Kabar berdirinya negara Catalunya yang terpisah dari Spanyol terus bergaung. Dari arena sepak bola, spekulasi yang paling membuat heboh adalah pernyataan Presiden LFP (asosiasi liga sepak bola Spanyol), Javier Tebas, tentang kemungkinan keluarnya dua klub terbesar Catalunya, Barcelona dan Espanyol, dari liga jika itu terjadi.
Anggap saja kemungkinan itu akan terjadi, mari kita iseng-iseng mengintip seperti apa Liga Catalunya nantinya.
Sebenarnya, jika kita mengikuti pagelaran Copa Catalunya setiap tahun, peta kekuatan di Liga Catalunya nantinya sudah akan terlihat. Copa Catalunya adalah turnamen sepak bola yang diikuti oleh klub-klub yang berada di bawah naungan FCF (Federasi sepak bola Catalunya).
Masalahnya, FCF tidak berada di bawah naungan RFEF (Federasi Sepak Bola Spanyol), yang berarti tidak diakui pula oleh UEFA dan FIFA. Maka, sejak awal diadakannya pada akhir 1980-an, status Copa Catalunya hanya merupakan turnamen amatir.
Karena diikuti juga oleh klub-klub besar seperti Espanyol dan Barcelona, maka Copa Catalunya tidak pernah sepi sponsor dan liputan televisi. Jeleknya, akibat status yang amatir, kompetisi ini seringkali dianggap partai persahabatan oleh Barcelona.
BACA JUGA: Menerawang Nasib Barcelona Tanpa Messi
Hampir setiap tahun Barcelona pasti mengirimkan pemain-pemain pelapis mereka. Mungkin, hiburan paling megah yang dinikmati para penonton Copa Catalunya adalah final tahun 2012, ketika bintang-bintang besar seperti David Villa, Xavi, dan Pedro Rodriguez ikut merumput.
Nah, dengan adanya Liga Catalunya nanti, Copa Catalunya mungkin akan menjadi kompetisi piala domestik pendamping kompetisi utamanya yang berupa liga.
Tentu saja, dengan format liga, turnamen akan berlangsung dengan sistem kompetisi penuh. Para peserta harus bermain kandang dan tandang, anggap saja Liga Spanyol dalam ruang lingkup wilayah Catalunya saja.
Siapa saja kemungkinan peserta Liga Catalunya?
Masih banyak spekulasi tentang klub-klub yang akan berkompetisidi Liga Catalunya. Namun, jika mengambil asumsi liga tersebut akan diikuti semua klub yang eksis di wilayah Catalunya saat ini, tanpa mementingkan kelas atau status mereka, maka pemetaannya akan menjadi seperti berikut:
Barcelona dan Espanyol
Tentu saja siapa pun tidak asing lagi dengan Barcelona dan Espanyol. Dua rival sekota yang sudah bersaing sengit sejak zaman baheula, seringkali diwarnai kecemburuan Espanyol terhadap klub tetangganya yang sukses dan kaya raya.
Kedua klub bersejarah kota Barcelona ini juga merajai Copa Catalunya, dengan total 14 gelar. Rinciannya Barcelona sukses 8 kali menjadi juara, sedangkan Espanyol 6 kali. Barcelona selalu diperkuat pemain-pemain kelas satu dunia.
Oleh karena itu, jika boleh berasumsi, pendirian Liga Catalunya akan berdampak positif bagi prestasi Espanyol. Minimal mereka bisa jadi runner-up liga baru ini di bawah Barcelona.
BACA JUGA: Kaki-kaki yang Menua di Barcelona
Klub-klub divisi bawah
Dengan asumsi klub junior atau tim cadangan tidak akan bisa bermain di divisi yang sama dengan klub utamanya, maka Barcelona B tidak bisa dihitung sebagai peserta Liga Catalunya.
Begitu pula dengan Espanyol B. Para calon peserta yang saat ini berkiprah di kasta kedua Spanyol adalah tiga klub kecil yang berprestasi sedikit lebih baik dari para pesaing lokal mereka.
Klub yang tergolong punya basis suporter besar adalah Girona. Klub ini berdomisili 100 kilometer dari Barcelona.
Girona nyaris promosi untuk pertama kali ke Liga Primera setelah sukses finis di posisi 4 Segunda Division pada tahun 2013, lalu kemudian gagal lagi di tahun 2015 dan 2016.
Selain itu ada Reus dan Gimnastic Tarragona, dua klub dari Provinsi Tarragona. Dua klub ini merupakan langganan naik-turun dari kasta ketiga (Segunda Division B) ke kasta kedua (Segunda Division).
Klub lain yang memiliki jumlah suporter lumayan adalah Sabadell, wakil dari kota berpopulasi 200 ribu penduduk di region yang sama.
Satu klub lain adalah Llagostera, klub kecil dari kota yang hanya dihuni sekitar 8 ribu penduduk. Llagostera mungkin terdengar akrab di telinga pencinta sepak bola Indonesia, karena pernah menjadi tempat latihan bagi Evan Dimas.
Di lapis tiga dan empat kompetisi sepak bola Spanyol, klub-klub dari wilayah Catalunya berhamburan. Di sini terdapat para klub langganan kasta ketiga seperti Lleida, Badalona, Cornella, Sant Andreu, dan Hospitalet.
Sisanya adalah klub-klub berstatus semi-amatir, seperti Perelada, Europa, Asco, Rubi, dan segudang klub kecil lainnya.
Belum lagi jika kita menelusuri kompetisi-kompetisi regional ke pelosok-pelosok Catalunya dan bertemu dengan puluhan tim amatir. Bisa dipastikan, tim-tim amatir tersebut hanya diperkuat pria-pria yang bermain bola hanya untuk mengisi waktu luang mereka saja.
Nah, pertanyaannya, jika memang Catalunya kemudian merdeka dan liga sepak bolanya resmi digulirkan sendiri dan lepas dari La Liga, siapkah klub-klub di Catalunya yang lebih dari setengahnya merupakan klub semi-profesional dan amatir?
Rasanya kita hanya akan disuguhi pemandangan aneh di mana Lionel Messi dan kawan-kawan menghadapi lawan-lawan dengan kelasnya yang jauh di bawah mereka. Dan Liga Catalunya hanya lebih mirip sebagai partai amal daripada sebuah kompetisi resmi.