Eropa Spanyol

Kaki-kaki yang Menua di Barcelona

Kekalahan demi kekalahan ditelan Barcelona awal musim ini. Setelah ditundukkan Cadiz di LaLiga, Blaugrana digilas Juventus tiga gol tanpa balas di Liga Champions.

Musim 2020/2021 seakan menjadi musim yang ingin segera dilupakan para Cules, pendukung Barcelona.

Bagaimana tidak? Di liga domestik armada Ronald Koeman terdampar di peringkat 9 dari 10 kali berlaga, sedangkan di Liga Champions meski berhasil lolos ke fase gugur, Barcelona gagal mengamankan puncak klaseme, menodai kemenangan beruntun di 5 laga pertama.

Daya ledak Barcelona juga tak sehebat biasanya. Kesebelasan yang dikenal hobi pesta gol ini sekarang kadang-kadang irit gol. Margin gol yang lebar memang masih tercatat seperti kala menggunduli Ferencvaros 5-1 atau mencukur Real Betis 5-2, tapi jumlah laga dengan hujan gol itu hampir sama dengan jumlah kekalahannya.

BACA JUGA: Menakar Kemanjuran Formasi Koeman di Barcelona

Kemungkinan proses transisi yang sedang dialami Barcelona menjadi penyebabnya. Tak hanya transisi di pos pelatih yang sekarang diduduki Ronald Koeman, tapi juga di kalangan para pemainnya.

Pilar-pilar kunci yang bergelimang trofi di era Pep Guardiola sekarang sudah berkepala tiga, atau bahkan sudah hengkang dan pensiun.

Di tim saat ini, tinggal Lionel Messi (33), Gerard Pique (33), Sergio Busquets (32), dan Jordi Alba (31) yang merupakan anggota tim tiki-taka Pep yang masih bertahan.

Belum tua-tua amat memang, tapi jelas ada penurunan fisik yang terlihat, terutama kecepatan dan kebugaran.

Sisanya adalah gabungan pemain matang seperti Miralem Pjanic, Marc-Andre ter Stegen, dan Philippe Coutinho, serta rising star seperti Ansu Fati dan Frenkie de Jong.

BACA JUGA: 5 Bintang Mahal yang Terkapar oleh Cedera

Banyaknya pemain baru juga menunjukkan transisi Barcelona untuk mengganti kaki-kaki yang menua. Menurut laman Transfermarkt, sejak musim 2016/2017 dana belanja pemain Barcelona selalu di atas 100 juta euro, berhubung tidak banyak lulusan La Masia terkini yang bisa menembus tim senior.

Bandingkan dengan pengeluaran bursa transfer di masa Pep Guardiola (2008-2012). Barcelona yang sudah mendapat pakem the winning team-nya, hanya membeli 1-2 pemain mahal per musim, dan itu pun tepat guna.

David Villa, Cesc Fabregas, dan Alexis Sanchez contohnya. Mungkin hanya Zlatan Ibrahimovic saja yang gagal, itu pun karena alasan non-teknis.

Transisi di sebuah kesebelasan memang menjadi PR besar. Manchester United sampai sekarang belum mendapat pola terbaiknya, Arsenal masih pincang, Juventus belum stabil, pun Real Madrid juga mulai sempoyongan ketika Marcelo, Toni Kroos, dan Luka Modric semakin berumur.

BACA JUGA: Redupnya La Masia, Maraknya Transfer Dagelan di Barcelona

Ditambah dengan cederanya Pique dan isu hengkang yang sempat hinggap di pundak Messi, rasanya memang musim ini akan berjalan berat buat Los Cules.

Beratnya lagi, identitas mereka sudah kadung melekat dengan klub yang doyan memberondong gol, permainan cantik, dan haus kemenangan.

Stereotip itu, bagaimana pun, akan menjadi bahan cibiran bagi para haters jika Barcelona hanya menang tipis apalagi kalah, tak peduli dengan kondisi yang dialami sekarang.

BACA JUGA: Diisukan Beli Messi, Inter: Kami Cari yang Masuk Akal

BACA JUGA: Berbagi Poin di Camp Nou