea di final lewat perpanjangan waktu) . Ini gelar pertama Spurs dalam sembilan tahun. Tahun berikutnya, hampir saja Zokora mengulangi prestasi tersebut. Sayangnya, Spurs harus kalah di final melawan Manchester United lewat adu penalti.
Di final Piala Liga ini, Zokora bermain dari awal laga hingga perpanjangan waktu. Di babak 16 besar Piala UEFA, Zokora berhasil mencetak gol saat Spurs berhadapan dengan PSV Eindhoven. Namun, Spurs harus angkat koper karena PSV menang secara agregat, walau Spurs berhasil mencetak gol tandang.
Tahun 2009, Zokora hijrah ke Spanyol bersama Sevilla. Tampil 79 kali (walau tanpa mencetak gol), Zokora membawa Sevilla kembali ke Liga Champions Eropa dengan menduduki posisi empat besar La Liga musim 2009/2010. Selain itu, Sevilla berhasil meraih gelar Piala Raja kelima kalinya setelah menaklukan Atletico Madrid di Camp Nou, Barcelona.
Pada 2011, Zokora pindah ke klub Turki Trabsonzpor. Sayangnya, peristiwa tidak enak terjadi disini. Zokora mengalami penghinaan rasial oleh gelandang Turki, Emre Belozoglu. Dan saat bertemu lagi, Zokora melampiaskan dendamnya dengan menendang Emre. Namun, wasit hanya memberikan kartu kuning.
Pindah dari Turki, Zokora bermain di klub India, Pune City dan North East United, sebelum hijrah ke Indonesia.
Di timnas Pantai Gading sendiri, Zokora menjadi pemain dengan caps terbanyak (123) walau hanya mencetak gol satu kali. Dia sudah memperkuat timnas Pantai Gading selama 15 tahun.
Nah, apakah Didier Zokora berhasil membawa Kabau Sirah meraih prestasi di Liga 1? Patut ditunggu. Yang pasti, semoga Zokora bisa menikmati kelezatan masakan Minang yang kaya bumbu dan mendunia, ya!
Author: Yasmeen Rasidi (@melatee2512)