Stadion Renzo Barbera, 21 Februari 2009. Memasuki menit ke-26, seorang pemain muda berkulit gelap berhasil mencuri bola dari penguasaan pemain Palermo. Dengan cepat ia berlari menggiring bola dan tak sampai lima detik kemudian sudah tiba di depan kotak penalti lawan. Ia bukan seorang penyerang, nalurinya bukan mencetak gol, sehingga ia sempat mencari posisi rekannya namun tak ada satupun yang berada di dekatnya.
Akhirnya ia memutuskan membawa bola memasuki kotak penalti dan berhasil mengecoh Cesare Bovo. Dengan sontekan kaki kanan, bola bersarang ke gawang Marco Amelia, penjaga gawang Palermo saat itu. Pencetak gol tersebut bernama Mohamed Sissoko. Ketika itu ia masih berusia 24 tahun, dan 8 tahun kemudian kita dapat mengenalnya sebagai marquee player Mitra Kukar.
Kabar bergabungnya Sissoko ke Mitra Kukar memang mengejutkan karena sebelumnya ia sering dikaitkan dengan PSM Makassar. Mitra Kukar sendiri sebelumnya sempat mengincar top skor Liga Myanmar 2013-2015, Cezar Augusto, namun negosisasi gagal di tengah jalan. Naga Mekes kemudian membidik Helder Postiga, namun sang pemain menolak tawaran Mitra Kukar karena alasan keluarga. Pilihan akhirnya jatuh pada Sissoko dan ia dikontrak hingga akhir musim.
Usai tiba di Tenggarong, Sissoko langsung dibawa ke Banjarmasin untuk bergabung dengan rekan-rekannya yang sedang melakukan persiapan untuk menghadapi Barito Putera di laga pertama Go-Jek Traveloka (GT) Liga 1 (15/4) nanti. Akan tetapi, gelandang bertahan setinggi 191 sentimeter ini tidak dapat langsung dimainkan karena International Transfer Certificate (ITC) miliknya belum didaftarkan.
Sissoko memiliki rentetan karier yang mengilap justru ketika ia masih berlabel youngster. Meniti karier junior di Auxerre, pada 2003 ia direkrut Valencia hingga tahun 2005. Ia kemudian membela Liverpool (2005-2008), Juventus (2008-2011), dan Paris Saint-Germain (2011-2013).
Sejumlah titel bergengsi pun pernah ia raih, seperti trofi La Liga bersama Valencia (2003/2004), menjadi kampiun Piala FA bersama Liverpool (2005/2006), dan di PSG meraih gelar juara Ligue 1 (2012/2013).
Sayangnya, sejak dilepas PSG pada 2013 lalu, performanya terus menurun. Sissoko sempat menganggur selama empat bulan sebelum direkrut Levante. Namun ia hanya bertahan setahun disana dan kemudian berkelana ke berbagai klub seperti Shanghai Shenhua (Cina), Pune City (India), bahkan Ternana (Serie B Italia).
Di Ternana, Sissoko menorehkan catatan buruk. Ia hanya tercatat sebagai pemain selama 25 hari sebelum dipecat karena melakukan tindakan tidak profesional. Menurut situsweb resmi Ternana, Sissoko diberhentikan lantaran tidak mau turun dari bangku cadangan ketika melawan Trapani, pertengahan Maret lalu. Sissoko hanya sekali memperkuat Ternana saat melawan Hellas Verona. Itupun ia hanya berada di lapangan selama 35 menit!
Sebagai marquee player yang baru saja mendapat rapor buruk di klub sebelumnya, publik tentu bertanya-tanya berapa nilai kontrak Momo Sissoko di Mitra Kukar. Meskipun Direktur Operasional Mitra Kukar, Suwanto, enggan menyebutkan nominalnya, nilai kontrak Sissoko diyakini tak jauh dari angka 500 ribu euro (sekitar 7 miliar rupiah). Masih sedikit lebih murah di bawah nilai kontrak Michael Essien yang mencapai 800 ribu euro (sekitar 11,2 milyar rupiah).
Di GT Liga 1, Sissoko adalah marquee player kelima yang datang musim ini. Bersama dengan Michael Essien, Carlton Cole, Peter Odemwingie, dan Shane Smeltz, Sissoko akan berpartisipasi di era baru Liga Indonesia.
Semasa muda, Sissoko sempat dilabeli predikat The Next Vieira berkat postur dan gaya bermainnya yang mirip dengan legenda Arsenal tersebut. Meski telah gagal menjadi Vieira 2.0, setidaknya Sissoko memiliki kesempatan untuk unjuk gigi agar tidak dilabeli Marcus Bent 2.0 oleh Mitra Mania karena Mitra Kukar sempat memiliki kenangan pahit bersama penyerang asal Inggris tersebut.
Author: Aditya Jaya Iswara (@joyoisworo)
Milanisti paruh waktu yang berharap Andriy Shevchenko kembali muda dan membawa AC Milan juara Liga Champions Eropa lagi.